[Kget]

"Loh? Kak Awan? Kak Awan sekarang jadi tukang parkir? Eh enggak, maksud aku.."

"Iya, sengaja nyari loker yang deket rumah kamu."

"Apa hubungannya?"

"Cuma temen."

"Yo wes, aku duluan, mau," belum selesai dengan bicaranya, tiba-tiba Ann terjatuh pingsan begitu saja.

Karena bingung, Awan ikut pura-pura pingsan. Enggak, dong. Khawatir dengan keadaan Ann, bukannya memberi napas buatan, eh maaf, Awan langsung mengambil ponsel Ann untuk menghubungi keluarganya. Bukannya ada kata sandi atau apalah itu? Never, Ann jarang menggunakan hal semacam itu di ponselnya, karena pelupa. Pernah ia memakai password dengan tanggal lahir, tetap saja sekelas Naufal pun dengan mudah bisa membuka ponselnya tanpa izin.

Panggilan terakhir tepat pada nama "Naufal" tanpa berpikir sebelas kali, Awan langsung menghubungi nomor Naufal.

Setelah obrolan yang tak lama itu selesai, Awan membawa pulang Ann ke rumah. Naufal sudah tahu betul alasan sang Kakak pingsan, berlebih ibunya tadi juga langsung memberi tahu.

Layaknya sedang berada dalam sebuah drama sebagai pemeran utama, Ann tersadar dari pingsannya lalu bertingkah seolah lupa ingatan setelah tak sadarkan diri cukup lama, "aku siapa? Aku di mana?"

"Di liang lahat. Man rabbuka?"

"Allah Subhanahu Wa Ta'ala."

"Mbak udah siap meninggal?"

"Latihan aja."

"Males banget lagian kalau awal haid nggak usah banyak tingkah gitu bisa, nggak? Nyusahin mulu."

Awan yang berada di antara keduanya hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah Adik dan Kakak yang satu ini.

"Makasih dulu sama Kak Awan, tadi dia yang nolongin Mbak Ann."

"Terima kasih, Kak."

"Iya, sama-sama. Cepat membaik, yaa? Aku sekalian mau pamit soalnya ada keperluan lain," Awan pun tau diri untuk segera pulang setelah Ann sudah siuman. Dengan jawaban Ann saja sudah membuatnya takut.

"Syukur, deh, Mbak udah enggak suka sama Kak Awan,"

"Tiba-tiba, nih?"

"Tahu alasan Kak Awan ninggalin Mbak waktu itu?"

"Fokus ujian?"

"Kalau karena jarak kayaknya enggak mungkin, karena udah enggak sayang, sih. Mbak tipikal orang membosankan soalnya. Mana cupu banget kalau telepon ngumpet terus ngomongnya kayak orang kumur-kumur."

"Lautan fakta ini mah."

"Tapi Mbak baik,"

"Mau jadi pacar aku?"

"Stres aku lama-lama tinggal di sini."

Jarang berbincang dengan sang Adik, Ann mencoba membawa percakapan ke arah penyakitnya yang belum sempat ia kasih tahu. Belum sempat memulai, sang Ibu masuk ke kamarnya dengan membawa teh hangat.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 07, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KELAKARWhere stories live. Discover now