02 : maaf

2.5K 216 2
                                    

happy reading ~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

happy reading ~

Aku keluar dari mobil Bara, menutup pintu itu dengan sangat gugup. Aku berterima kasih kepadanya, lalu beranjak pergi dari sana.

Kenapa ya jantung ku tidak berhenti mengadakan konser, aku lelah. Aku ingin bernafas lega sebentar, kepala ku pusing kini.

Aku melanjutkan langkah ku dengan sedikit ragu. Entah kenapa, aku merasa bersalah kepada Semesta. Aku merasa bodoh melakukan hal itu.

Menggelengkan kepala ku cepat, aku mendorong pintu cafe pelan. Namun, aku kembali menyeritkan kening ku dalam. Di sini sangat gelap dan juga sepi, aku sama sekali tidak melihat keberadaan Semesta, "Semesta?" aku mencoba memanggilnya.

Tidak ada jawaban apa pun, sekali lagi aku memanggil nama nya, "Semesta? kamu ada di sini?"

Jreng

Suara petikan gitar itu terdengar jelas, aku membalikan badan ku mencari keberadaan sumber suara itu. Dan saat aku berbalik, aku bisa melihat dengan jelas ada seseorang laki-laki tepat di depannya sedang terduduk memangku gitar kesayangan nya.

Semesta sedang bernyanyi, dia membawakan lagu favoritku.

Aku tersenyum haru melihat laki-laki itu, dengan lampu sorot yang menyinari Semesta. Aku bener-bener merasakan ketulusan itu. ketulusan cinta nya.

Tiga tahun aku bersama nya, kenapa baru sekarang aku merasa jika Semesta itu istimewa.

"Tepat hari ini, gue masih bertahan pada seseorang gadis di depan sana. Seorang gadis yang menemani gue, di dalam sunyi nya malam. Walau pun dia tidak pernah bersuara, tapi gue bisa menemukannya, terima kasih telah bertahan sejauh ini, Raina."

Aku memalingkan pandangan ku menahan air mata, sial kenapa mata Semesta selalu saja berbinar. Apa yang harus aku lakukan, apa yang Semesta fikirkan jika saja aku-

"Rain" laki-laki itu mengambil telapak tangan ku, menatap nya sebentar lalu ia memberikan sebuah kalung berwarna silver itu. Ia menaruhnya tepat di atas sana.

Menatap nya lamat , aku binggung dengan- "Rain nya Semesta, makasih telah bertahan sampai di sejauh ini. Maaf ya aku cuma bisa ngasih ini"

Aku menggelengkan kepala ku cepat, "Enggak Semesta, ini lebih dari sekedar cukup buat aku. Ini-ini indah..."

"Ekmm" Setelah suara itu terdengar, lampu mulai di nyalakan. Aku bisa melihat beberapa orang lagi selain kita, contoh nya anggota band galaksa semua nya ada di sini. Aku malu kini, aku sedang menangis sial.

"Pulang aja yuk, cape gue jadi nyamuk terus" sahut Devan

"Ouh biasanya jadi badak ya Van?" tanya Diska.

"Kumbang dia mah" tambah Alan

"Sutt, gak boleh gitu. Ya kan sayang?" Tanya Dirga kepada sang kekasih

SEMESTA ✔Where stories live. Discover now