26 : kalimat perpisahan

1K 98 1
                                    

"Banyak yang bilang sebuah perpisahan itu adalah sebuah kejadian pendewasaan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Banyak yang bilang sebuah perpisahan itu adalah sebuah kejadian pendewasaan. Ya, pendewasaan untuk menjadi lebih baik dari sebelum nya, menjadi lebih yakin jika perpisahan tidak selalu dalam kata yang buruk"

happy reading~

Lima hari berlalu semenjak Semesta memutuskan untuk mengambil cuti, aku menghela nafas samar sembari membawa buku-buku bercetak tebal di genggaman tangan ku. Langkah kaki ku juga semakin tegas tiap langkah nya.

Akhir-akhir ini aku merasa sangat bimbang, aku tidak tahu mengapa. Tapi yang jelas perasaan ku tidak bisa di jelaskan.

Kalian ingat bukan soal membicaraan ku dengan Keyra beberapa hari yang lalu? soal Semesta, aku tidak bermaksud berbohong atau apa pun itu, tapi aku benar-benar sudah mengetahui semua nya.

Ingat saat hari dimana aku putus dengan Semesta? di sana lah aku mulai curiga dan mencari tahu kebenaran nya, Semesta sakit. Tentu saja aku tidak bodoh jika aku hanya terdiam seperti tidak mengetahui apapun, setelah pulang dari rumah Semesta saat itu aku terfikirkan dengan Semesta yang minum. Sepanjang aku mengenal nya laki-laki itu tidak pernah minum ah-atau aku tidak terlalu mengenal nya saat itu.

Cukup dengan semua persetanan yang ada, di hari yang sama aku pergi ke rumah sakit yang sering Semesta kunjungi. Tanpa sengaja aku melihat amplop berwarna coklat di atas meja di kamar Semesta, dan di sana lah tertera nama rumah sakit tersebut.

Aku bertemu dengan Dokter yang menangani Semesta sekaligus Ayah Semesta. Aku juga menjelaskan maksud kedatangan ku dan meminta nya untuk bercerita sedikit tentang keadaan Semesta, aku fikir Dokter itu tidak akan memberi tahu detail nya. Tapi lagi-lagi aku salah, ia memberi tahu ku semua nya.

Dokter itu bilang jika ia sudah tidak tahu lagi harus memberi tahu tentang hal ini kepada siapa, karena Semesta melarang nya bercerita kepada siapapun, termasuk aku.

Tentu saja aku kaget dengan keadaan yang ada, Semenjak mendengar kabar itu tentu aku marah. Aku marah pada diri ku sendiri karena aku tidak bisa menjaga seseorang yang sudah bersama ku selama tiga tahun lama nya, aku memang benar-benar bodoh!.

Sudah cukup marah dengan diri ku sendiri, menyesali keadaan juga bukan hal yang bisa menyelesaikan masalah. Diam-diam aku mulai memperhatikan Semesta, seperti apa ia minum obat dengan benar atau pun menjaga pola makan nya, atau pun menjadi sering berkunjung ke rumah laki-laki itu. Yaaa, walau pun kalian tahu jika usaha ku tidak selalu berhasil.

Mungkin kalian bingung mengapa aku tetap diam dan tidak pernah membicarakan hal ini kepada nya, ini karena aku tau jika Semesta tidak ingin aku mengetahui tentang hal ini. Alan juga berkata seperti itu, saat aku berbicara dengan nya di taman hari itu. Ia juga meminta kepada ku untuk tetap bersikap seolah tidak tahu apapun.

Terlihat seperti orang bodoh memang, namun aku sama sekali tidak keberatan. Akan ada saat nya aku membicarakan hal ini kepada Semesta, entah lah kapan itu. Aku juga belum tahu.

SEMESTA ✔Where stories live. Discover now