♡26: Kacau♡

148 90 341
                                    

“Kak Joy?” tanya Bulan sambil memegang jemari pacarnya itu.

Ia hanya diam dan menatap gadis itu dengan tatapan kosong. Entah mengapa Bulan bisa merasakan ada perubahan sikap dari Joy.

Apakah dugaannya tepat jika Joy mulai ragu akan perasaannya? Apakah benar Joy mulai ilfeel dengannya karena masa lalunya ini?

Perasaan Bulan mulai hancur, matanya sudah berkaca-kaca menatap pacarnya itu. Apakah hubungan ini akan berakhir dalam waktu dekat?

Apakah seharusnya dia tidak mengatakan masa lalunya ini?
Begitu banyak pemikiran negatif yang berhamburan di kepalanya dan badannya juga ikut gemetar.

Namun, Joy tetap diam dan menatapnya dengan ekspresi yang tidak bersahabat. Hingga seruan mengagetkan gadis itu.

“Hei! Duh, pasangan yang lagi kasmaran ini lengket banget, sih!” seru Venus sambil menempelkan botol minuman kemasan dingin ke pipi Bulan.

“Ah elah, dingin!” gerutu Bulan sambil mengusap pipinya yang basah kena air di kemasan minuman itu.

“Iya, biar kepala lo dingin. Pasti udah panas banget tuh kepala isinya Kak Joy mulu,” goda Venus sambil melirik ke arah Joy.

Gadis itu hanya tersenyum kecut, ia bahkan tidak tahu nasib hubungannya seperti apa.

Rasanya ia ingin mengulang beberapa menit yang lalu dan tidak mengatakan kebenarannya pada cowok itu.

“Iya nih. Kita jadi nyamuk ya!” seru Bintang sumringah.

“Idih, nyamuk model apaan coba? Yang ada tuh gue yang jadi nyamuk! Lokan udah jadian sama Fio,” ujarnya sambil menunjuk Fio gemas.

Lagian, dari awal keluar kelas sampai di kantin Bintang masih setia menggenggam erat jemari Fio.

Venus juga menangkap basah lirikan tajam yang diberikan Bintang pada setiap gadis yang melirik pacarnya itu dengan genit.

Mereka salah sasaran, peraturan yang pertama dan terakhir adalah apa yang sudah menjadi hak milik Bintang tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun.

Jika melanggar pasal pertama dan terutama maka akibatnya adalah lirikan tajam setajam sinar laser lalu adu debat untuk membuat mereka sadar kalau pujaan hati mereka sudah ada yang punya.

Venus cukup terpukau dengan kegigihan Bintang untuk mempertahankan hubungannya dengan Fio.

Ia jadi tergoda untuk punya pacar, sayangnya ia masih malas berhubungan dengan kau madam itu. Ia masih betah dan nyaman hidup dengan status jomblo begini. Ia bukan jomblo ngenes, melainkan jomblo bahagia.

Bagi Venus, pacaran itu bukan hal yang wajib untuk dilakukan. Dia harus mencapai mimpi yang diingankannya lalu membahagiakan orang tua dan dirinya sendiri.

Kalau hidupnya sudah beres, baru deh dia berdoa untuk pasangannya kelak.

Tidak ada kata terlambat dalam kamusnya, jadi selama masih diberi kesempatan untuk hidup maka harus dimanfaatkan dengan sebijak-bijaknya.

Mereka sudah duduk di meja tempat Bulan dan Joy berada dan menyantap makan siang mereka.

“Eh, Bulan! Dari tadi kulihat kamu lihat terus Kak Joy. Duh, lihat yang lain kek. Dia enggak lari kok,” goda Bintang sambil menyenggol bahu temannya itu.

“Ah, perasaanmu aja kali.”

“Oh iya! Tadi gue lihat kalian berdua di kelas. Gila! sweet banget pake acara genggam tangan segala. Dari tatapan Kak Joy ke lo tuh rasanya kelihatan banget kalau Kak Joy sayang sama lo,” ujar Venus menggebu-gebu.

I Am Not Bucin! (TAMAT)Where stories live. Discover now