Page 14: I Don't Want Anyone Else

6.2K 1K 424
                                    

Capa yang ga nyangka aku update? 😌🙌

Reynand ama Paniah ngajak ngabuburit nih wkwk. Btw cerita ini mungkin rawan boring, semoga kalian sabarrr membacanya 😂

***Happy Reading***

***Happy Reading***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

"Aw, Ayang Beb kok gitu sih! Sakit tauk!!"

Vania mengelus bokongnya setelah ia jatuh menggelinding ke lantai. Reynand tidak sengaja mendorongnya ketika suara deru mesin mobil Sadewa terdengar.

"Sorry, sorry... gue nggak sengaja," kata cowok itu seraya membantu Vania berdiri.

"Tega banget sih! Padahal tadi tuh hampir nempel bibir kita!"

"Bokap nyokap gue udah balik. Kita harus keluar dari sini sebelum digrebek sama keluarga gue."

"Nyebelin, padahal tadi tuh hampir berhasil khilafnya. Tapi nggak pa-pa deh, besok-besok dicoba lagi sampai bisa."

Reynand tidak menanggapi ucapan pacarnya dan segera membawa mereka keluar dari kamar. Namun ketika hendak menapaki tangga terakhir, kedua orang tua Reynand sudah berdiri di depan mereka.

"Rey, kamu...." Ucapan Mutia menggantung karena kepalanya sudah penuh dengan berbagai spekulasi. Wanita yang berprofesi sebagai guru SMP tersebut meneliti penampilan seorang gadis tidak dikenal yang ia yakini sebagai kekasih putranya. "Ka-kalian habis ngapain di atas?" tanya Mutia mulai panik.

"Rey bisa jelasin, Ma-"

"Wah, Tante ini mamanya Ayang Beb, yah? Kalau gitu.... Tante sama Om camernya Vania dong! Asyik! Ketemu camer!!" Vania bertepuk tangan kegirangan.

Gadis itu menyalami tangan Mutia dan Sadewa bergantian, dan tidak ada raut gelisah sama sekali seperti yang diperlihatkan Reynand. Ya, cowok itu hampir saja mati berdiri karena hampir kepergok melakukan yang tidak-tidak.

Mutia masih terlalu kaget dan hanya bisa mengelus dadanya yang berdebar cepat. Sementara Sadewa sudah cukup tenang dan membalas ucapan Vania yang baru saja mencium punggung tangannya.

"Iya, kami orang tuanya Reynand. Adik ini pasti pacarnya anak om, 'kan? Yang kasih dessert box duren semalam?"

"Iyaaaa! Saya Vania, Om. Calon mantu paling cantik sedunia idaman sejuta umat. Om makan dessert-nya? Enak, Om?!" Vania malah semakin antusias.

"Enak kok enak. Makasih lho ya, udah habis semua dessert-nya," kata Sadewa melempar senyum.

"Syukurlah, tapi sayang yah Om, Ayang Rey malah keracunan. Tapi salah Vania juga sih, Vania nggak tau kalau Ayang Rey nggak bisa makan duren."

Reynand menarik napas panjang lalu menutup mulut cewek itu dengan tangannya. "Van please, lo bisa diem dulu nggak? Lo nggak liat nyokap gue?" bisik Reynand mencoba menghentikan kegilaan Vania barang beberapa detik. Masalahnya, Mutia sudah oleng di bahu Sadewa karena tubuhnya yang lemas.

Sweet Karma (TAMAT) Where stories live. Discover now