Samuel malah tersenyum manis pada Keira dan itu semakin membuatnya naik pitam.

"Kenapa emang? Bukannya bagus ya?" pertanyaan itu membuat Keira ingin membunuh Samuel saat ini juga, tangannya sudah mengepal sedari tadi jika ini adalah rumahnya sendiri maka tangannya sudah melayang mengenai wajah Samuel.

"Lo! nggak tau diri! Nggak punya malu! Apa sih yang lo pikirin? Lo pikir gue bakal suka sama lo? Nggak! Apa lo nggak sadar sama apa yang sepupu lo lakuin demi lo? Huh? Asal lo tau Calvin lebih baik dari pada lo ... lo udah hidup sama Calvin dari kecil apa lo nggak sadar Calvin udah banyak berkorban buat lo?" tegas Keira yang amarahnya sudah berada di ubun-ubun.

Samuel masih terdiam mencerna perkataan Keira.

"Kenapa lo diem? Sekarang masih ada waktu buat lo berpikir, kalau waktunya kurang buat lo berpikir, berarti lo nggak punya pikiran!" pekik Keira lalu pergi meninggalak cafe tersebut.

Sedangkan Samuel masih terdiam, lalu tersenyum miris. Apa dia menjadi gila?

*****

Sebelum waktu malam yang mengerikan tiba Keira memilih untuk berdiam di kamarnya lalu ia teringat oleh surat dari Calvin tadi pagi. Ia pun merogoh saku seragamnya yang ia gantung dihanger.

Keira kembali duduk di kasurnya dan membuka amplop surat tersebut sebelum membacanya. Lalu terlihatlah tulisan tangan yang indah oleh Calvin.

Aku harap kamu baca ini setelah perasaan kamu membaik, sebelumnya aku minta maaf karena harus nulis surat kayak orang alay gini, itu karena aku nggak berani buat ngomong langsung dan aku minta maaf kalau aku ngomong 'gue-lo' lagi karena saat ini kata itu yang pantes buat kita.

Kei, aku tau kamu lagi banyak masalah dan kebanyakan itu karena aku, aku nggak bisa kasih kamu kebahagiaan yang sebenernya. Sebentar lagi atau tepatnya nanti malem kamu bakalan jadi tunangan sepepu gue dan kata 'kamu-aku' sebaiknya kita hilangin aja, ya? Jangan marah ya.

Dan sebenernya gue risih sama kata 'Tunangan' yang seakan-akan kita berada di kehidupan Ratu Elizabeth pas muda. Tapi mau gimana lagi? Kita nggak bisa paksain.

Gue (Calvin) nulis ini buat minta sesuatu sama lo (Keira) kita udahin hubungan yang kayak ambang-ambang ini. Gue harap lo ngerti, gue mau pacar yang setia dan sepupu yang baik. Tapi salah satunya harus gue korbanin.

Keira cantik & Calvin ganteng.

Air mata Keira sudah terjun bebas sampai menetesi surat tersebut, ia tidak menyangka jika Calvin akan berpikiran seperti itu kepadanya. Hati Keira seakan diremas lalu di buang.

Ia sudah cukup dihancurkan oleh orang tuanya sendiri lalu kini Calvin meninggalkannya?

Dengan isakan yang masih terdengar Keira mengambil handphone-nya lalu mencoba menghubungi Calvin.

"Angkat Vin."

Tetapi nihil nomor Calvin tidak aktif seakan-akan ia sengaja mematikan nomornya. Keira terus mencoba menelepon Calvin dan mengirimkan pesan padanya namun tetap sama Calvi seperti menghilang seketika.

"Jadi ini yang kamu maksud Vin?" tanya Keira pada dirinya sendiri di tengah tangisannya.

"Hiks hiks hiks."  Suara tangisan Keira semakin kencang, ia meremas surat dari Calvin lalu membawa kepelukannya.

Secara tiba-tiba Diat muncul dari balik pintu dan melihat adiknya yang tengah menangis kacau, ia pun menghampiri Keira dan memberikan pelukan hangat.

"Hust hust, Keira udah ya, tenang," pinta Diat sambil mengelus-elus kepala Keira.

Diat baru mengetahui dari ibunya jika pertunangan Keira akan dilakukan malam ini maka dari itu dia langsung pergi ke kamar Keira dan ia malah mendapati adiknya yang sedang menangis hebat.

Keira memberikan suratnya kepada Diat, ia membacanya sekilah tetapi, ia tahu isi surat itu. Diat kembali mengeratkan pelukannya.

"Udah ya, udah." Diat mencoba menenangkan Keira yang tidak berhenti menangis. Ia sungguh tidak tega, semua hal buruk terjadi pada adiknya yang malang.

Sungguh kasian kamu Kei(

Hai! WIMY UP!

Penasaran ngga? Nexnya?

Jangan lupa vote dan komen ya💚

See you! Babai

When I Meet You (Complete)Where stories live. Discover now