Keringat mulai bercucuran membasahi keningnya, meski rasa pegal mulai Septi rasakan dia tetap melangkahkan kakinya, berusaha sampai pada tujuannya.
Srekk srekk
Begitulah yang Septi dengar dari sandalnya yang beradu dengan daun yang berserakan, kakinya melangkah dengan hati-hati agar tak terpeleset ataupun terpelosok pada lubang-lubang.
Tersenyum senang kala matanya menangkap sebuah rumah tua yang terlihat bersih, dengan cepat dia berlari memasuki rumah itu. Meski dalam hati dia bertanya-tanya, kenapa rumahnya bersih? Apa ada seseorang yang menempati rumah itu?
Sesampainya di depan pintu, tangannya dengan pelan mendorong pintu, hingga pintu terbuka dengan pelan.
"Akhirnya kau datang juga! Kami sudah lama menunggumu!"
"Kalian?!"
Dilanda rasa terkejut beberapa saat, Septi mulai melangkah masuk, menghampiri tiga orang yang kini duduk di sofa, dengan mata yang tak lepas memandangnya.
"Kenapa kalian ada disini?" Tanyanya begitu mendudukkan tubuh disingle sofa, Septi meluruskan kakinya agar tidak kram jika sewaktu-waktu dia berjalan dengan jarak jauh seperti tadi.
"Kita-kita emang biasa disini, lo aja yang ngga tahu."
Hening.
Septi menyandarkan punggungnya disandaran, kelopak matanya terpejam, berharap semua kejadian yang dia alami dari kemarin malam hingga pagi ini hanya mimpi.
Tapi ketika kembali membuka kelopak matanya, harapannya hancur.
Ini semua bukan mimpi! Ini benar-benar nyata! Dan Septi tak menyangka sama sekali, masa depan memang selalu menjadi misteri.
"Kita akan bersama, selamanya."
Septi tersenyum kecut begitu ucapan gadisnya terlintas, selamanya? Tapi apa? Nyatanya gadisnya lebih dulu meninggalkannya pergi. Dia kita ucapan gadisnya memang benar-benar akan terjadi, mereka akan bersama selamanya, tapi sekali lagi Septi tertampar oleh kenyataan jika gadisnya sudah pergi, meninggalkannya, untuk selama-lamanya.
"Jadi kalian bisa jelasin, apa maksud semua ini?" Septi membuka kelopak matanya pelan, netra hitam legamnya menghujam tajam pada tiga manusia di hadapannya.
Salah satu dari mereka menganggat alis. "Lo belum baca?" Kepala Septi memiring, tak mengerti, baca apa?
Helaan nafas kesal serentak terdengar. "Diary itu, semuanya ada disitu."
"Aku ingin kalian yang menjelaskan semuanya." Ucap Septi keras kepala.
"Ta-"
"Wulan! Karin! Wahid! Pliss! Apapun yang akan aku baca tak akan masuk ke dalam kepala, aku pusing!" Dengan kesal Septi menggebrak meja di depannya, membuat gelas-gelas dan apapun yang ada disana terangkat sejenak dan kembali ke tempatnya.
Kepalanya benar-benar berdenyut, siapa yang tidak terkejut saat tahu teman sekelas kita terlibat dalam masa lalu kita? Septi tak menyangka dan mengira jika Wulan, Karin dan Wahid terhubung ke dalam masa lalunya, apalagi tentang dunia hitam.
"Nenek moyang kita sahabatan, Kakek buyut lo, Kakek dan Nenek buyut gue, begitupun dengan Kakek dan Nenek buyut Wahid dan Karin sahabatan. Yang gue baca, mereka cuman iseng buat organisasi kayak gini, dan lo ngga bakal nyangka kalau..." Wulan menggantungkan ucapannya, mereka bertiga memandang Septi dengan tatapan yang sulit dijelaskan. Septi memandang balik mereka, menunggu kelanjutannya dengan bibir yang menyesap teh hangat dengan pelan.
"Kakek buyut cewek lo juga terlibat."
Uhuk uhuk
"Apa?! Ngga mungkin!!"
...
"Kita ke gudang yuk!"
Ajakan itu membuat Astaroth yang tengah memandang papan tulis dan Asrael yang tengah mencoret-coret belakang bukunya guna menghilangkan kegabutan yang haqiqi menoleh, memandang Azazel tajam.
"Tidak boleh! Aku tahu apa yang ada di gudang, dan kau tak boleh melihatnya!" Larang Astaroth dengan sedikit bentakan, netra biru nya menghujam tajam pada netra yang sama dengannya.
Begitu pula dengan Asrael, alisnya mengerut tak suka. "Aku juga me-la-rang!"
Azazel mengerucutkan bibirnya, dia kesal. Karena tak diberi izin Azazel melangkah keluar, meninggalkan Kakak-kakaknya di kelas begitu saja, mengabaikan teriakan yang tertuju padanya.
"Azazel! Kamu kenapa? Kok cemberut gitu?"
YOU ARE READING
Missing You [End]
Mystery / ThrillerMungkin Tuhan memang menakdirkan hidupnya penuh dengan kesialan, di mulai dari hal-hal yang kecil, sampai hal besar. Contohnya Rival Septian Nugraha yang tak pernah punya teman dan selalu di jauhi di sekolahnya, dan dia tak tahu apa kesalahannya. La...
• 09 •
Start from the beginning
![Missing You [End]](https://img.wattpad.com/cover/267987037-64-k281494.jpg)