Chapter 13

107 27 24
                                    

Happy Reading!!! Don,'t forget too vote and follow!.

.

.

.

Bruk!!

Ayona meringis, memegangi sikut nya yang terluka dan sedikit mengeluarkan darah. Gadis itu tadi tersandung batu lalu terjatuh dengan posisi mengenaskan. Membuat pemuda tampan di sampingnya panik.

"Ayona nggak papa kan?! Makannya kalo jalan ati-ati. Jatuh kan!?. Mana yang luka? Oh ya ampun berdarah!!" Alvaro panik, ia segera menggendong ala Bridal Style gadis nya itu. Eh?!. mendudukkannya di kursi taman. 

"Tunggu sini dulu, gue mau beli kotak P3K di sana!" Ujar Alvaro menunjuk apotek yang terletak tidak jauh dari taman dan berlari kesana.

Tadi Ayona berencana ingin joging, jarang sekali ia joging. Tapi ditaman ia malah ketemu dengan Alvaro yang sedang push up. Pantas saja badannya bongsor begitu, rajin olahraga ternyata batin Ayona.

Alvaro menubruk siapapun yang ada di depannya, berteriak kencang "Gawat, awas, ada kecelakaan!"

Sontak siapapun yang mendengar teriakan Alvaro juga ikut panik. Mencari siapa korban kecelakaannya namun tidak ada.

Ayona yang melihat itupun merosot malu, menutup wajahnya. Padahal ini hanya luka kecil, tetapi reaksi Alvaro terlalu berlebihan. Di satu sisi hatinya tertegun, menghangat karena Alvaro peduli padanya, di sisi lain ia juga masih ragu akan perasaannya terhadap Alvaro, mengingat Alvaro adalah Playboy kelas kakap. Mana mungkin Alvaro mencintainya? Yang ada pemuda itu pasti hanya akan mempermainkannya saja.

Alvaro terengah-engah karena berlari, tangannya memegang kotak P3K, kemudian mendudukkan dirinya di samping Ayona "Mana lukanya?" Tanya Alvaro. Ayona hanya menunjukkan lukanya pada Alvaro dengan tampang dingin.

Pemuda itu segera membuka wadah kapas menggunakan giginya karena tidak sabaran. Lalu meneteskan kapas itu dengan alkohol setelahnya ia oleskan kapas itu ke sikut memar Ayona menghindari inveksi karena bakteri yang menempel di luka. Gadis itu meringis pelan merasakan sensasi dingin serta perih yang masuk ke kulitnya.

Lalu Alvaro mengoleskan betadine di sikut Ayona, terlihat gadis yang di obatinya mengeraskan rahang, menahan sakit. Dan selesai Alvaro telah mengahiri sesi mengobati Ayona dengan handsaplas yang menempel di luka tersebut.

"Thanks." Ayona berterima-kasih pada Alvaro, lelaki itu memgangguk tersenyum lega.

"Lain kali kalo jalan hati-hati, untung cuma kesandung batu. Gimana kalo kesandung truk?." Ujar Alvaro serius, Ayona hanya mendengus dalam hati. Gila, Alvaro gila! Mana ada orang kesandung truk? Emang Ayona titan apa?!.

"Pulang aja yuk udah sepi juga. Coba tadi kalo nggak ada gue?, mungkin lo nggak ada yang nolongin, ntar kalo parah gimana? Kalo di amputasi gimana?"

Sumpah demi alek, Ayona yang tadinya trenyuh akan perbuatan pemuda di hadapannya ini. Berubah seketika kesal setengah mati, ia menghiraukan Alvaro terserah dia ingin berceloteh sebanyak apapun sampai bibirnya BIMOLI (Bibir Monyong Lima Senti) pun dia takkan perduli.

Alvaro menghembuskan nafas, mencoba sabar. "Ayona sayang, pulang yuk, kamu nyantai aja di rumah, biar lukanya nggak nambah parah" bujuk Alvaro lembut.

Ayona melihat kearah lain, bersedekap, sedikit mempoutkan bibirnya.

Alvaro terkekeh gemas, menguyel-uyel pipi gembil Ayona "Kenapa kamu gemoy banget sih. Aku kan jadi pengen gigit."

Ayona menepis tangan Alvaro pelan. Bukan seperti biasanya, gadis itu akan melakukan KDRT.

I (Don't) Need Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang