In another life.

1.5K 154 10
                                    

Hyunjin, I cant hear you? What are you doing?

Hello? Where are you? Hyunjin Where are you?

Dengan itu rentetan memori terputar dalam kaset kusut dipikiran Felix pada malam yang hitam pekat. Hyunjin sudah pergi bersama mustang yang mereka pakai pertama kali sebagai tempat bercinta.

Pergi dengan membawa seluruh hidup yang Felix punya.

Tidak ada yang tersisa kecuali raga kecil yang tak bernyawa. Yaitu dirinya.

Tepat besok adalah 5 tahun sang tercinta pergi kesurga, bukan kah Felix harusnya tengah bersiap siap dalam menghormati kepergian kekasihnya.

Tapi apa apaan dia masih terperangkap dalam kamar mandi miliknya, Closet itu tertutup dan Felix duduk diatasnya. Air keran yang mengalir pelan sempurna membuat irama merdu dari tetesan pada lantai apartment yang ditempatinya. Kondisi ini cukup mengerikan.

Ketika merasakan tubuh yang mulai lunglai tapi menyeringai. Inilah saat-saat yang ditunggu, barangnya haram itu bekerja! Sensasi menggelitik di aliran nadi agak sedikit mengganggu tapi asyik.

Mata Felix terpejam membuat delusi tercipta dengan sendirinya.

"Hyunjin! Aku terbang— bisakah kau kemari dan dekap aku ke dalam pelukmu?" teriaknya tak karuan.

Felix menunggu sekitar tujuh detik atau berapa pun itu tak tahu. Ia tak tahu menahu, jari jemari tangan yang ada tampak seperti ada dua puluh lima. Hehe Felix menyeringai, lagi.

Dahsyatnya bukan main, Felix puas akan diri sendiri yang telah menghisap barang ini. Ada candu layaknya seseorang yang sedang dimabuk asmara.

Tapi kenyataannya dia sedang patah karena yang namanya cinta.

"Mengapa kau tidak menungguku supaya kita bisa terbang bersama—"

Felix jelas tidak pernah meragukan eksistensi Hyunjin dihidupnya.

Hari hari yang dilewati bersama terlalu pahit jika ditinggalkan dibelakang tanpa berniat ada pengulangan seperti sedia kala.

Ada sesuatu yang tak henti-hentinya Felix kagumi dari Hyunjin bahwa laki laki itu memiliki pengetahuan yang sangat komprehensif membuat perspektifnya kepada si Hwang kewalahan.

Apapun topiknya akan di bahas sampai ke seluk-beluk titik terdasar. Degradasi, asimilasi, liberalisasi dan sebaginya yang mampu di tanggapi.

Di tengah tarikan napas, Felix berbisik. "Kelak, akankah kau masih bersamaku di kehidupan selanjutnya, Hyunjin?"

Hanya bergulir tawa miris dan rintihan kecil di balik tangis yang tertahan. Felix tidak sanggup lagi dengan keadaan.

Demi tuhan rasanya kepala Felix seperti bedebam keras dan akan pecah. Mengulang memori pahit Hyunjin yang bersimbah darah didepannya.

Dengan sekuat tenaga Felix melihat Tangannya masih dengan jari yang dua puluh lima. Hehe.

Nabastala sedang tidak memihak kepadanya.

Bahwa Hyunjin memang pergi untuk selamanya— Dan Teriakan pilu terdengar. Rintihan kesakitan bahkan sudah berganti dengan sesaknya Nafas yang tertahan—

Putih seketika Apakah Felix sudah di surga yang maha kuasa?

Tidak ada yang tau sampai Felix tidak sanggup berkata kata karena melihat Hyunjin dibelakang tersenyum cerah layaknya bulan purnama di malam hitam tanpa cahaya.

Hanya Fokus pada Hyunjin semestanya.

Felix berlari memeluk kekasihnya, seakan hal itu nyata.

Ya Hyunjin ada, bahkan membisikkan kata.

"aku mencintaimu lee"

"How can I live without you Hwang? Then, did you expect me to sit and watch?" Felix meronta bersama tangis pilu ratusan hari yang telah lalu.

"Lets meet in our next live lixie-ya" Hyunjin memberitahu  Felix yang semakin jadi tangisnya.

Tidak.

Felix menolak, ia tidak mau. Ia akan memaksa Hyunjin membawanya pergi dari surga dan kembali ke dunia.

"How can I live without you?" Tanya Felix putus asa sekali lagi

"I'll jusy dissaper a second" kata Hwangnya berbohong "In the next life okay?" tambah Hyunjin berusaha meyakinkan.

"no, no,noo" suara Felix hilang tidak sanggup melanjutkan.

"I hope you laugh a lot, and you can cry at times, but don't cry too much and dance all you want. Be happy at times, be fussy live like a human being sayang"

"Nggak Nggak aku gak bisa" Felix melepas pelukannya, Marah pada si Hwang dan Menarik sang kekasih menuju pintu yang secara tiba tiba ada.

"kamu pulang ikut aku" pinta Felix.

Hyunjin menggeleng "Tempatku disini, dis sudut memori"

"How did you?" Tanya Felix frustasi. Senyum sang kekasih berganti menjadi tangis sama seperti dirinya kini.

"Im sorry"

Felix dituntun pulang.

"I will born with full of life, I will be with you for a long time. I'll ask god for that, Please, live a long and happy live"  pesan terakhir Hyunjin sebelum melambaikan tangan dan menyuruh Felix pergi.

Berhenti saat itu.

Semuanya menjadi hitam dan Felix yakin mendengar suara sayup sayup seseorang memanggil namanya.

"Felix, Felix kau sudah sadar"

Suara itu terus berulang bersama dengan teriakan
"Dokter teman saya sudah sadar dokter"

Dan Mata Felix terbuka, Sinar masuk memalui Kornea. Silau.

Tidak ada yang bisa ia lihat selain cahaya senter kecil yang dirahkan padanya.

Badanya tidak bergerak. Felix akhirnya sadar Han dan Seungmin tadi yang panik dan berteriak.

Dan ketika ia sudah bisa melihat jelas, Felix tidak mampu berkata dan memeluk Hyunjinnya yang sedang berbicara pada teman temannya.

Itu Hwang nya mengenakan jas putih yang memegang senter! Yang habis memeriksa dirinya.

Hei tidak ada kah yang sadar. Felix berteriak pada Teman temannya namun mulutnya tidak bisa mengeluarkan suara seperti biasa.

Sayup sayup terdengar "teman anda baik baik saja ia sudah melewati masa kritis"

"Terimakasih dokter sam" kata Han dan Seungmin segera menghampiri, menghalangi pengelihatan Felix yang mencoba memanggil Hyunjinnya.

"hyun-"

Felix terbata mengucapkan nama kekasihnya sesusah itu tidak seperti sedia kala.

"jin"

-End-

Mau republish aja soalnya lagi melow ☺️🙏🏻

ARENAWhere stories live. Discover now