Chapter 3 #Hubungan Lika-Liku

166 66 38
                                    

Tak terasa hari demi hariku lewati, detik demi detik kulalui, langkah demi langkah kujalani, hinggaku pasrah hidupku sendiri pada Illahi, tanpa ada kata-kata lelah dalam hidupku ini, kiniku berharap dirimu kembali dalam hidupku seorang diri.

Tahun seakan berganti seiringan dengan waktu membuatku buta dengan segalanya membuatku terhanyut dalam rayuan manismu, membuatku lupa dengan segalanya, dimana dirimu yang dulu
menyayangiku dimana dirimu yang dulu mencintaiku, kau pergi tanpa kata meninggalkanku seorang diri.

Cinta yang telahku rawat kujaga akhirnya berantakan seperti ini. Di mana janji-janjimu yang terucap dulu. Apakah lupa dengan segalanya. Kuhanya menangis dan menangis.

Sudah dua tahun berlalu akhirnya tak terduga, aku berjumpa dengannya di sebuah Restoran, dia melihatku dan menghampiriku.

"Zara...!" sambil melambaikan tangan dan berjalan kearah ku, aku terkejut dan bingung saat melihat sultan ada di samping ku, yang mana sangat ku rindukan selama ini. Kami akhirnya duduk bersama, tanpa basa basi sultan langsung menanyakan kabar Zara.

"Bagaimana kabar mu selama ini, ternyata kamu tidak berubah masih cantik seperti dulu, aku kira kamu telah melupakan diri ku." Zara menjawab pertanyakan sultan.

"Aku baik saja. Aku kira kamu yang melupakan ku, kamu juga tidak berubah masih suka bercanda seperti dulu. Sudah dua tahun kita tidak bertemu sekarang aku sudah menikah dan mempunyai anak."

"Oh ya.. suami kamu mana Zara?"

"Aku belum menikah." Aku terpaksa berbohong. Aku hanya bisa terdiam saja dan menganggukkan kepala, sebenarnya anak ini adalah anak mu, tapi dia tak pernah tau bahwa aku sedang hamil sewaktu dia meninggalkan ku.

Tak lama kemudian dia pun pergi berjalan kearah toko buku dan aku pergi meninggalkan Restoran. Aku merasa malu sekali, aku mempunyai anak tapi tak mempunyai suami mengapa hidup ku begini, ternyata waktu memang tak pernah membeku seperti yang ku kira selama ini, dua tahun ku berpisah dengannya dan ternyata tuhan mempertemukan kembali.

Sebenarnya ku ingin mengatakan kalau ini adalah anaknya,tapi rasanya sungguh ku tak berani, karena dia telah menemukan pengganti ku di hatinya apa yang harus ku lakukan. Hatiku bertanya-tanya, apakah mungkin dia kembali padaku, aku hanya berharap dia mau mengakui bahwa ini anaknya, karena seorang anak ini, pasti membutuhkan kasih sayang dari seorang ayah, tak lama kemudian aku mendapatkan surat undangan yang dalamnya, bertanda bahwa sultan akan menikah dengan riska seorang anak mantan orde baru, aku terjatuh lelah rasanya, saat membaca undangan tersebut seakan-akan aku tak berdaya saat melihat kertas ini, hati ku terasa sakit, mungkin. aku memang harus melupakannya.

Tak lama kemudian, terdengar tangisan riski di dalam kamar, aku berlari menuju kamar tersebut untuk mengambilnya, aku kasihan melihat dia dan aku berfikir dan apabila dia besar nanti dia pasti akan menanyakan Ayahnya, aku harus bagaimana atau mungkin aku harus mengatakan kepada sultan bahwa riski ini adalah anaknya, aku tak sanggup menahan semua ini aku tak mungkin datang ketempat pernikahannya sultan dan Siska, karena apa bila aku datang. Apa kata orang yang mengetahui, kami pernah menjalani hubungan. Tapi aku harus nekat dan datang menemuinya sebelum terlambat.

"Permisi Mbok apakah ini rumah Sultan?"

Mbok Ani menjawab.

"Iya non!, ini siapa?"

"Saya Zara, saya ingin bertemu dangan sultan!" Mbok ani

"Tunggu sebentar saya panggilkan."

"Den sultan!!!" suara pintu di buka sultan terkejut melihat kedatangan Zara yang membawa seorang anak lelaki yang masih kecil, sangat mirip wajahnya seperti sultan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 02, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[Behind The Sadness] On Going🍁Where stories live. Discover now