1

40.9K 2.6K 315
                                    

Di atas tempat tidurnya seorang perempuan dengan rambut berantakan terlelap dengan mulut yang menganga, baru hari ini dia mampu tidur dengan tenang setelah menyelesaikan seluruh pekerjaan yang menumpuk miliknya.

Prang!!

Tubuh Kezia spontan melompat turun dari tempat tidur dan berlari menuju sumber suara. "AWH!!" Jerit Kezia saat jari kelingkingnya menabrak kaki meja.

"Kenzie! Taylor!" Bentak Kezia, perempuan yang semula nya tidak mampu marah sedikitpun sekarang telah berubah menjadi ibu yang tegas dan sangat di cintai anak-anaknya, selama sepuluh tahun hidup sendirian dan berjuang untuk membesarkan kedua putra dan putrinya tanpa bantuan siapapun tentu membuat Kezia berubah menjadi pribadi yang lebih mandiri dan kuat.

Berkat usaha dan perjuangan Kezia yang tidak main-main, Kezia berhasil membangun sebuah perusahaan yang berkecimpung di dunia fashion, saat ini Kezia terkenal dengan sebutan mysterious queen di kalangan para designer.

"I'm so sorry mommy." Ucap anak laki-lakinya dengan mata manja.

"Sorry sorry gigimu!" Sahut anak perempuan Kezia sambil memukul bagian belakang kepala saudara kembarnya.

Anak laki-laki itu tertawa sekeras yang ia bisa, tangannya dengan usil menjepit hidung mancung adik perempuannya itu, Kenzie memang terkenal sangat usil dan pandai berakting, sedangkan Taylor terkesan lebih dingin dan jutek dibandingkan Kenzie, namun jangan salah, walaupun terkesan galak Taylor ternyata sangat cengeng jika sudah di usili oleh Kenzie, buktinya saja saat ini dia sudah menangis hanya karena hidungnya di tarik oleh Kenzie.

"Uhhh!!! Pesek banget sih! Sini aku tarik hidungnya biar mancung." Ujar Kenzie sambil tertawa.

Dengan geram Kezia menjewer pelan telinga Kenzie. Anak laki-laki itu segera melepaskan cubitannya dari hidung Taylor, dengan tatapan penuh rasa bersalah andalan Kenzie membujuk ibunya agar segera melepas jewerannya dari telinga.

"Ampun mommy. Kenzie cuma gemas aja liat Taylor." Ucap Kenzie. Kezia melepaskan tangannya dari telinga anak laki-lakinya lalu mencium puncak kepala Kenzie dengan penuh kasih sayang.

"Hari ini kita makan apa mom?" Ucap Kenzie kembali ceria seperti biasa.

"Sini Taylor! Ayo masak bareng mommy, jangan nangis mulu ah! Cengeng." Sahut Kenzie yang malah membuat Taylor semakin menangis.

"Aduh Kenzie, jangan di ganggu terus adiknya."

"Kenzie ngga ganggu mom! Taylor aja yang cengeng."

"Taylor gak cengeng!" Sahut anak perempuan Kezia dari sofa.

"Kamu mau makan apa sayang? Omelet? Spaghetti?"

"Taylor mau semuanya!" Ucap Taylor kembali ceria seperti sedia kala. Memang hal yang paling ampuh untuk menghentikan tangisan Taylor adalah makanan.

"Mom, kalau mommy nangis kaya Taylor juga gak?" Ucap Kenzie.

"Kaya Taylor gimana Ken?"

"Iya, bisa di sogok pakai makanan." Kezia tertawa dengan kepolosan Kenzie.

"Kamu peluk aja, mommy pasti gak akan nangis lagi."

"Ya udah sini Kenzie peluk." Ucap Kenzie sambil merentangkan kedua tangannya.

"Tapi boong." Kenzie segera memeluk dirinya sendiri dan menjauh dari Kezia yang hendak memeluknya.

"Kenapa?"

"Mommy belum mandi, kalau mau peluk Kenzie harus wangi dulu." Ucap Kenzie lalu pergi sambil menarik Taylor ke ruang bermain mereka.

Devano Julio. Nama itu terus menerus muncul di kepala Kezia saat ia melihat wajah anak laki-laki mereka, semakin bertambah usia, wajah Kenzie terlihat semakin mirip dengan ayahnya. Selama ini Kezia selalu menyembunyikan informasi mengenai Devano di depan anak-anak. Bahkan Kezia pernah mengatakan pada Kenzie dan Taylor bahwa Devano, ayah mereka, telah meninggal.

Painful Bliss (COMPLETED) Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon