F o u r

650 90 5
                                    

Awan mendung mulai terlihat ketika ia mendarat di bandara dengan pesawat jet pribadinya. Johnny langsung membuka pintu penumpang Mercedes-Maybach S-class untuk Sean. Sean segera masuk dengan Tab yang baru diberikan oleh Johnny terkait masalah yang dialami pembangunan resort baru yang terkendala.

"Maaf Sir kita langsung ke lokasi atau ke Resort terlebih dahulu." tanya Johnny.

"Ke resort dan suruh team pengembang design segera ke Resort untuk segera membahas detailnya dan juga apakah orang yang mengurus kamar saya sudah diganti?" ucapnya.

"Sudah Sir kali ini sudah dipastikan orang yang lebih berkompeten dari sebelumnya dan kamar anda sudah siap untuk digunakan." jelas Johnny.

Sean hanya mengangguk dan pandangannya melihat kearah luar jendela yang sudah menjatuhkan butir demi butir rintik hujan yang membasahi bumi. tiba - tiba ia teringat dengan seseorang yang sangat menyukai hujan lebih tepatnya bau hujan yang membasahi bumi sekilas senyum tampak dibibirnya.

Lamunan itu buyar ketika Johnny menyampaikan bawah mereka sudah tiba di Paradise City sebuah Resort yang menjadi hasil karya pertamanya dan juga tempat untuknya memulihkan diri dari rasa sakit hatinya.

Rintik hujan berubah menjadi hujan deras yang membasahi bumi. Seharusnya Sean bisa saja langsung menuju Villa pribadinya tetapi ada hal penting yang harus di urusnya.

Seperti biasa ketika ia tiba selalu ada barisan para karyawan yang menunggu di lobby tetapi kali ini ia tidak peduli dan ia segera melewati mereka di ikuti oleh antek anteknya yaitu general manager resort tersebut dan beberapa manager.

Sean berjalan dengan langkah lebarnya tanpa menyadari ada seseorang yang sedang membersihkan butiran butiran air yang membasahi rambut dan bajunya. 

"Maaf maafkan saya." cicit seseorang dibelakangnya.

Langkah kaki Sean berhenti seketika. 

Suara yang sangat familiar di pendengarannya bahkan ia tak berani untuk membalikan badannya melihat apa yang terjadi.

Johnny yang tak sengaja menabrak wanita tersebut yang membuat beberapa berkas ditangannya tercecerpun tanpa tersadar terpesona dengan wajah malaikat wanita tersebut. Johnny dengan susah menelan ludahnya begitu tatapan mata mereka bertemu.

"Maafkan saya sir. saya terburu - buru." ucap Irene sambil menunduk berkali kali.

Johnnya mencoba berdehem.

"Ahh tidak papa silahkan lanjutkan pekerjaan anda nona." ucap Johnny.

Sedangkan Sean hanya mendengar suara tersebut tetapi dengan langkah berani Sean membalikan badannya dan melihat seorang wanita dengan perwatakan mungil dengan rambut dicepol rapi keatas yang berjalan memunggunginya berlalu begitu saja.

"Irene." desisnya.

"Maaf sir ada masalah?" tanya Johnny yang bingung dengan tingkah Bosnya yang tiba tiba berhenti bahkan tatapannya tak bisa dibaca.

"Tidak. kita meeting sekarang." ucapnya dan berlalu dari sana diikuti oleh semua orang yang berada di belakangnya.

******

"Ella, astaga kemana aja kamu?" ucap Nancy yang menghampiri Irene yang baru saja tiba di Lobby.

"Sorry baru selesai bersihin kamar pak Bos besar." cicitnya kepada Nancy salah satu orang yang paling dekat dengannya bahkan mereka berbagi kontrakan bersama.

"Hull, sudah lewat pak bos dan oh ya bukannya kamu harus menginap ya kalo pak Bos ada disini." ucap Nancy mengingatkan Irene.

"Ahh, iya ya astaga kenapa mendadak sekali sich. Aku ngak bawa perlengkapan tahu." cemberutnya.

I Don't Love You [ SUHO X IRENE ]Where stories live. Discover now