Tiga puluh empat

1.2K 111 0
                                    

[ CHAPTER 34 RAFA ]

Tidak semua masa lalu itu kelam!

Author

Disinilah Kiara berada, Rooftop sekolah. Tempat ternyaman setelah taman belakang sekolah, sebelum berada di Roftoop, Kiara terlebih dahulu menyaksikan hukuman yang di berikan Arnold kepada Milka. Membersihkan semua toilet perempuan dan laki-laki, bisa di bilang hukumannya sangat ringan tapi dengan ogah-ogahan Milka mengerjakannya, meskipun dengan keterpaksaan.

Kiara menghembuskan nafasnya lelah, akhir-akhir ini badannya terasa lelah, mungkin beberapa hari ini ia terlalu banyak pikiran, sehingga tubuhnya kurang istirahat.

Apalagi berkas-berkas yang di berikan oleh sekretarisnya melalui email, membuat ia harus begadang demi berkas sialan itu.

Kiara memejamkan matanya, punggungnya ia senderkan di sandaran kursi. Angin kencang yang menghembus mengenai wajahnya, membuat beberapa helaian rambutnya berterbangan.

Tak lama suara derap langkah terdengar, Kiara tak peduli gadis itu masih memposisikan dirinya seperti semula.

Sehingga tiba-tiba, seseorang menempati kursi yang berada di samping Kiara, Kiara membuka matanya dan menengok ke arah samping, mimik wajah Kiara berubah drastis menjadi datar, seseorang yang ia hindari sejak tadi pagi kini orang itu sudah berada di sampingnya tanpa berkata apapun.

"Pergi!" Seru Kiara sambil menatap lelaki itu dengan tajam.

"Ra, aku minta maap. Kejadian dulu bukan sepenuhnya salah aku," Kiara membuang muka, ia tidak ingin menatap lelaki yang berada di sampingnya, bisa-bisa luka yang selama ini ia obati bisa saja terbuka kembali hanya karena melihat wajah brengseknya.

"Ra, aku mohon, maafin aku. Kita mulai dari awal, aku cinta sama kamu." Kiara tersenyum miring, apa katanya cinta? Tolong, saat ini Kiara ingin tertawa dengan keras ketika mendengar ucapan laki-laki yang ada di sampingnya.

"Kalo Lo cinta sama gue, Lo gak bakal ngekhianatin gue, Raf." Rafa, murid baru yang menjadi perbincangan seluruh sekolah adalah masa lalu Kiara lebih tepatnya, mantan kekasih.

"Aku udah bilang, itu bukan salah aku!" Ujarnya sedikit meninggikan suaranya, Kiara menatap Rafa dengan tajam. Senyuman miringnya masih tercetak jelas di kedua sudut bibirnya, Kiara berdiri dari duduknya.

"Please, Raf. Gue udah bahagia sama Derry, jangan ganggu gue lagi. Gue udah capek di khianati Sama cowo, tapi dengan beruntungnya gue, gue ketemu sama Derry." Rafa ikut berdiri, laki-laki itu menundukkan kepalanya menatap wajah Kiara yang tinggi badannya hanya sebatas dada. Tangan Rafa terulur untuk menyentuh pundak Kiara, namun sesegera mungkin Kiara menghindarinya.

"Kita bisa mulai dari awal, Ra. Aku janji gak bakal ngecewain kamu lagi," Kiara membuang muka, semua ucapan laki-laki memang omong kosong. Rafa menghembuskan nafasnya dengan gusar, ia tau, kesalahan masa lalunya begitu fatal, tapi apakah tidak ada rasa percaya Kiara terhadapnya? Meskipun seujung kuku pun ia tidak masalah.

Sudah satu tahun lamanya Rafa mencari informasi tentang Kiara, sampai-sampai laki-laki itu menyewa detektif hanya untuk mencari keberadaan Kiara. Tapi tanpa di duga mereka di pertemukan di pantai, dulu ketika ia pertama kalinya melihat Kiara setelah satu tahun ia kehilangan Kiara, hatinya begitu senang, ada secercah harapan untuk bisa mengajak Kiara kembali ke pelukannya.

Namun, semua harapan itu musnah ketika perlakuan, nada bicara Kiara yang berubah, tatapan Kiara yang menatapnya dengan tajam, itu membuat hati Rafa merasa bersalah, ia sangat menyesal.

"Gak bisa, Raf. Gue udah punya laki-laki yang begitu mencintai gue," Hati Rafa sangat sesak, napasnya terasa tercekat, jantungnya pun terasa ingin lepas dari tempatnya. Ucapan Kiara seolah-olah benda tajam yang menusuk hatinya, tidak bisakah Kiara kembali kepadanya? Bisakah ia egois hanya ingin menginginkan Kiara?

Kiara || Mafia✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang