Ketos Galak : 14 | Hapus!

65K 9.4K 2K
                                    

Ketos Galak | [Hapus!]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketos Galak | [Hapus!]

Nyalakan apinya nyalakan 🔥🔥🔥

Bantu tandain typo, yaaa.
***

KAEZAR

GUE melihat Favian memasuki rumah, bersiul dan menghampiri meja makan saat gue masih berdiri di puncak tangga di lantai dua, memperhatikannya. Favian membuka-buka lemari es, lalu berdecak.

"Ngapain lo?" tanya gue.

"Buka kulkas," jawabnya. "Sekarang, gue lagi nutup kulkas." Favian menutup pintu lemari es dan berjalan ke arah meja makan lagi, sambil cengar-cengir.

Gue tahu dia hanya pura-pura tidak mengerti dengan pertanyaan gue barusan. "Ngapain lo ke sini?"

Favian duduk di meja makan, mengetuk-ngetuk ujung telunjuknya dengan tatapan melirik ke arah belakang. Dan tidak lama setelah itu, Papa muncul dari arah ruang tamu. Ternyata Favian tidak datang sendirian.

"Ganti baju, ikut Papa dan Favian," ujar Papa, seperti biasa, selalu terlihat tidak ingin menerima bantahan.

Gue sedang tidak ingin menimbulkan masalah dan perdebatan. Jadi, menurut begitu saja dan mengikuti perintahnya. Gue melapisi kaus putih yang sejak tadi dikenakan dengan kemeja kotak-kotak yang gue ambil secara asal dari dalam lemari, lalu mengikuti apa yang Papa perintahkan.

Gue mengendarai mobil Papa, dengan Favian yang duduk di jok samping, sedangkan Papa duduk di jok belakang sendirian. Bagus, mereka menemui gue hanya untuk memanfaatkan jasa mengemudi dan SIM yang gue miliki.

"Kita mau ke mana, sih?" tanya gue, baru saja membaurkan mobil ke jalan raya setelah melewati pintu gerbang kompleks.

Papa maju ke depan, dua tangannya ditaruh di samping sandaran jok yang gue dan Favian duduki. "Jalan aja dulu," sahutnya. "Favian, kapan mau ikut tes mengemudi lagi? Belajar gih sama Kae biar lulus."

Favian melirik ke arah jendela di sampingnya. "Papa kayak nggak tahu aja, memangnya Kae mau ngajarin?"

Dan gue pura-pura tidak mendengar dengan terus fokus mengemudi.

Papa berdecak. "Mau lah. Ya kan, Kae?" Tangan kanannya menepuk-nepuk pundak kiri gue. "Biar kalau nanti jalan sama cewek tuh nggak kehujanan, nggak kepanasan." Ucapan Papa membuat Favian tertawa sambil memukul-mukul pahanya sendiri, sementara gue tidak memberikan respons apa-apa. "Kan, kasihan. Udah dandan cantik-cantik diajak angin-anginan naik motor."

"Enaknya dapet SIM-nya dulu atau dapet ceweknya dulu, Pa?" balas Favian bergurau. "Kan, percuma ya punya SIM, tapi nggak ada yang bisa diajak jalan."

"Mana aja enaknya deh," jawab Papa. "Papa kasih nih mobil buat jalan."

"Serius nih, ya?!" Favian berbalik seraya menjentikkan jari.

Ketos GalakWhere stories live. Discover now