35. Joy

338 48 4
                                    

Setelah dari toilet, Dhea memutuskan ke kantin untuk membeli roti dan jus alpukat favoritnya.

Setelah membeli, Dhea celingak-celinguk mencari tempat duduk yang menurutnya strategis.

"Joy!" pekik Dhea dengan lirih saat melihat keberadaan teman Reyvan itu yang tengah duduk seorang diri sambil memainkan handphonenya.

"Gue samperin aja ah," gumam Dhea.

\\\ ///

"Hai, Joy!" sapa Dhea agak keras membuat Joy terlonjak kaget.

Orang-orang yang ada di sekitar meja Joy juga ikut terkejut dan seketika menoleh ke sumber suara.

Dhea! Ngapain dia nyamperin Joy? Batin Fian penasaran.

"Ya ampun, Dhea! Bikin kaget aja lo," ucap Joy agak kesal.

"Hehehe sorry, Joy. Habisnya lo fokus banget sih main hpnya," balas Dhea duduk di depan Joy.

"Lo ngapain nyamperin gue?" tanya Joy.

Dhea balik bertanya. "Emang nggak boleh gue nyamperin lo?"

"Ya boleh. Tapi kok tumben gitu. Ada apa?"

"Sebenernya gue pengen ngomong sih sama lo."

"Yaudah ngomong aja."

Dhea melihat sekelilingnya dan mendapati keberadaan yang dicarinya. "Jangan di sini!" ucapnya pada Joy.

"Kenapa?"

"Rame. Gue mau di gazebo aja."

"Yaudah. Tapi gue nggak bisa lama-lama ya soalnya mau kerkel sama Reyvan, Astrid, Tika."

"Oh iya mereka di mana? Tumben lo sendirian?"

"Mereka udah di perpus. Tadi gue pengen beli minum, makanya gue ke kantin dulu."

"Oh. Yaudah ayo ke gazebo!"

"Bentar, minuman gue belum jadi."

Setelah minuman Joy jadi, ia dan Dhea segera keluar dari kantin.

Dhea sama Joy mau ke mana? Tanya Fian dalam hatinya.

\\\ ///

📍Gazebo

"Joy, gue to the point aja ya," ucap Dhea.

"Iya, terserah lo," balas Joy.

"Tapi lo janji ya jangan kasih tau ke siapa-siapa, terutama orang yang akan gue sebutin ini!"

"Kayaknya ini rahasia banget ya?"

"Nggak terlalu sih, tapi ya jangan sampe ada yang tau aja, belum saatnya hehe."

"Yaudah gue janji deh."

"Bener ya?"

"Iya, Dhe."

"Oke. Jadi gini Joy, sepengetahuan lo, Fian udah punya pacar belum?"

Mendengar pertanyaan Dhea membuat Joy terkejut bukan main. "Lo suka sama Fian?" tanya Joy memastikan.

"Yaa ... gitu deh," jawab Dhea menyengir.

"Sejak kapan?"

"Sejak pertandingan kemarin."

"Pantesan lo mepet mulu sama Fian."

"Eh, gue nggak mepet ya sama dia. Cuma emang kebetulan aja kita duduknya sebelahan."

"Ngeles aja lo, Dhe."

"Buruan jawab pertanyaan gue, Joy!"

"Setau gue, Fian itu jomblo sih. Gue nggak pernah liat dia deket sama cewek manapun."

"Lo yakin?"

"Iya. Gue juga nggak pernah denger berita Fian jalan sama cewek lah atau apapun itu yang berkaitan sama cewek."

Dhea tersenyum. "Bagus deh kalau gitu."

"Bukannya lo lagi deket sama kak Darka ya? Kok sukanya sama Fian?"

"Mana gue tau Joy, tiba-tiba aja gue suka sama Fian."

"Aneh ya?"

"Agak. Eh, btw futsal tuh latian rutinnya hari apa sih?"

"Hari Kamis."

"Jam?"

"Jam 3, tapi buat yang ada kelas boleh nyusul."

"Oh."

"Kenapa nanya gitu?"

"Cuma pengen tau aja. Siapa tau ntar gue pengen nyamperin Fian latian gitu hehe."

"Emang berani nyamperin Fian? Di sana cowok semua lho."

"Berani dong. Gue nggak peduli mau cewek sendiri atau enggak. Yang jelas, kalau gue udah mau, gue akan ngelakuin itu."

"Nekat juga ya lo."

"Hehehe."

Hening sesaat.

"Emang beneran nggak ada ceweknya, Joy?"

"Nggak ada, Dhe. Kalau cewek tuh kumpulan rutin hari Rabu. Kalau Kamis khusus yang cowok."

"Oalah. Yaudah Joy, gue mau balik dulu ke kos. Makasih ya infonya."

"Sama-sama. Emangnya lo udah selesai kelas?"

"Udah. Hari ini gue cuma 1 matkul."

"Oh gitu."

"Iya. Duluan ya, Joy."

"Hati-hati, Dhe!"

\\\ ///

Hari-hari berikutnya Dhea sering menanyakan tentang Fian ke Joy, seperti apa kebiasaan Fian kalau lagi latihan futsal dan sebagainya. Tapi Dhea hanya bisa bertanya melalui chat wa dikarenakan ia dan Joy tidak selalu bertemu ketika di kampus.

2D : Dhea & Darka || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang