Merasa kecewa dengan dirinya sendiri seharunya ia tak terlalu begitu sejauh ini dan pada akhirnya dirinya harus tersakiti sendiri. Seharusnya dia tahu kalo Al hanya mengaggapnya hanya teman tidak lebih dari itu.

"Fel!" panggil Al sambil mengoyangkan tubuh feli, seketika lamunanya bunyar.

"Fel lu mau kan maafin gue?"tanya Al menatap feli lekat.

Feli menatap Al tersenyum  menaggguk "iya feli maafin ko! " ucap feli.

Rasa kecewa ini hanya bisa ia tuangkan diujung lidahnya bahkan ia tak bisa mengatakan kepadanya bahawa ia  benar benar kecewa terhadap Al. Seharunya ia tak begini harusnya ia mengatakanya tapi rasanya lidahnya begitu kelu untuk mengatakanya bahakan ia tak berani apa lagi ketika Al menatapnya begitu lekat.

Ia tak mau melukai perasan Al walupun dia harus terluka, biarlah dia terluka asal Al bahagia, melihat dia bahagia saja membuat feli merasa bahagia walupun bukan feli orang yang menjadi alasan Al bahagia.

Al tersenyum dengan penuturan feli dia memaafkanya setidaknya rasanya lega mendengar ucapan feli memaafkanya beban di pikiranyanya tak mengantuinya terus sejak kemarin.

Dan mendengar ucapan feli yang memaafkan begitu saja. Al sempat berpikir feli akan begitu kecewa padanya dan menghidarinya, tapi nyatanya itu hanya pikiran Al yang terlalu mengawatirkanya saja. Syukurlah akhirnya malasah ini selesai cukup sampai di sini tak ada rasa kecewa dan bersalah lagi.

Feli terseyum senang melihat Al senang walupun feli hanya bisa melihat Al terseyum senang. 

Mereka akhirnya menikmati moment yang tercipta antara keduanya angin kencang menerpa kulit mereka.

Feli hanya bisa tersenyum melirik Al dari samping ia tak tahu sampai kapan dia harus berpura pura baik baik saja padahal hatinya  terluka dengan sikap Al. Ia hanya bisa menahan semua ini mengikuti alurnya biarkan ia semua terjadi hingga akhirnya dia harus menyerah atau perasaan terbalaskan ia tak tahu yang pasti dia mengikuti alurnya saja seperti air mengalir tanpa tujuan.
.
.
.
.
.
.
Suara tepuk tangan menggelegar di seluruh penjuru ruangan, penampilan mereka yang memuka membuat semuanya terkagum tak menyangka.

Keduanya tersenyum senang menunduk bertrimakasih kepada semua penonton.

"Wow.., penampilan yang sangat luar biasa sekali!. Tepuk tangan sekali lagi!"ucap guru paruh baya yang mengajar pelajaran musik itu.

Suara tepukan tangan kembali menggelegar di seluruh ruangan musik sampai kedua insan itu duduk di tempat mereka semula.

Tapi tidak dengan gadis yang duduk dipinggir jendela memandangin keluar jendela melihat murid yang sedang olahraga di banding dengan keadaan di sekitanya yang tidak berminat untuk ikut campur. 

Penampilan demi penampilan semua murid dengan baik tidak ingin meninggalkan kesan jelek apalagi dipraktek musik ini mereka berlomba lomba mendapatkan nilai terbaik, mereka menginginkan hadiah misteri yang membuat mereka penasaran dan menampilkan prpom yang baik dan memukau.

Hingga akhirnya giliran gadis itu maju kedepan sesuai dengan nomor urut kelompok, kelompok ini sengaja hanya terdiri dari dua orang saja atau berpasangan.  Satunya memainkan Alat musik entah itu piano,gitar atau alat musik lainya dan yang satunya menyanyikan lagu yang akan mereka bawakan. Tak lupa latar vidio yang mengiringi musik mereka.

Mommy Boy [on Going ]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن