Yeonjin (3)

Depuis le début
                                    

Felix cepat mengangguk— kemudian hilang dibalik pintu kamar yang ditutup rapat bersamaan Yeonjin yang terheran heran.

"Uncle, papi kenapa?"

Ditanya begitu, Hyunjin juga tidak tau.

Felix sudah selesai mandi, mendapati dapur bersih karena Hyunjin baru selesai mencuci piring. Yeonjin bermain didepan tv dengan boneka yang banyak sekali.

Selesai berbaju rapi, Menyusul Hyunjin dan Yeonjin yang kini bermain bersama.

Felix memikirkan lagi— perkataan Hyunjin beberapa hari lalu. Setelah kamu pergi dariku— tepat satu hari bahkan mungkin kurang dari dua puluh empat jam aku kembali ke apartmentmu dan semua nya kosong, aku menyesal— keputusanku bodoh— setahun Youngbok , aku mencari mu setahun kesana kemari— tapi kamu menghilang seperti ditelan bumi—

Tidak sepenuhnya percaya, Felix jelas menyimpan tanda tanya. Dimana didunia ini laki laki tampan mapan dan rupawan seperti Hyunjin Hwang tidak punya pasangan lagi setelah putuh dengannya? Ah pasti itu bohong kan?

Felix juga belum membicarakan ini, mereka hanya sepakat bahwa Hyunjin boleh mengunjungi Yeonjin kapan saja. Tapi sebatas bertukar informasi pribadi Felix yang enggan menyanggupi.

"Uncle Uncle tau" Yeonjin menarik baju Hyunjin agar memeperhatikan gadis kecil itu menggambar matahari di kertas.

Posisinya Felix duduk disofa menonton mereka, Hyunjin memangku Yeonjin di hambal yang ada.

"Tau apa?"

"Ini namanya matahari— terus ini pohon— ada bunga juga nama bunganya bunga matahari hihihi sama kan—"

"Eumm terus ini siapa?" Yang Hyunjin tunjuk itu gambar orang yang sedikit abstrak didepan gambar sebuah rumah.

"Ini ini ini tu papi— ini Yeonjinne— ini Uncle"

Ditatap Hyunjin, Felix membuang muka kearah jendela yang diluar sedang gerimis.

"bertiga?" Tanya Hyunjin

Dan Yeonjin mengangguk dengan cepat dan menunjukkan nya ke Felix segera.

"Papi lihat! Ini bagus kan"

Setengah mampus Felix mencari kata yang pantas, mau bilang ia gak suka gambarnya karena itu terlihat seperti penipuan! Apa apan seperti keluarga?

Tapi ia mana tega.

"Bagus banget anak papi" Felix mengacungkan jempol.

Yeonjin puas melanjutkan gambar nya lagi.

"Sekarang Yeonjin mau gambar apa lagi?" Tanya Hyunjin

"Bintang yang banyak!" Balas Yeonjin tak kalah cepat

"Oh ya? Kenapa bintang?"

"Soalnya bilang papi— ada bintang dipipi Yeonjin hihihi"

Tunjuk anak itu pada pipinya sendiri.

Dan Hyunjin mengelus pelan pipi ber frackless turunan Felix.

"Cantik" balas Hyunjin gemas menarik Yeonjin pada pelukan dan dikecup bertubi tubi sampai empunya tertawa tawa karena merasa geli.

Felix cuman bisa ngelus dada. Tanggapan Hyunjin masih sama. Apa yang dilakukan ke Yeonjin juga pernah dilakukan ke dirinya. Bilang bahwa Frackless itu cantik padahal bagi Felix itu adalah insecure terbesar yang dimilikinya.

"Tidur yuk, udah lama banget mainnya. Besok kan hari minggu bisa main lagi"

Tawa Yeonjin terhenti, saat Hyunjin bilang seperti itu. Menoleh ke Felix minta pembelaan.

"Udah waktunya tidur sayang—"

Dengan lemah Yeonjin menjatuhkan dirinya ke Hyunjin pasrah digendong ke kamar mandi siap siap sikat gigi.

Lama setelahnya, Felix baru mendapati Hyunjin berjingkat pelan keluar dari kamar anaknya.

Menghampiri Felix yang berdiri sedang minum di samping meja makan.

"Besok aku ada urusan jadi mungkin akan sedikit terlambat kesini"

Jelas Hyunjin panjang lebar, tapi sebenarnya Felix tidak peduli.

"Okay" cuman itu kata yang bisa dikeluarkan.

Bersamaan dengan Hyunjin yang sudah memakai jaket ke dekat pintu keluar, Felix mengikuti karena sekalian mau menaruh sendal Yeonjin ditempat sepatu.

"Aku pergi, selamat tidur— cantik"

Kata cantik yang terucap dari bibir Hyunjin tidak begitu mulus masuk ke telinga Felix tapi mampu membuat si Lee tersipu malu dengan dada yang memburu.

Tbc.

ARENAOù les histoires vivent. Découvrez maintenant