18. Si Tampan Juna

127 83 236
                                    

Hari-hari Ella kembali berjalan seperti sedia kala. Meskipun ia tak tahu kabar Sam, kabar Juna, bahkan kabar wanita yang ia benci, Tiara. Ia kembali ke kehidupan normalnya. Bersama Nico dan dua lagi sahabatnya, Erik dan Vina.

Juna masih terus mengejarnya untuk meminta maaf, tapi Ella selalu menghindar. Kalau Juna memang ada sesuatu dengan Tiara, sudahlah, biar saja Ella yang mengalah. Mungkin Tiara lebih butuh dua pria itu dibanding dirinya. Meski sakit, tetap ia biarkan.

Tintin!

Klakson Nico selalu membangunkan Ella dari tidurnya yang lelap. Entah mengapa setiap Nico yang menjemputnya, jiwa terlambat dan melanggar Ella selalu kumat.

Berbeda kalau Juna yang menjemputnya, walaupun sedikit lebih pagi dari Nico, tapi Ella selalu sudah siap untuk berangkat. Aneh. Apakah Ella seperti itu di depan Juna hanya untuk pencitraan? Entahlah.

"Eumh" Ella yang masih setengah sadar hanya bergumam sambil mengecap-ngecapkan mulutnya. Matanya masih terpejam.

Drrt..drrt..

Tangan Ella berusaha menggapai ponsel yang berada diatas meja samping ranjangnya.

"Hm?" Gumamnya masih sambil terpejam.

Tuuut.

Nico langsung mematikan sambungan teleponnya, lalu meminta izin kepada Nita untuk masuk ke kamar Ella dan membangunkannya. Dengan senang hati Nita memperbolehkannya.

Bukannya Nita tak mau membangunkan Ella, akan tetapi, selain kamar anak itu dikunci, Ella tak akan bangun jika hanya diteriaki dari luar.

Oleh karena itu, Nico yang selalu menjadi korban dihukum terlambat karena ulah Ella, ia memaksa Ella untuk memberinya kunci cadangan kamar itu. Dengan ancaman tak diantar jemput, akhirnya Ella memberikan kunci kamarnya meski terpaksa.

Nico membasahi kedua tangannya di kamar mandi Ella. Pria itu lalu menciprat-cipratkan tangannya ke wajah Ella.

Karena merasa wajahnya basah, Ella buka matanya. Ia terkejut melihat Nico sedang menatapnya menunggu ia membuka mata.

"BUSET KAGET GUE! GUE KIRA SETAN!"

Nico hanya menyengir lucu.

Ella mengusap wajahnya yang basah. Gadis itu langsung mengerucutkan bibirnya yang mungil.

"Nico lo jahat banget sih bangunin guenya pake dicipratin air!" Ella menggerutu. Nico terkekeh, lucu. Batinnya menanggapi ekspresi Ella.

"Biar cepet." Kata Nico. Ia lalu meraih tangan Ella dan menuntunnya untuk berdiri saat itu juga. Dengan masih setengah sadar, Ella menurutinya.

Ella lalu bergegas mandi, merasa tugasnya sudah beres, Nico keluar menemui Nita di ruang keluarga.

"Eh, sini Nic, duduk sama mama!" Perintah Nita. Nico tersenyum lalu duduk di sebelah Nita.

"Maafin Ella ya, ngerepotin kamu terus," ucap Nita. Ia paham betul sifat anaknya yang merepotkan itu.

"Hehe, gapapa ma," jawab Nico santai. Nita tersenyum. Beruntung sekali putri kesayangannya punya pangeran pelindung sebaik Nico.

"Eh, kamu kan bentar lagi lulus, kamu mau kuliah dimana?" Tanya Nita kemudian.

"Mmm aku sama Ella udah lama ngerencanain bareng di IPB sih ma, kata Ella biar deket sama Sam." Nita hanya manggut-manggut mendengarnya.

"Kamu lewat jalur SNMPTN atau bakal ikut UTBK?" Tanya Nita,

"SNM ma," jawab Nico.

"Wah, berarti kamu pinter juga ya!" Puji Nita kepada sahabat anaknya itu.

SemestrialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang