GEMAWAN-|19|

84 12 5
                                    

Aaaaa akhirnya bisa balik lagi lanjutin cerita ini setelah 2 bulan ninggalin...
Sebenernya gak yakin bakal masih ada yang baca, tapi kalau pun ada aku sangat-sangat berterima kasih!
Maaf banget ninggalin lapak ini lama bangeeett, karena aku lagi sibuk-sibuknya ngurusin sbmptn huhuu :(
Alhamdulillah, udah beres kemarin Minggu, mohon doanya ya temen-temen semua semoga aku lolos tahun ini, Aamiin!

Makasi banyak yang masih mau baca cerita ini, maaf belum bisa kasih yang terbaik, karena awalnya emang cuman iseng mau ngungkapin apa yang dirasa, tapi ternyata ga nyangka bisa sampai di chapter 19..

Selamat membaca! Boleh baca ulang chapter sebelumnya biar inget alurnya <3
Vote dan commentnya aku tunggu, thankyouu.

Selamat membaca! Boleh baca ulang chapter sebelumnya biar inget alurnya <3Vote dan commentnya aku tunggu, thankyouu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lantas, sebenarnya semua ini akan berujung pada puncak kebahagiaan atau justru kembali pada rasa sakit yang akan sulit diobati lagi?"

"Selamat datang, Kak, boleh ditunjukkan kartu undangannya?" pinta seorang penjaga gedung yang berdiri tepat di depan pintu utama.

Rainy dan Gema bersamaan menunjukkan kartu undangannya dan langsung diizinkan masuk.

Saat memasuki gedung, mata Rainy dibuat takjub berkali-kali melihat betapa mewahnya acara ini. Berbagai ornamen bertema vintage lengkap menghiasi seluruh sudut ruangan. Lagu milik Nadin Amizah pun melengkapi kesempurnaan acara ini.

Ternyata, meskipun mereka berdua telat datang, acara inti belum dimulai. Bahkan, Rainy tak melihat batang hidung Rahma. Semua tamu masih dipersilakan untuk berbincang-bincang dengan teman-temannya dengan ditemani alunan musik dari sang penyanyi.

"Ny, duduk di sana yuk? Masih kosong," Gema menunjuk ke arah meja tepat dihadapan panggung utama yang belum ada penghuninya.

"Ayo, boleh,"

Rainy duduk tepat di sebelah Gema, mereka tak terlibat percakapan yang begitu berarti. Namun, Rainy merasa mereka berdua bertindak tidak seperti biasanya.

Mungkin seperti orang pacaran?

Bagaimana tidak?

Pakaian yang mereka gunakan saat ini benar-benar senada, ditambah lagi mereka hanya berdua disini, sementara semua tamu berkumpul dengan teman-temannya.

Ah, Rainy, lupakan pikiran seperti itu.

Akhirnya Rainy membuka percakapan kepada seseorang di sebelahnya yang malah sempat-sempatnya bermain PUBG.

"Gem, seriusan lo sempet-sempetnya main pubg?"

Lelaki yang sangat manis itu menoleh ke arah suara cewek di sebelahnya.

"Lagian, lo ga ngajak ngobrol sih,"

"Emang mau ngobrol apa?"

"Ya emang kalau mau ngobrol harus ditentuin topiknya ya?"

GEMAWANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang