23

774 94 1
                                    

Lisa berjalan mondar-mandir didepan pintu ruang UGD. Sedih khawatir cemas semuanya bercampur aduk menjadi satu.

Haruto yang baru saja kembali dari toilet hanya bisa menghela nafas panjang kemudian berjalan mendekat ke arah Lisa.

"Chagi, kau harus beristirahat. Tidurlah biar aku yang menunggu Eomma-mu, malam sudah semakin larut." Haruto menatap Lisa khawatir. Melihat wajah kelelahan Lisa membuat Haruto meringis.

"Aniyo, aku harus memastikan operasinya berhasil." Lisa menggelengkan kepalanya dengan mantap.

Haruto menarik pergelangan tangan Lisa lalu menyuruhnya untuk duduk dikursi tunggu.

"Setidaknya kau duduk jika tak mau tidur. Apa kau tak kelelahan berjalan mondar-mandir seperti itu, eoh?" Haruto menatap Lisa tegas.

Lisa menghela nafas mengusap wajahnya kasar. "Aku khawatir, Eomma akan pergi-"

"Stt!!" Haruto meletakkan jari telunjuknya ke bibir Lisa menggelengkan kepalanya. "Jangan diteruskan, kau tak boleh berpikiran Negatif. Kau harus yakin jika Eomma-mu tidak akan membiarkan putrinya kesepian."

Haruto memegang kedua pundak Lisa kemudian menangkup kedua pipi Lisa lembut menatap kedua manik coklatnya lekat. "Dan kau juga harus yakin, Eomma-mu adalah wanita yang kuat, dia bisa mengatasi semua ini. Percayalah?!"

Kedua mata Lisa mulai berkaca-kaca lalu sedetik kemudian ia mengulurkan tangannya dan memeluk Haruto erat. "A-aku sangat takut."

Haruto membalas pelukan Lisa mengusap rambut panjang Yeoja itu penuh lembut. Melihatnya menangis seperti ini membuat hati Haruto teriris.

Ceklek!!!

Pintu ruang UGD terbuka menampakkan beberapa dokter diikuti oleh para suster keluar bergantian dari dalam ruangan.

Lisa beranjak dari duduknya mendekat ke arah mereka semua khawatir. "Bagaimana dengan Eomma-ku?"

Para dokter yang menangani Eomma Lisa saling berpandangan kemudian mengalihkan pandangannya menatap Lisa dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Eomm-"

"Dokter saya tanya bagaimana dengan Eomma saya?!" Lisa memotong ucapan dokter dengan sedikit meninggikan suara, mendapat respon yang membuat Lisa berpikiran macam-macam menjadikan ia emosi.

Haruto menepuk pundak Lisa pelan, mencoba menenangkan Yeoja itu. Haruto tahu jika Lisa tengah mengkhawatirkan Eomma-nya tapi sikap Lisa itu tidak baik. "Tenanglah, kita dengarkan dulu dokter bicara."

"Operasinya berhasil." Ucap sang dokter diiringi senyuman lebar yang sontak membuat Lisa tersenyum sumringah.

"Tapi.." dokter menggantung ucapannya membuat Lisa menatap sang dokter tak enak hati. "Saya tidak bisa menjamin, jika Eomma-mu bisa sembuh total. Penyakit Eomma-mu sangat ganas, kemungkinan bisa kambuh kembali. Jadi, kau harus benar-benar menjaganya, dan jangan beri dia beban pikiran yang bisa memperburuk kondisinya." Sambung dokter membuat senyum Lisa hilang seketika dan tubuhnya tiba-tiba menjadi lemas.

Haruto yang berada di belakang Lisa dengan sigap menahan tubuh Yeoja itu yang limbung dan hampir terjatuh. "Ya?! Kau baik-baik saja?"

Lisa mengangguk, memegang kepalanya yang sedikit berdeyut lalu kembali berdiri tegak.

"Terimakasih, dok." Lisa membungkukkan setengah badannya diikuti Haruto lalu memberikan mereka jalan untuk lewat.

"Tak perlu berterimakasih, Eomma-mu adalah wanita yang kuat. Banggalah kau menjadi anaknya." Ucap sang dokter membuat Lisa tersenyum tipis, tanpa dokter itu bicara pun Lisa tahu jika Eomma-nya memang sangatlah kuat dan benar-benar kuat.

"Ah, ye! Eomma-mu sekarang akan saya pindahkan ke ruang rawat." Sambung sang dokter sebelum benar-benar pergi meninggalkan Lisa dan Haruto.

"Pastikan Nyonya Tiffany dirawat ruang VIP." Haruto menyela dengan cepat membuat dokter itu menganggukkan kepalanya.

Lisa berdiri tegak lalu membalikkan tubuhnya menghadap Haruto. "Keruangan biasa saja kan bisa?"

Haruto melipatkan kedua tangannya di dada lalu menggelengkan kepalanya. "Aniyo!! Ibu mertuaku harus dirawat di ruangan yang-"

"Yasudah, terserah kau saja. Aku tidak mau memaksamu." Ujar Lisa sembari cemberut dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Haruto.

"Ku gigit sedikit saja boleh tidak?Arghh!!! aku greget sekali." Seru Haruto gemas. Setiap kali melihat bibir Lisa rasanya ingi cepat-cepat menikahi yeoja itu.

.
.

Lisa duduk terkantuk-kantuk, rasa kantuk berat datang menghampiri Lisa yang mati-matian mempertahankan kesadarannya karena ingin tetap terjaga untuk menjaga Eomma-nya yang masih belum membuka matanya sehabis operasi.

Haruto memegang pundak Lisa dan Yeoja itu dengan cepat menoleh ke belakang. "Kau lebih baik tidur. Aku tahu kau pasti mengantuk."

Lisa menggelengkan kepalanya menolak. "Aniyo, aku harus tetap menjaga Eomma-ku, Ruto-ya."

Haruto menghela nafas kasar, menatap lisa lelah. "Eomma-mu tidak akan senang melihatmu seperti ini. Kau bisa sakit, dan jika kau sakit Eomma-mu akan sedih."

Lisa terdiam untuk beberapa saat, apa yang dikatakan Haruto ada benarnya juga. Eomma-nya pasti akan sedih dan menyalakan dirinya sendiri.

"Kemarilah!" Haruto yang tengah duduk di sofa melambaikan tangannya ke arah Lisa.

"Wae?" Tanya Lisa bingung saat melihat Haruto menepuk-nepuk pahanya.

"Mau tidur disini?" Haruto mendongak menatap Yeoja itu.

Lisa menggelengkan kepalanya menolak. "Aniyo. Jika kau tidur sembari duduk,punggungmu akan terasa sakit ketika besok bangun."

Lisa berbalik hendak kembali duduk dikursi dekat ranjang Eomma-nya namun sebelum benar-benar melangkah Haruto menahan tangan Lisa.

"Aku memaksa!!" Ucap Haruto tegas.

Lisa menghela nafas panjang, memilih menyerah berdebat kemudian berbaring di sofa dan meletakan kepalanya di paha Haruto dan mulai memejamkan matanya yang sudah tak kuat menahan kantuk.

Sebuah senyum manis terukir di wajah tampan Haruto. Ia mengusap-usap rambut Yeoja itu lembut. Dilihatnya wajah Lisa lekat lekat dan tanpa sadar Haruto mendekatkan wajahnya ke arah wajah Lisa kemudian mencium pipi gembul Yeoja itu lama.

"Aku sekarang percaya, jika cinta pada pandangan pertama itu benar-benar ada." Gumam Haruto sembari mengusap-usap pipi gembul Lisa yang begitu lembut.

Perlahan-lahan kesadaran Haruto pun mulai hilang dan akhirnya mereka berdua tertidur pulas dalam keadaan Lisa memeluk pinggang Haruto.

* * *

Tbc.....

Mine | Haruto & Lisa ✓ Where stories live. Discover now