14. Pacar Juna

Mulai dari awal
                                    

"Ga usah ya? Kita main dulu aja, tenangin pikiran lo dulu oke?" Tawarnya pada Ella. Ella diam sebentar menatap Juna. Mata biru yang tengah memandangnya itu tampak sungguh tulus padanya. Ia mengangguk lagi.

Juna melepas pelukannya. Ia perintahkan Ella untuk naik ke jok belakang motornya. Ella hanya menurut. Juna pun menjalankan motornya.

"Lo mau es krim kan?" Tanya Juna. Ella lagi-lagi mengangguk.

"Peluk gue ya, nanti jatuh." Ucap Juna lagi sambil mengaitkan kedua tangan Ella di pinggangnya. Ella terdiam kaku.

Hey, bagaimana Juna bisa sesantai itu sementara jantung Ella berdegup kencang layaknya gemuruh petir yang bersahutan?

Juna memandang Ella lewat kaca spion. Gadis itu tampak tak sehat. Mungkin ia pusing saking banyak air matanya terkuras hari ini.

"La!" Panggil Juna. Ella memajukan kepalanya mendekat supaya ia dapat mendengar dengan jelas perkataan Juna selanjutnya.

"Sender di punggung gue ya, lo pusing kan habis nangis?" Kata Juna. Ella hanya diam. Ia lalu menatap Juna lewat kaca spion. Pandangan mereka bertemu. Juna tersenyum kearahnya.

Ella tak membalas senyuman yang diberi Juna. Ia lalu menyandarkan kepalanya di punggung Juna. Benar kata Juna, ia pusing.

Tak lama setelah itu Juna berhenti. Ia parkirkan kendaraannya itu di sebuah tempat yang cukup ramai dikunjungi kaum muda seperti mereka. Begitu sadar dari lamunannya, Ella bingung.

"Jun?" Panggilnya yang dibalas dehaman Juna.

"Emang di klub ada es krim?" Tanya Ella. Juna terkekeh geli melihat tingkah lugu Ella. Ia berdiri di hadapan Ella.

"Anak kecil ga boleh main di klub, ya!" Ucapnya sambil mencubit hidung Ella.

"Itu, tukang jualan es krimnya!" Juna menunjuk penjual es krim keliling yang berada di seberang jalan tempat mereka parkir.

"Itu es krim di situ enak banget La," sambungnya. Ia lalu menarik tangan Ella untuk mengikutinya ke seberang jalan.

"Lo...sering kesini?" Tanya Ella. Juna mengangguk.

"Mau es krim coklat ga?" Ganti Ella yang mengangguk. Juna lalu meninggalkannya dengan embel-embel "tunggu sebentar, ya!"

Ella sibuk melihat sekeliling. Tatapannya terus terfokus pada klub di seberang jalan itu. Banyak pria dan wanita keluar masuk bergantian.

Lalu sesosok gadis menatapnya lekat. Seperti memastikan bahwa ia melihat orang yang benar.

Gadis itu lalu berjalan mendekat. Ia melambai.

Ella yang merasa tidak mengenalnya pun menoleh ke kanan dan ke kiri untuk memastikan kepada siapa orang itu melambai.

"Kak Ella!" Panggilnya.

"I-iya? Lo siapa?" Balas Ella kebingungan.

Juna datang. Ia terkejut melihat kehadiran Dita.

"Ngapain lo disini?" Tanya Juna pada Dita saat ia hendak menjawab pertanyaan Ella.

"Lo kenal Jun?" Tanya Ella.

"Hai beb!"

Dita lalu berlari ke arah Juna. Di peluknya tangan kanan pria itu. Juna menatapnya risih.

"Gue Dita. Gue pacarnya Juna, hehe," seolah menyindir, ia tempelkan kepalanya ke lengan Juna. Ella bergidik ngeri melihat betapa centilnya Dita.

Juna buru-buru melepas pelukan Dita dari tangannya.

"Apaan anjrit! Mimpi lo ketinggian!" Hardik Juna menjauh dari Dita. Diberikannya Ella es krim coklat pilihannya.

"Ngapain lo ke sini?"

SemestrialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang