40. ✓

11.7K 1.1K 22
                                    

"Del buruan ih, yang lain udah pada ke lab loh!"

Adelin tak menghiraukan perkataan Nanad, dia masih sibuk mengubek-ngubek isi tasnya mencari bahan yang di suruh ketua kelompoknya untuk dia bawa.

Hari ini ada praktikum biologi, dan semua teman kelasnya sudah lebih dulu ke lab tersisa dia dan Nanad di kelas.

"Nad kok ngak adaa?" rengekannya sambil mengecek laci meja tetap tak menemukan barang yang seingatnya sudah ia masukan ke dalam tas sebelum berangkat tadi pagi.

"Ayo ah, nanti minta di kelompok lain aja," usul Nanad mulai panik takut di marahi, mengingat guru biologi mereka cukup galak.

Adelin menurut segera menyusul Nanad yang keluar kelas lebih dulu.

"Kok sepatunya banyak?"

Adelin keheranan, sampai di lab dia menemukan ada lebih banyak sepatu, dia kira hanya kelasnya saja yang mengadakan praktikum hari ini.

"Ada kelas 10 Ipa 1 juga," beritahu Nanad yang duduk lesehan melepas sepatunya dan Adelin mengikuti.

Di dalam sudah banyak orang dan sangat berisik, dan di dominasi oleh suara teman-teman kelasnya.

"Harap diam semuanya, sekarang tolong segera membentuk kelompok seperti yang telah ibu bagikan,"

Sesuai instruksi semua mulai berhamburan menuju kelompok masing-masing.

"Terus ini gimana dong?"

"Asli gue yakin banget udah masukin ke tas, sorry banget guys," ucap Adelin merasa bersalah pada teman kelompoknya.

"Nggak papa, tapi masalahnya gimana mau praktek sedang kita nggak ada bawang merah?"

Hari ini mereka akan meneliti sel pada bawang merah, dan bahan utamanya si bawang merah malah lupa Adelin bawa.

Bunda: kamu lupa bawa bawang ya?

Adelin menurunkan bahunya lesu membaca chat dari Bunda, matanya menatap sekitar senyumnya mengembang melihat bawang merah terpampang nyata tanpa ada yang menjaga.

"Kalian tunggu sini," ucapnya dan segera berlalu pergi.

Melancarkan aksinya Adelin menatap kiri-kanan berjalan mendekat sambil bersiul dengan tangan meraih satu siung bawang merah dan segera pergi dari sana.

"Ini nggak papa? Punya anak Ipa 1 loh,"

"Santai aja cuman satu, mereka punya banyak," kata Adelin meski dirinya sendiri juga merasa khawatir takut ketahuan.

"Bro bawang gue hilang satu!"

Adelin menatap sekitar dan sok sibuk meski memasang telinga mendengar obrolan cowok yang sedang mencari-cari kemana bawangnya pergi.

"Drian, lo ambil bawang gue ya?"

"Nggak, gue dari tadi sibuk ngupas bawang," bantah Adrian yang sedang melihat sel-sel bawang merah lewat mikroskop.

"Njel liat bawang gue nggak?" Naufal bertanya pada salah satu teman kelasnya.

"Di ambil cewek itu tadi, gue kira udah minta sama lo,"

"Mampus!" Adelin bergumam pelan dan segera pergi dari tempatnya, menghampiri kelompok lain berusaha menghindar meski wajahnya sudah di tandai oleh Naufal di tempatnya.

"Lo kenal Njel?" cowok itu bertanya tersenyum pelan saat Adelin menabrak orang karena panik.

"Adelin, anak Ipa 3,"

Sejak saat itu hingga sekarang Naufal masih suka cewek itu diam-diam meski sekarang cukup ada kemajuan karena bisa berinteraksi meski kebanyakan bertengkar.

"Naufal!"

Naufal menoleh, melambaikan tangannya pada Adelin yang berseru memanggilnya dari dalam rumah.

Cewek itu segera mendekat, hari ini dia dan Naufal janjian ah lebih tepatnya Adelin menepati janjinya.

Sore ini di depan pagar rumah Adelin, Naufal menunggu cewek itu dengan motor kesayangannya.

"Gue lama banget ya? Sorry deh, debat dulu tadi sama Abang," ucap Adelin sambil membuka gerbang rumahnya.

Naufal mengeleng, "Santai aja, btw langsung berangkat nih?"

Adelin mengangguk, dan menerima helm yang di ulurkan Naufal dan segera naik ke boncengan cowok itu.

Sore ini seperti janji dia di sekolah siang tadi, Adelin akan menemani Naufal yang ingin membelikan hadiah untuk sepupunya yang besok berulang tahun.

"Mau mampir makan dulu?" Naufal bertanya dan melirik cewek itu lewat spion.

Adelin mengeleng, "Langsung aja,"

Agak kecewa, tapi setidaknya dia berhasil mewujudkan impiannya untuk membonceng cewek ini meski ada sedikit keganjalan di hatinya karena seakan menikung sahabatnya sendiri.

Mereka sampai.

Seharusnya mereka hanya akan membeli hadiah lalu pulang, tapi sekarang hampir satu jam dan mereka masih terjebak di sini karena Adelin bingung akan memilih yang mana karena semuanya lucu-lucu.

Kata Naufal sepupunya itu berumur 16 tahun dan berjenis kelamin perempuan, dan Adelin langsung menyeret Naufal ke toko tas sebelumnya mereka sudah mampir ke toko pakaian dan hampir satu jam mereka habiskan di sana.

"Ini lucu yang ini juga lucu, ihh jadi bingung,"

Ini untuk yang kesekian kalinya, cewek itu masih bingung menentukan pilihan dengan Naufal yang setia di sampingnya.

"Pilih yang mana aja Del, sepupu gue tetep suka," saran Naufal.

"Jangan gitu lah, pokonya harus totalitas," tolak Adelin beralih melihat-lihat tas yang memanjakan mata.

"Yang ini atau ini?" tanyanya sambil mengangkat dua buah tas dengan model yang sama hanya beda warna saja.

"Sama aja Del,"

"Beda!"

Setelah selesai dan membayar mereka tak langsung pulang, karena Naufal dengan segala modusnya mengajak Adelin untuk makan lebih dulu dan Adelin menyetujui, mengitari mall ternyata cukup melelahkan tapi juga menyenangkan.

Sedikit cerita bagaimana Adelin bisa terjebak dengan Naufal di sini sekarang, ini semua karena tadi siang Adelin tak sengaja menumpahkan jus ke seragam Naufal karena merasa bersalah Adelin meminta maaf bahkan menawarkan untuk mencuci baju cowok itu, tapi Naufal menolak dan memberikan opsi lain yaitu harus menemaninya seperti sekarang ini dan Adelin menyetujui.

"Makasih Del!"

Adelin yang sedang menikmati makanannya mendongak, "Tiba-tiba banget?!"

Naufal tertawa kecil, "Aneh ya?"

"Bangett," jawab cewek itu sambil melanjutkan makannya.

"Del!"

Adelin mendongak, "Apa?"

Adelin bingung namun selanjutnya langsung berpose saat Naufal mengangkat ponsel dan mengarahkan padanya, dan Naufal langsung memotret dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya.

"Cantik!"

"Siapa, gue?"

Naufal mengeleng, menunjuk cewek yang duduk di meja belakang tempat duduk mereka dengan dagunya dan Adelin segera menoleh, dia kenal cewek itu kemudian kembali menatap Naufal.

"Mantan pacar teman Abang gue tuh, mau gue bantu minta nomornya?" tawar Adelin, yang langsung di balas gelengan kuat oleh Naufal di tempat duduknya.

...


Hai, Bubu! (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang