14

943 133 1
                                    

Tingtong tingtong!!!

Suara bel rumah Haruto berbunyi cepat diiringi ketukan pintu yang keras membuat Haruto yang tengah rebahan santai di depan TV terganggu.

"Haruto-ya, tolong buka pintunya!!" Suara teriakan Nyonya Kazumi yang sedang berada di dapur terdengar nyaring membuat Haruto mau tak mau bangun dari posisinya.

"Haruto cepat!!" Nyonya Kazumi sekali lagi berteriak ketika suara bel dan ketukan pintu semakin jelas terdengar.

"Nde Eomma!!" Balas Haruto berteriak lalu beranjak dari kursi dan berjalan ke pintu dengan gontai.

Brakk!!!

Belum genap Haruto membuka pintu. Dorongan dari luar membuat Haruto tersentak kaget dan sontak mundur beberapa langkah.

"Hyung? Gwenchana?"

Bugh!!!

Sebuah pukulan keras Hanbin mendarat di pipi mulus Haruto hingga membuat Namja itu tersungkur ke lantai.

Haruto melirik Hyung-nya, bau alkohol tiba-tiba menyeruak masuk ke dalam hidungnya.

Benar, Hanbin sedang dalam pengaruh alkohol. Haruto bangkit dengan memegangi sudut bibirnya yang sedikit berdarah.

Hanbin mengangkat kerah baju Haruto menatap Namdongsaeng-nya tajam seperti akan membunuhnya.

"BRENGSEK!! KENAPA HARUS LO HARUTO, HAH!!!" Hanbin menarik kerah baju Haruto kasar, matanya menatap tajam Namja itu.

Haruto hanya terdiam tak membalas dan membiarkannya saja. Kedua matanya hanya fokus mengamati wajah Hanbin.

Entah benar atau tidak, tapi Haruto berasumsi jika ini pasti ada kaitannya dengan Lisa.

"HANBIN!!! JAUHKAN TANGANMU DARI HARUTO!!!" Teriakkan yang tak asing di pendengaran Hanbin dan Haruto membuat mereka menoleh dan mendapati Nyonya Kazumi yang tengah menatap mereka berdua murka.

Brukk!!

Tanpa disangka-sangka, Haruto tiba-tiba terjatuh ke lantai tak sadarkan diri dengan darah yang keluar dari hidung adiknya.

Hanbin yang menyaksikan itu tersentak kaget, wajah Haruto pucat. Namja itu melangkah mundur saat Kazumi berlari ke arah Haruto yang tak sadarkan diri.

"Ruto-ya, bangun, nak. Lihat Eomma, kau baik-baik saja, eoh?" panik nyonya Kazumi dan langsung memindahkan kepala Haruto kepangkuannya sembari menepuk-nepuk pipi Namja itu pelan.

"Ya!! Apa yang kau lakukan? Kenapa malah diam, hah? Cepat gendong Haruto ke dalam mobil, kita ke rumah sakit sekarang!!" Marah Nyonya Kazumi saat mendapati Hanbin malah diam mematung sembari menatap Haruto.

Hanbin tersentak, lalu segera menggendong Haruto membawanya ke rumah sakit diikuti Eomma-nya yang terisak dibelakang.

.

Hanbin terduduk lemas di kursi tunggu rumah sakit menatap Eomma-nya yang sedari tadi berjalan mondar-mandir sembari memanjatkan doa untuk keadaan Haruto yang sedang ditangani oleh dokter di dalam ruangan.

Hanbin sudah mengabari Appa-nya, Kim Min-jun yang sekarang sedang berada di Jepang dan ia sedang diperjalanan menuju Korea.

Sudah beberapa menit berlalu dokter yang menangani Haruto belum keluar dari ruangan membuat Hanbin dan Eomma-nya khawatir.

Ceklek!!

Hanbin dan Nyonya Kazumi berjalan mendekat ke arah dokter yang baru saja keluar di iringi suster dibelakangnya.

"Dok, bagaimana keadaan putra saya?" Tanya Nyonya Kazumi cepat.

"Apakah Nyonya adalah wali pasien?" Tanya dokter kepada Nyonya Kazumi.

"Ne, saya Eomma-nya." Nyonya Kazumi mengangguk mengiyakan.

"Mari ikuti saya." Ucap dokter itu sembari berjalan menuntun Kazumi ke ruangannya.

Nyonya Kazumi mengangguk lalu berjalan membuntuti dokter ke dalam ruangannya.

Hanbin duduk di kursi tunggu di depan ruangan Haruto di rawat. Ia terlalu malu untuk menampakkan diri dihadapan adiknya.

Hanbin merasa menjadi orang paling bodoh di dunia karena sudah melukai adik kandungnya sendiri karena seorang wanita yang jelas-jelas tak mencintai dirinya.

"Hanbin-ah, apa itu kau?" Suara berat yang memanggil namanya membuat Hanbin menoleh dan menemukan seorang pria paruh baya yang masih terlihat sangat tampan berjalan ke arahnya.

"Hanbin-ah, apa itu kau?" Suara berat yang memanggil namanya membuat Hanbin menoleh dan menemukan seorang pria paruh baya yang masih terlihat sangat tampan berjalan ke arahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanbin bangkit dari duduknya menatap pria yang sekarang berjalan ke arahnya kemudian memeluk Hanbin erat.

"Ternyata memang kau. Appa sangat merindukanmu, nak." Pria yang tak lain adalah Kim Min-jun itu memeluk putra sulungnya yang sudah beberapa tahun lamanya tak bertemu dengannya.

Tubuh Hanbin bergetar hebat, pelukan hangat yang sangat dirindukannya."Appa? Apa itu kau?"

"Ne, aku Appa-mu." Jawab Kim Min-jun membuat Hanbin membalas pelukan pria paruh baya itu tak kalah erat seolah tak ingin kehilangannya lagi.

Kim Min-jun melepas pelukannya dengan Hanbin kemudian menatap Namja itu dari ujung kaki hingga kepala dan tersenyum haru. "Kau tumbuh dengan baik, Hanbin-ah. Appa senang melihatmu sudah tumbuh hingga sebesar ini."


Hanbin balas tersenyum. "Appa kau terlihat berbeda dengan yang ada di foto." Ujar Hanbin membuat Tuan kim Min-jun terkekeh.

"Jinjja? Apa aku terlihat lebih jelek dibandingkan dengan yang di foto?" Tuan kim Min-jun menatap Hanbin jenaka.

"Aniyo, kau terlihat lebih tampan dan muda dibandingkan dengan yang di foto." Ucap Hanbin jujur membuat Tuan Kim Min-jun terkekeh kecil.

"Kau bisa saja, Hanbin-ah." Ucap Tuan Kim Min-jun seraya menepuk-nepuk punggung Hanbin pelan.

"Oh iya, dimana ruang rawat Haruto?" Tanya Tuan Kim Min-jun yang sontak membuat raut wajah Hanbin berubah .

"Haruto dirawat di ruang itu." Hanbin menunjukkan ruangan di mana Haruto dirawat.

"Ya sudah ayo kita kesana!" Tuan Kim Min-jun menarik tangan Hanbin dan Hanbin dengan cepat melepaskan pegangan tangan Appa-nya pelan.

"Appa duluan saja. Hanbin ingin pergi ke toilet sebentar." Ucap Hanbin lalu pergi meninggalkan Appa-nya yang dipenuhi dengan beragam pertanyaan.

"Aku rasa Hanbin sedang memiliki masalah dengan Haruto." Gumam kim Min-jun saat punggung putra sulungnya mulai menjauh.

Tuan Kim Min-jun menghela nafas panjang mengingat kembali kejadian di masa lalu saat dirinya membawa Haruto kecil secara paksa. "Apa semua ini salahku, ya? Menjauhkan antara adik dan kakak membuat hubungan mereka menjadi tak akur."

Tuan Kim Min-jun menggelengkan kepalanya melupakan pikiran itu dan segera pergi ke ruangan Haruto untuk melihat keadaan putra bungsunya.

* * *

Tbc....

Mine | Haruto & Lisa ✓ Where stories live. Discover now