9. Sisters

1.2K 147 87
                                    

Los Angeles, Saturday

Sepasang mata cokelat dengan sorot kebencian melayang ke arah pria yang tengah duduk di konter dapur dan menyuapi seorang balita yang merupakan keponakan gadis itu.
Dia tidak pernah menduga bahwa dirinya akan melihat pria itu lagi. Entah kenapa Alice bisa begitu benci pada Park Chanyeol sejak pria itu menyakiti adiknya.

Gadis itu masih mematung di ambang pintu dapur. Niatnya untuk menyapa adik dan keponakannya menguap begitu saja setelah melihat kehadiran Loey di sana.

"Oh, Unnie kau sudah pulang?" Tanya Rosie ketika dia menyadari Alice ada di antara mereka.

Loey pun menoleh ke arah pintu dapur. Dua tatapan Loey dengan Alice saling bertemu. Pria itu tersenyum pada putri sulung Mason.

"Hey Ally-ah, bagaimana kabarmu?" Tanya Loey dengan ramah.

Tak ingin menjawab pertanyaan Loey, Alice langsung berbalik badan dan melangkahkan kakinya dengan cepat menjauh dari tempat itu.

Loey diabaikan. Alice benar-benar hilang simpati dan respect pada pria itu.

Mendapat respon yang kurang mengenakkan dari Alice, pria itu hanya sekedar tersenyum. Dia tahu kakak iparnya itu masih menyimpan rasa tak suka padanya.

Rosie menyadari senyum sarat yang terpoles di bibir suaminya. Dan dari senyuman itu, Rosie bisa merasakan apa yang tengah Loey rasakan. "Don't take it personally. Dia akan menerimamu lagi. Bersabarlah, Oppa." Rosie mengelus lembut pundak Loey.

"Tidak apa-apa. Aku memahaminya." Sahut pria itu mendongak ke arah Rosie yang berdiri di sampingnya.

🍁🍁🍁

Di meja makan, Rosie, Hana dan Loey baru saja menyelesaikan makan malam mereka. Suasana di ruang makan tersebut terasa begitu hangat dan  harmonis. Dan situasi seperti ini sangat layak untuk keluarga kecil mereka.

Tidak bisa membohongi perasaannya sendiri. Melihat Loey lagi adalah satu kebahagiaan pada hari ini bagi Rosie. Dan dia berharap itu berlaku untuk seterusnya. Sampai kapan pun.

Sebenarnya masih agak tidak percaya dengan kehadiran Loey kesini. Apalagi kini pria itu sedang sibuk dengan Hana. Selama beberapa jam sejak Loey mulai berusaha untuk mengambil hati putrinya, pria itu baru sekali berhasil membuat Hana tertawa karena tingkah konyolnya.

Loey berhasil meniru suara serta tawa dari beruang Bernard. Dan itu sukses membuat Hana terkekeh geli tiada henti.

Tapi memang dasar Hana, setelah itu dia kembali bersikap cuek pada Ayahnya.

Mungkin dalam beberapa hari, interaksi keduanya baru akan terlihat semakin akrab dan hangat. Dan Rosie tidak sabar untuk menanti moment antara Ayah dan anak perempuannya itu.

Waktu menunjukkan pukul 20.10. Dan ini sudah lewat jam makan malam. Tapi Alice belum juga keluar dari dalam kamarnya.

Padahal tadi Rosie sudah memintanya untuk turun dan makan bersama. Tapi jawaban yang diberi Alice hanya berupa gumaman saja.

Loey memperhatikan Rosie yang tengah menyendokkan nasi beserta lauknya ke atas piring yang dipegang oleh istrinya. "Kau akan mengantarkan makanan itu ke kamarnya?"

(No) WAY BACK HOME 2 [END]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें