Ketos Galak : 8 | Roti dan Air Mineral

73.4K 9.7K 1.7K
                                    

Ketos Galak | [Roti dan Air Mineral]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ketos Galak | [Roti dan Air Mineral]

Maaf kelamaan update-nya. Hehe.
Yang nungguin angkat tangaaan. 🖐

Mohon dibantu tandain typo yaaa.
***

Aku sudah berada di ruang OSIS sejak pukul setengah tujuh pagi. Berkat ikut Papi yang pagi ini akan menemui rekan bisnisnya di Cakung, aku berangkat lebih pagi dari biasanya. "Harusnya gue pegang tongkat pel sama ember nih, biar lengkap udah."

Aku menatap seisi ruangan yang sepi, berada di sana sendirian tanpa melakukan apa-apa, padahal jelas-jelas semalam Kaezar sudah mengirimkan list dokumen yang harus kukerjakan untuk membantu Kalina.

Kalina merasa sanggup mengurus semua kebutuhan surat-menyurat sampai proposal yang sifatnya krusial. Sementara aku diberi tugas lain seperti: membuat daftar hadir, id-card, draft sertifikat panitia dan masih banyak lagi. Perlu Kalina dan Kaezar ketahui, bahwa sebenarnya perintilan kecil yang mereka anggap tidak terlalu penting dan dibebankan padaku ini adalah hal yang sebenarnya lebih merepotkan.

Aku mendengkus, melihat jam di pergelangan tanganku lagi, yang bersisian dengan gelang tali cokelat pemberian Kak Aru. Tadi pagi, Sheya dan Shena juga memamerkan gelang yang sama, tapi dengan warna berbeda. Sheya dengan gelang birunya dan Shena dengan gelang kuningnya. Sesuai dengan warna kesukaan mereka.

Lalu, kenapa aku diberi gelang warna cokelat padahal sama sekali bukan warna kesukaanku?

Aku suka warna hijau, tapi Kak Aru tidak tahu itu. Ya memang aku sekadar suka sih, tidak terlalu terobsesi sampai harus mengumpulkan segala macam pernak-pernik berwarna hijau seperti yang dilakukan Sheya dan Shena. Aku hanya suka warna daun, warna rimbunnya pohon dari kejauhan, karena warnanya terasa menenangkan.

Tapi, siapa peduli?

"Jena?" Suara Chiasa terdengar dari ambang pintu. Ruang OSIS sengaja kubuka memang, jadi Chiasa langsung bisa melihat keberadaanku di dalam. "Pagi amat lo? Pantas gue datang cuma ada tas lo di kelas. Gue tanya Davi, tapi dia jawab nggak tahu. Ternyata lo di sini?"

"Bareng bokap tadi. Lo nggak tahu aja, bokap gue kalau udah ngajak berangkat bareng kayak giman?" Kalau aku menolak dengan alasan kepagian, pasti menuduh yang tidak-tidak seperti, "Mau dijemput cowok ya kamu?"

Cowok terooos tuduhannya. Dan demi tidak mendengar tuduhan itu, aku buru-buru berangkat sampai tidak sempat sarapan.

Chiasa menghampiriku "Gue pikir sengaja banget datang pagi mau nunjukkin gelang pemberian Kak Aru."

Ah, iya. Aku menceritakannya pada Chiasa semalam, tentang Kak Aru yang pamit pulang, yang memberi gelang, yang memasangkannya di tanganku. Namun, aku tidak berkata tentang Kak Aru yang memanggilku adik di depan Kaezar.

Ketos GalakWhere stories live. Discover now