46. ₖₐₖₐₖ ᵥₛ ₐdᵢₖ 💎

878 140 7
                                    

- akhir -

H A R U T O X L I S A
-------------------------------------
-perjulidan kakak beradik-

💎💎💎

Sambil menunggu lampu merah berganti, Haruto berinisiatif menelpon Lisa. Lima kali menghubungi nomor sang kakak tetapi di tolak.

Cowok bermata sipit itu berdecak kesal. Lampu merah berubah dan dengan cepat Haruto melajukan motornya lagi.

Haruto menempuh perjalanan dengan kecepatan diatas rata-rata karena Ingin cepat sampai di bandara, semoga saja sang kakak belum pergi.

Haruto marah, mungkin karena sedang menangis tak sadar jika ada motor yang melintas disebuah belokan membuat motor Haruto tersrempet sampai tubuhnya terpental jauh hingga tangannya menyeret aspal.

Semua terasa berputar. Haruto merasakan sakit yang luar biasa karena punggungnya terbanting.

"Haish." umpatnya berusaha bangun. Meringis ketika melihat tangannya berdarah.

"Dek?" orang yang tadi menabrak berusaha membantunya. "Duhhh,  gimana sih bawa motor kenceng banget. Kebiasaan anak mudah nih."

Haruto menggeleng, berjalan ke motornya dibantu mas-mas tadi. Sesekali meringis ketika tangannya kanannya terasa sakit. Berusaha naik kemotor untuk melanjutkan perjalanan.

Mas-mas tadi meringis menatap kepergian Haruto. "Dasar anak muda."

Pokonya Lisa jangan pergi. Setidaknya dia harus bertemu sang kakak dulu sebelum pergi ke Thailand.

Sampailah Haruto di bandara. Ia melepas helmnya sambil meringis karena tangannya menyentuh helm. Ia mengatur nafasnya dulu sebelum berlari tertatih-tatih mencari Lisa di dalam bandara.

Matanya dengan cepat mencari keberadaan Lisa kesana kemari.

"Kak Lisa,"

"Jangan tinggalin gue," lirihnya sambil terisak. Tak mempedulik sebagian orang yang menatapnya iba.

"Eh itu tangannya berdarah,"

"Astaga itu kenapa?"

Haruto masih berjalan tertatih-tatih setelah berkeliling mencari Lisa. Tapi nihil, ia tidak melihat keberadaan Lisa.

Sepertinya Lisa sudah berangkat.

Haruto telat.

Benar-benar telat.

Cowok itu berjalan kearah jendela kaca besar ketika melihat sebuah pesawat sudah terbang. Dadanya sesak, tanpa malu Haruto menangis disana. Marah pada dirinya sendiri.

"Lo jahat, kak..." lirih Haruto tak kuat lagi untuk berdiri. Tungkainya melemas. Ia berjongkok dan menelungkupkan wajahnya sambil menangis.

"Gue benci ditinggal, gue benci dibohongin, gue benci situasi ini, gue benci karena gue gak tau apa-apa," isak Haruto. Rasanya tak sanggup lagi ia berbicara. Sesak. Sesak sekali.

Haruto duduk dikursi setelah petugas bandara menyuruhnya. Petugas itu khawatir melihat kondisi Haruto.

Cowok itu menatap kosong luar jendela lalu menunduk melihat tangannya berdarah. Dan lagi-lagi buliran bening itu jatuh.

Kakak Vs AdikWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu