t i g a

21 11 17
                                    

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

Jam sudah menunjukkan pukul 11.00 pagi, kini Jelie dan anggota basket lainnya sedang duduk di lapangan basket tempat mereka latihan seperti biasa sambil meluruskan kaki. Mereka latihan cukup ekstra hari ini.

"Jadi bener, lo udah sama kak Azriel itu udah putus, Jel? Gue baru denger, sih. Tapi agak gak percaya juga karena kayanya gak ada yang bisa misahin kalian, deh," Tanya Anin yang sedang duduk bersebalahan dengan Jelie.

"Heem, ya bisa aja kali, Nin," Jawab Jelie seadanya seraya meminum air botol.

"Pantes itu si Sateen pd banget deketin dia."

Mendengar penuturan temannya, Jelie tersedak, "Sateen? Temen kelas lu?"

Anin mengangguk, "Iya, yang cantik banget itu."

Ntah kenapa suasana panas di lapangan menjadi tambah panas ketika Anin mengakui bahwa Sateen sangat cantik.

Jika ia masih berstatus sebagai pacar Azriel, sudah dipastikan Sateen tidak berani lagi bertemu dengannya.

"Oh." Untuk sekarang hanya itu yang bisa Jelie katakan.

"Tapi tetap aja, Jel. Kak Azriel tu cocoknya sama lo. Kayanya Sateen bukan tipe dia, deh. Kasian tuh anak."

Mata cewek dengan rambut dikuncir itu memicing, atas dasar apa Anin berkata seperti itu?

Menyadari tatapan teman dekatnya di ekskul basket, Anin terkekeh. "Ck. Gak usah sinis gitu, gue tau lo pasti pengen labrak Sateen sekarang, kan? Tapi sayangnya udah putus," Tuduh Anin tepat sasaran.

"Sok tau lo, Nin."

Percakapan mereka berakhir sampai di situ karena Zidan datang menghampiri Jelie dari lapangan sebelah, "Jel, mau pulang sekarang?"

"Terserah lo aja, sih."

"Yaudah, ayo."

Gadis dengan celana training selutut serta baju basket itu segera berdiri dan memasangkan jaketnya. "Semuanya, gua sama Zidan duluan, ya!"

Kini mereka berdua sedang berada di perjalanan menuju rumah Jelie. Namun tiba-tiba Zidan memarkirkan motornya ke tepi jalan, di mana banyak jajanan pinggiran yang sedang nangkring pada pagi menjelang siang ini. Awalnya Jelie terheran, tapi mungkin saja Zidan memang ingin membeli jajanan, kan?

"Bentar, ya," Ujar cowok itu yang hanya dianggukkan oleh Jelie.

Selagi menunggu Zidan, Jelie menatap sendu tempat duduk di samping gerobak batagor, di mana mengingatkan Jelie saat Azriel tiba-tiba mengajak bunda Jelie makan di sini tepat di hari ulang tahun bundanya. Sederhana, sih, tapi bagi Jelie, setiap detik yang ia lalui bersama Azriel itu sangat memorable.

Zelaska : Stuck With YouWhere stories live. Discover now