10 : pengumuman

984 118 1
                                    

"Tidak bisa kah kamu melihat, bagaimana rasa ini tumbuh dengan sendirinya?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tidak bisa kah kamu melihat, bagaimana rasa ini tumbuh dengan sendirinya?"

happy reading~

Suara ricuh dan ribut mulai terdengar dari seisi cafe, Sebagian anggota galaksa sudah berada di sana kecuali Alan, Semesta dan Arsya. Mereka belum sampai ke sini, padahal Devan sudah sejak tadi merengkek untuk di beri tahu terlebih dahulu, tapi tentu saja Dirga tidak mengizinkan laki-laki itu tahu lebih dahulu.

Kata Dirga, nanti tidak lagi menjadi kejutan.

Bukan nya Devan tidak sabar ingin tahu apa maksud Bang Dirga memanggil Semua anggota galaksa kemari, hanya saja em... bagaimana cara menjelaskannya. Ya, begitu lah pokoknya, Devan ingin cepat-cepat mengetahuinya.

"Bang? gak bisa Abang ngasih tau kita dulu?" sahut Devan membuka pembicaraan.

Menggelengkan kepala nya yakin, "Enggak!, kalian kan tim. Kalian harus selalu bareng-bereng, termasuk pengumuman yang kali ini"

"Emang nya penting banget Bang?..."

Belum sempat di jawab oleh Dirga, Diska lebih dahulu menjawab nya, "Devan, lo kenal kita baru kemarin ya? kalo Bang Dirga udah manggil kita kesini, berarti ada hal yang penting banget yang harus di beri tahu" jawab Diska dengan wajah cembetut.

"Iya Devan tau Diskaaaa, tapi Devan cuma p-"

"HEH!, kalo lo ngomong dengan cara panggil nama kayak gitu lagi, gue gak bakal mau temenan sama lo lagi sih Dev, creepy banget tau ke dengeran nya!" Tolak mentah Diska.

Tersenyum jahat, Devan rupa nya tidak jerah pula menggoda Diska. Laki-laki itu memang sering kali menggoda gadis itu, Devan bilang itu seru dan lucu, "AAA, Diskaaa Depann gemes, aaadi pwengen peyuk" kata nya membuka tangan nya lebar.

Brhakk

Diska mendorong Devan ke belakang yang menyebabkan laki-laki itu terjatuh ke belakang, jatuh dari kursi nya, "HAHAHA, anjir Diska mantap lanjutkan nak!" kata Dirga yang menyaksikan kejadian tersebut secara langsung.

Munjukan tangan nya ke hadapan Devan, Diska tidak kuat lagi. Gadis itu sudah merinding mendengar Devan yang berlagak seperti itu, rasa ingin meruqiah Devan sudah memuncak. "Van, sumpah ini mah. Lo liat Van!, gue merinding anjir!!!"

Sedangkan laki-laki itu masih merasakan kesakitan di bawah sana, menepuk-menepuk bok*ng nya pelan, "Beneran sakit ini mah, ayo bantuin Depan bangun..." sahut nya menyerahkan telapak tangan nya ke arah Diska.

Menolak nya lagi, "Devan lo kan punya tangan di gunain dong"

"Bantu bangunin, atau Depan cium!?" ancam Devan cepat.

Sebetulnya ia tidak takut dengan ancaman tersebut, benar-benar tidak takut. Bahkan ia tidak percaya laki-laki itu berani untuk melakukan hal bodoh tersebut, jadi ia memilih untuk diam dan membiarkan laki-laki itu berdiri dengan sendiri nya.

SEMESTA ✔Where stories live. Discover now