T w e n t y

580 81 4
                                    

playlist penghangat untuk malam ini 


******

Irene terbangun tengah malam ketika mendengar suara gelas jatuh dari balik kamar Dami. Irene tertidur di sofa ruang tamu milik Dami setelah ia membrowser beberapa hal tentang penyakit yang diderita Dami.

Irene dengan segera mendekat ke tempat tidur Dami dan ternyata Dami mengalami kejang. Irene tak peduli dengan pecahan gelas yang tak sengaja dijatuhkan itu dengan segera ia memanggil ambulans karena sang dokter sudah mengingatkan bila terjadi kejang mau tak mau harus membawa Dami ke rumah sakit secepat mungkin untuk penangan lebih lanjut.

"Aku yakin kamu baik baik saja dan maafkan aku bila nanti tanpa sengaja Sean mengetahuinya ataupun Julian karena kamu harus sembuh Dami." bisik Irene yang tak kuasa menahan air matanya itu.

Irene seperti diingatkan kembali kepada dirinya yang bahkan ia tak tahu sampai kapan jantungnya ini berdetak untuknya. Irene berjanji kepada dirinya untuk memberitahu Sean semuanya setelah ia menemukan isi brankas milik tante Viona yang dititipkan kepadanya yang memintanya untuk menyerahkan seluruh berkas itu kepada Sean disaat ia membaca surat tersebut tetepi sudah bertahun tahun lamanya ia baru mengetahui hal itu ditengah segala kesalahpahaman antara dirinya dan Sean.

"Bertahanlah Dami. ambulans sebentar lagi datang." isaknya.

RUANG PERAWATAN INTENSIF

"Dok bagaimana keadaannya?" tanya kepada dokter Dika yang ternyata memang sudah berjaga jaga dirumah sakit.

"Saya berharap anda sebagai walinya untuk menyetujui operasi itu setidaknya operasi pertama bisa mencegah sementara agar tidak berkembang lebih jauh."saran sang dokter.

Dokter Dika pamit setelah menyatakan diagnosisnya dan Irene mengusap kasar rambutnya. Dalam kondisi seperti ini hanya Dami yang bisa menentukannya dan Irene berharap Dami segera sadar.

*******

Irene berjalan di koridor setelah berjaga subuh tadi bahkan ia tak bisa tidur karena banyak hal yang ia pikirkan. Irene menuju ketoilet untuk membasuh mukanya dan setelah itu ia mengambil ponselnya tetapi baterai ponselnya habis.

Irene hanya menghela nafas karena ia tak bisa mengabari kantor saat ini. Irene merasa perutnya keronconganmu memilih untuk sarapan dan juga ia membutuhkan kopi hitam agar ia bisa terjaga dengan baik.

Irene menuju ke kantin setelah melihat keadaan Dami yang lebih baik dari semalam. Irene berjalan tanpa melihat sekitar dan ketika ia mau memasuki pintu coffee shop itu seseorang berdiri didepannya menghalangi dirinya masuk dan membuat Irene terkejut.

"Julian." pekiknya kaget begitu ia melihat siapa yang berada di hadapannya itu.

"Apa yang kamu lakuin di rumah sakit? apa jantungmu tak apa atau -" panik Julian mengecek keadaan Irene ketika ia datang melalui pintu kantin belakang dan melihat Irene yang berjalan ke arah coffee shop ini.

Irene berikir dengan keras untuk mencari alasan agar Julian tak mengetahui keberadaan Dami. Dari sekian lorong dan 2 gedung berbeda dimana kantor Julian ada di gedung sebelah kenapa ia bisa bertemu pria itu disini.

"ahhh itu aku semalam aku merasakan sesak sehingga aku memanggil taksi untuk membawaku kesini dan aku hanya membutuhkan perawatan di UGD." ucapnya sambil melihat ekspresi Julian. "Aku tak apa sumpah aku hanya kehabisan obat pereda nyeriku." bohongnya.

I Don't Love You [ SUHO X IRENE ]Where stories live. Discover now