Her Secret - 23 (ENDING)

1.8K 109 24
                                    

"Ardi masih diproses oleh hukum, karena track record-nya dia masih diperiksa. Dia menderita gangguan jiwa. Dan kambuh lagi setelah kejadian kemarin." Kei menjelaskan pada adiknya. Sedari kemarin ia memang mengusut perkara ini. Karena Kai sedang sibuk dengan istrinya.

"Iya kak, kalau dia terbukti gangguan jiwa saat dokter memberikan hasil pemeriksaan. Hukum nggak berlaku buat dia, dan dia harus dirawat di rumah sakit jiwa." Kai mengetuk-ngetuk pulpennya di meja. Setelah mendengar penjelasan kakaknya, ia menjadi agak gundah.

"Sekarang yang terpenting adalah mengurusi istrimu dulu Kai. Urusan Ardi biar kakak yang urus. Cuma tinggal ngasih beberapa perkembangan kasusnya." Kei menepuk pundak adiknya.

Kai mengangguk. "Makasih kak." Ia bersyukur kakaknya membantu dirinya saat seperti ini karena kakaknya sangat ahli membuat sebuah rencana seperti ini.

"Kemarin papa bilang kalau Ardi memang bukan ayah kandung Alsava. Aku sempat mau adain tes DNA buat buktiin kebenarannya. Sempat bingung bagaimana cara bilang ke Alsava. Tapi papa udah kasih tau kebenarannya."

"Dilihat dari fisik memang ada beberapa yang agak sama, tapi itu semata-mata karena Ardi adalah kembaran dari Abhi." Kei menyesap kopinya, mengutarakan pendapatnya mengenai masalah ini.

Kai terdiam saat mendengarkan penjelasan kakaknya.

"Gimana sama Pradana?" Tanya Kei, ia belum mendapat kabar apapun mengenai pria itu karena Kai dan pengacara mereka yang menanganinya.

"Dia udah dipenjara kak, sudah sekitar beberapa bulan yang lalu. Dan itu yang membuat Ardi murka." Jawab Kai, ia meraih ponselnya dan menimbang untuk menelepon istrinya. Sekarang kehamilan Al sudah memasuki usia 9 bulan.

Dirinya sebagai suami siaga harus selalu memantau perkembangan istrinya. Maka dari itu semenjak Al sudah memasuki kehamilan diusia 9 bulan, ia meminta istrinya untuk tinggal sebentar dengan mamanya. Jaga-jaga jika ada sesuatu.

"Aku mau pulang kak, aku khawatir sama Alsava yang mau melahirkan." Ucap Kai sesaat ia mengetikkan sesuatu di ponselnya, kemudian ia berpamitan dengan kakaknya.

"Silahkan kamu pulang dulu, waktu Neya mendekati hari melahirkan kakak juga nggak tenang. Biar kakak yang tangani sebagian kerjaan kamu."

Kaiverd mengangguk, kemudian berlalu dari ruangan. Ia ingin pulang dan membawakan pesanan istrinya.

***

Alsava sedang berjalan disekitar taman milik mertuanya sembari mendengarkan musik melalui headset. Saat hamil seperti ini ia sangat menyukai musik, begitupun dengan calon bayinya yang suka menendang-nendang saat diputarkan musik.

"Mommy mau kamu jadi pemain musik nantinya." Al berbicara sendiri sembari mengusap perut buncitnya. Usia kehamilan yang sudah trimester akhir ini membuat pinggangnya pegal-pegal. Tapi ia senang karena bayinya tumbuh sehat di perutnya.

"Daddy kamu kok belum pulang ya? Padahal ini sudah jam pulang." Al melihat jam tangannya. "Mungkin masih di perjalanan, kamu nggak sabar pingin makan pesenan kita yang dibawa Daddy ya?"

Al terkejut sedikit dan terkekeh saat merasakan tendangan yang lumayan kencang di perutnya. "Sabar ya, Nak." Ucapnya.

Terkadang Al senang saat anak dalam perutnya ini selalu mengerti dan merespon apa yang ia bicarakan.

Beberapa saat kemudian ia tersenyum saat merasakan matanya ditutup oleh seseorang. Dari bau parfumnya ia sudah mengira jika ini adalah suaminya.

Al tersenyum kemudian membalikkan badannya. Melihat wajah lelah suaminya ini.

"I'm home." Kai menunduk dan mengecup singkat bibirnya, kemudian beralih mengusap pelan dan mencium perutnya.

"Welcome home, anak kamu udah nggak sabar makan pesenan yang kamu bawain." Al memeluk suaminya dan bersandar didadanya.

Her Secret [COMPLETE]Where stories live. Discover now