18. Another Moment In Life

1.2K 143 92
                                    

Daegu, Monday

Pesawat yang ditumpangi keluarga kecil Park itu mendarat tepat waktu sore hari ini di Bandar Udara Internasional Daegu. Sekitar 18 jam mereka melakukan penerbangan menuju kemari, membuat sendi dan otot-otot terasa kaku. Beruntung Hana sama sekali tidak rewel. Justeru Ibunya yang terus mengeluh merasakan pegal di tubuhnya.

Suasana di Bandara itu dapat terbilang sepi. Karena Rosie dan Loey hanya menemui beberapa gelintir orang disana.
Keduanya berjalan beriringan dengan membawa koper yang dipegang oleh Loey. Pria itu juga yang menggendong Hana di bagian depan dibantu dengan baby strap-nya.

Lalu apa yang dilakukan oleh istrinya? Tidak ada. Loey tidak membiarkan Rosie membawa beban sedikitpun kecuali tas kecil untuk tempat ponsel dan passports milik mereka bertiga.

Loey memperhatikan Rosie yang tengah sibuk dengan ponselnya sendiri sejak mereka berhasil landing. Wajahnya tampak menunjukkan ekspresi tidak baik-baik saja. Dan itu membuat Loey jadi penasaran. "Ada apa sayang?"

"Eomma dan Appa sekarang ada di LA." Sahut Rosie lesu.

Loey terdiam mendengar jawaban sang istri. Hatinya meringis nyeri saat mengetahui itu. Tidak ada masalah dengan Ibu mertuanya. Hanya saja Ayah mertuanya itu seolah membangkitkan secara otomatis bekas luka di hati maupun di tubuhnya.

"Oppa?"

"Hmm?" Pria itu tersadar dari lamunannya kala sang istri menyentuh pundaknya.

"Jangan sedih. Karena ada kabar bagus dari Ally Unnie." Ujar Rosie memoles senyum di bibirnya.

"Apa itu?"

"Eomma dan Appa sudah tahu kalau kita kembali bersama."

Apanya yang kabar bagus? Itu yang dipikirkan Loey sekarang. Dia malah merasa ini akan mengundang kesengsaraan lain.

"Oppa, serius. Kau tampak tidak senang. Bukan hanya Eomma, bahkan Appa sendiri juga tidak mempermasalahkannya."

"Aku bahagia, sayang. Hanya saja aku bingung bagaimana harus mengekspresikannya." Ujar Loey dengan sunggingan senyum tipis.

"Okay, arraseo." Sahut Rosie tanpa berbicara apapun lagi. Namun Loey menyadari perubahan ekspresi pada wajah istrinya.

"Kau lelah sekali ya?"

"More like hungry." Jawab Rosie seraya memegangi perutnya.

Loey terkekeh kecil. Tidak habis pikir saja. Padahal makan siang tadi Rosie menghabiskan 2 porsi. Iya, jatah milik Loey diembat juga olehnya. Tapi lihatlah sekarang sudah mengeluh lapar lagi.

Belum sempat menanggapi istrinya lagi, sebuah mobil yang dipesan Loey melalui aplikasi tiba di hadapan mereka. Sang supir yang terlihat paruh baya itu langsung turun menghampiri calon penumpangnya tersebut , dan membantu mereka meletakkan koper di dalam bagasi. "Gamsahamnida Ahjussi." Ujar Loey dan dibalas senyuman oleh supir taksi online itu.

Dalam perjalanan menuju Private House, Rosie dan Loey tidak banyak berbicara. Hanya terdengar suara deru mesin mobil yang mengisi keheningan diantara mereka.
Barangkali keduanya merasakan lelah masing-masing dari sisa-sisa perjalanan yang memakan waktu begitu lama.

🍁🍁🍁

Rosie tersenyum kala dirinya turun dari mobil dan melihat sebuah rumah yang mana dulu pernah menjadi bagian dari kenangannya juga bersama Loey.
Siapa sangka dia bisa mengunjungi rumah ini lagi.

'Tidak ada yang berubah.' Batin Rosie seraya melihat sekelilingnya.

"Ayo, sayang." Ucap Loey pada sang istri.

(No) WAY BACK HOME 2 [END]Kde žijí příběhy. Začni objevovat