Bab 9 Lamaran dadakan

16.1K 1.2K 10
                                    

"Gimana dek? Nak Arga nya udah pulang?" Tanya ibu Alyssa begitu ia melangkahkan kaki di ruang tamu.

"Udah, Bu." Jawab Alyssa sekenanya.

"Itu pacar baru kamu, dek?" Mata Alyssa melotot mendengar pertanyaan ayahnya.

Sejak kapan ayahnya berubah kepo. Ingin tau urusan anak muda. Alyssa benar-benar merasa kesal kepada Arga, apa yang sudah dia lakukan pada kedua orang tuanya? Apa dia sudah menyogok ayah dan ibunya? Kenapa mereka keliatan begitu semangat ingin tahu. Perasaan dulu dengan Bagas gak begitu.

"Ayah! Kok nanyanya gitu, sih?"

"Loh kenapa? Toh Bagas sekarang sudah jadi suami orang. Masa iya kamu belum move on."

"Bener tu, yah, lagian ibu lebih suka sama nak Arga dari pada Bagas." Lanjut ibunya menyetujui ucapan suaminya. Wajahnya bahkan kini menunjukkan ketertarikan yang begitu ketara.

"Ibuk, Alyssa cuman teman dengan Arga. Gak lebih." Alyssa berusaha memberikan pengertian kepada kedua orang tuanya. Berharap ayah dan ibunya akan mengerti. Dia benar-benar malas jika harus menjelaskan panjang lebar. Belum lagi selesai urusannya dengan Arga, dia tidak mau menambah masalah dengan kedua orang tuanya.

"Temen? Kenapa baru sekarang dia main ke sini? Ayah juga gak pernah liat dia. Apa karna habis denger kamu putus dari Bagas, mangkanya dia datang ke sini?" Ibunya langsung berbinar mendengar penjelasan ayahnya.

"Bener itu Alyssa? Ya ampun, ibu gak nyangka kalau cowok ganteng begitu ternyata bisa suka dengan anak ibu."

"Dia itu temen kuliah Alyssa dulu Bu. Karna dia sibuk jadi gak pernah main. Lagi pula mana mungkin Alyssa punya pacar begitu. Apa lagi sampe ditaksir sama dia. Ibu sama ayah jangan mikir yang aneh-aneh deh."

"Iya bener kata Alyssa yah, mana mau nak Arga yang ganteng gitu sama Alyssa. Bagas aja selingkuh." Seru ibu Alyssa lesu.

Musna sudah harapan ingin punya mantu ganteng dan cakep. Padahal tadi dia bisa melihat jika pria itu baik dan juga sopan. Dalam hati juga berharap jika dia memiliki hubungan khusus dengan putrinya. Tapi ternyata...

"Ibu. Anaknya kok dibilang gitu sih." Protes Alyssa. Yang anaknya siapa sih? Kenapa ibunya malah mengatakan hal seperti itu.

"Iya, mana nak Arga ganteng, kaya, baik, sopan lagi. Bagas yang model begitu aja kabur, apa lagi nak Arga yang paket komplit begitu." Alyssa benar-benar mendengus mendengar ledekan ayahnya yang tak tanggung-tanggung. Tadi ibunya, dan sekarang ayahnya.

Alyssa bersumpah, tidak akan pernah membiarkan Arga untuk datang lagi ke rumahnya. Jangankan datang, sekedar menyebut namanya pun tidak akan Alyssa lakukan.

********

Alyssa masih bergulung di bawah selimut. Melirik jam di atas dinding. Alyssa kembali membenamkan wajahnya dengan nyaman.

Padahal jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat. Tapi Alyssa belum ada tanda-tanda ingin beranjak dari atas ranjang. Dia ingin bermalas-malasan hari ini.

Mumpung weekend, dia akan beristirahat sepuasnya.

Tok tok tok

"Lyssa, kamu belum bangun?" Suara di balik pintu kamarnya, membuat Alyssa mengurungkan niatnya menutup mata.

Mengangkat kepalanya dari atas bantal, Alyssa kembali melirik jam di atas dinding. Gagal sudah niat bermalas-malasan.

"Alyssa?" Lagi-lagi suara ibunya terdengar.

Meski kesal, Alyssa menjawab. "Sudah Bu, Alyssa sudah bangun."

"Kamu sudah bangun?" Alyssa mengangguk tanpa sadar, padahal ibunya tidak akan melihat anggukan kepalanya.

Mendadak Menikah (SELESAI)Where stories live. Discover now