Bab 11 Hari pertama menjadi istri

20.3K 1.2K 4
                                    

Setelah semua acara pernikahan, termasuk resepsi selesai. Arga langsung memboyong Alyssa kekediamannya.

Rumah super besar dengan aksen modern yang begitu ketara.

Alyssa bahkan semakin merasa kikkuk ketika Arga yang berjalan di depannya terus menuntunnya. Tidak ada kata-kata yang keluar dari bibirnya, selain kata 'ayo' yang sempat ia katakan sebelum memasuki rumah mewah itu.

"Ini ... ?" Alyssa menatap gugup pada ruangan yang bernuansa abu-abu gelap dengan konsep maskulin.

Sangat besar, namun aura dingin begitu ketara di dalam ruangan itu. Hingga Alyssa merasa ragu untuk masuk lebih dalam lagi. Alhasil, Alyssa hanya berdiri kaku di depan pintu. Menatap sekeliling kamar dengan tatapan waspada.

"Ini kamar kita." Ucapan Arga membuat Alyssa menelan ludah susah payah. Kata kita seakan membuat suasana semakin canggung. Atau, hanya Alyssa yang merasakan begitu?

Karna Arga nampak begitu santai memasuki kamarnya. Bahkan kini dia berdiri memunggungi Alyssa di samping ranjang. Dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam saku celananya.

Menatap punggung kokohnya, yang mungkin terasa keras dan juga tegap, Alyssa merasa sedikit aneh. Hanya dengan menatap punggungnya dari belakang membuat Alyssa salah tingkah sendiri.

Tidak percaya jika hari ini dia sudah menjadi seorang istri. Dengan pria yang bahkan tidak pernah masuk dalam kriterianya.

"Permisi, buk?" Lamunan Alyssa buyar. Menoleh ke belakang, Alyssa sedikit minggir begitu melihat seorang pria setengah baya membawa kopernya.

"Letakkan saja di situ!" Pria itu menurut ketika Arga memberinya perintah. Tersenyum sopan, pria itu pamit undur diri begitu Alyssa sudah membalasnya.

"Bisa tolong tutup pintunya Alyssa?! Saya butuh berganti baju."

Blus

Wajah Alyssa terasa panas begitu mendengar ucapan fulgar Arga. Dengan bergerak kaku, Alyssa menutup pintu. Namun dia memejamkan erat matanya dan genggaman tangannya pun mengeras sebelum berbalik.

Jantungnya semakin berdetak kencang saat melihat tangan Arga mulai sibuk dengan kancing bajunya.

Dua kancing teratas sudah terbuka, Arga kembali sibuk dengan kancing lainnya.

"Arga." Panggil Alyssa yang menghentikan gerakkan tangan Arga. Sebelah alisnya terangkat. Menatap Alyssa dengan tatapan, yang di artikan 'apa?'

"Kamu ... Aku pikir kamu bisa berganti baju di toilet." Ucap Alyssa pada akhirnya. Berusaha menutupi sekuat tenaga nada suaranya yang mendadak terasa serak.

Tanpa mengatakan apapun Arga langsung melenggang pergi. Meninggalkan Alyssa yang menghembuskan nafas lega. Tidak sadar jika sedari tadi dia menahan nafas saat melihat Arga akan membuka baju.

Alyssa memilih menyibukkan diri dengan kopernya. Berniat menyusun semua bajunya, namun begitu menyeret koper miliknya ke walk in closed kedua mata Alyssa lagi-lagi terbelalak kaget.

Ada banyak lemari yang hampir memenuhi ruangan. Bahkan ruangannya itu setengah dari kamar Agra. Alyssa sampai bingung harus meletakkan bajunya di mana.

Padahal Alyssa tidak membawa banyak baju. Dan dia yakin bajunya pasti hanya memenuhi seperempat dari lemari. Jika dilihat dari lemari-lemari besar itu. Lalu haruskah Alyssa menyesal telah menikah dengan Arga? Karna jujur Alyssa sanksi bisa mengikuti gaya hidup Arga.

Arga hidup dengan bergelibang harta. Sedang dia? Alyssa hanya wanita biasa. Ini juga lah yang membuat dia malas berdekatan dengan pria kaya.

"Kamu bisa meletakkan kopermu di situ! Nanti akan ada orang yang mengurusnya." Alyssa mengikuti asal suara. Begitu melihat, Alyssa menyesal karna tidak mengabaikannya.

Mendadak Menikah (SELESAI)Where stories live. Discover now