"Oh jadi kemarin-kemarin cantiknya aku nggak spesial gitu?" Tanya gadis itu lagi. Ya Allah dokter Rian tidak tahu lagi harus dengan cara apa menghadapi Claretta, gadis keras kepala satu ini membuat nya pusing, tapi dokter Rian sayang.

"Bukan begitu Retta!" Ujar dokter Rian mencoba untuk lebih sabar menghadapi sikap kekanak-kanakan Claretta.

"Kamu itu selalu cantik, nggak cuma paras kamu, hati kamu juga, makanya saya suka," titahnya dokter Rian.

Claretta mendengus "Dih bohong," sungut gadis itu.

Dokter Rian menghela nafas panjang seraya menggeleng kan kepala nya " Emang yah cewek itu maunya selalu benar, dan nggak mau ngalah, bikin pusing aja! Maunya di ngerti'in terus,, nggak pernah mau ngerti'in balik, untung sayang," omel dokter Rian. Claretta yang mendengar hal itu di tempatnya tekikik geli. Seumur-umur baru kali ini dirinya mendengar dokter Rian mengomel seperti itu, ekspresi wajah nya yang lucu dan menggemaskan membuat Claretta semakin jatuh cinta saja padanya.

"Wajar dong kalau cewek maunya di ngerti'in dan nggak mau kalah, itu manusiawi. Yang nggak manusianya itu kalau cowok yang kayak gitu, kelihatan banget kayak banci," celetuk gadis itu pelan. Sementara di sebelahnya dokter Rian menoleh melempar tatapan sinis kearah Claretta, tersadar karena terus di perhatikan Claretta balas menoleh menyengir lebar seraya memukul pelan lengan kekar dokter Rian.

"Nggak usah gitu juga kali liatin nya. Tau kok aku cantik!" Ujarnya dengan penuh percaya diri.

Plak

Claretta langsung meringis saat setelah mendapat geplakan di jidat nya akibat ulah lelaki di sebelahnya ini.

"Sakit atuh!" Rengek gadis itu. Sementara dokter Rian masa bodoh dan langsung berjalan keluar dari ruangan nya dengan wajah yang kembali datar, masih ada beberapa pasien lagi yang harus ia cek kondisinya, dan salah satu nya adalah mama nya Claretta.

"Eh kasep mo kemana?" Teriak Claretta dari sofa panjang tempatnya duduk.

"Cek kondisi pasien, abis itu baru nganterin kamu pulang," tanpa berbalik dokter Rian menjawab, seraya terus melakukan langkah nya.

***


Setelah selesai dengan urusan nya dokter Rian langsung memilih mengantarkan Claretta pulang, tapi saat dalam perjalanan menuju rumah gadis cerewet itu terus saja merengek minta di temenin ke pasar malam, katanya seumur-umur hidup nya ia tidak pernah melihat pasar malam. Gila sih emang dokter Rian sampai geleng geleng kepala mendengar hal itu, dia tau itu cuma jadi alasan Claretta saja, lagian masa sih seumur hidupnya ia tidak pernah ke pasar malam, Claretta, Claretta, unik-pikir dokter Rian.

"Pak dokter mau ice cream!" Tunjuk gadis itu ke arah salah satu kedai yang menjual berbagai macam varian rasa ice cream. Seraya menarik-narik ujung kemeja hitam yang di kenakan lelaki itu.

Dengan langkah panjang dokter Rian menghampiri kedai itu memesan satu cup ice cream rasa stroberi kemudian diberikannya pada Claretta.

"Makasih pak dokter!" Ujar Claretta dengan senyum manis yang terbit dari bibir nya, mata bulat nya kini menjadi sipit sempurna saat senyum nya semakin lebar.

Dengan senang hati gadis yang masih mengenakan seragam putih abu dengan hoodie hitam di atasnya itu menerima, seraya menyuapkab satu sendok ice cream dalam mulut nya.

I Love U Pak Dokter [End✔ ]Where stories live. Discover now