Setelah mobil Alan berlalu meninggalkannya, Anes mengambil ponselnya lalu menelpon seseorang disana.

Tidak lama, datang sebuah motor dihadapan Anes, lelaki itu menyodorkan helm ke arah Anes, lalu Anes mengambilnya dengan senang hati.

^^^^^

"Dunia memang kejam..." Senandung Gebi,  sedang beres-beres buku untuk sekolah besok.

"Lucu juga ya semesta, dunia, dan takdir." Cerocos Gebi yang masih setia mengemasi baju-baju yang akan ia pakai besok sekolah.

"Kenapa harus ada orang ketiga?" Lalu Gebi terdiam sebentar, memikirkan Alan, Anes, dan dirinya.

"Hahaha." Gebi tertawa hambar.

"Atau gue orang ketiga diantara mereka?" Sambung Gebi.

DOR DOR DOR

Pintu kamar Gebi digedor dengan keras, membuat Gebi terlonjak kaget.

Berjalan malas kearah pintu, ogah-ogahan Gebi membuka pintu.

Saat dibukanya pintu kamar, sudah ada Bundanya yang membawa dua Tote bag dan laptop.

"Bunda ngapain kesini malem-malem, mau ngungsi?" Tanya Gebi pada Bundanya, yang membawa banyak barang itu.

Bunda menyodorkan Tote bag itu ke Gebi, langsung saja diterima Gebi.

Saat ia buka Tote bag itu ternyata ada banyak novel disana, belum lagi di Tote bag satunya ada Album artis kesukaannya.

Gebi menatap bundanya tidak percaya.

"Ini serius buat aku, Bun?" Tanya Gebi.

"Jangan kepedean, itu hadiah ulang tahun kamu dua tahun kedepan." Timpal Bundanya.

"Ish, terus bunda ngapain bawa laptop?" Tanya Gebi lagi.

"Bunda dapat kesempatan video call sama artis ya, gara-gara beli album?!" Tanya Gebi heboh.

"Ck, halu kamu!" Lalu Bundanya masul kedalam kamar Gebi.

Duduk diatas kasur milik putrinya itu, "Bunda mau ngajak kamu ngedrakor, udah lama kita nggak nobar." Sambung Bunda.

"Ahay!! Siap Bund, aku ambil minum sama cemilan dulu di bawah." Lalu Gebi berlalu meninggalkan kamar.

Bunda tersenyum tipis, selalu ada cara untuk membahagiakan putri nya itu.

^^^^^

Gebi bangun dari tidurnya, dilihatnya Bunda sudah tidak ada disampingnya.

Mengambil ponsel yang ia tidak gubris sejak kemarin, banyak notif bermunculan, tapi tidak ada satupun dari Alan.

Percuma.

Mencoba mengumpulkan nyawanya, perlahan Gebi berjalan kearah kamar mandi dengan gontai.

Selesai berbenah untuk pergi kesekolah, Gebi menatap cermin yang ada dihadapannya.

Lalu Gebi tersenyum disana.

Dikit-dikit Cembokur [END]Where stories live. Discover now