Setelah itu ia segera pergi kekamarnya dengan kedua orangtuanya memandang dirinya dengan perasaan gelisah. Gadis mengunci pintunya dengan rapat rapat,dan akhirnya tubuhnya merosot kelantai lelah dengan semua sandiwara ini seolah olah baik baik saja. Kenapa? Keluarganya yang harus jadi korban dari kejahatan orang lain dan akhirnya orangtuanya bertengkar setiap hari.

Gadis  itu terus menitihkan air matanya tanpa pengetahuan orang lain ,ia lelah dengan semua ini harus mendengarkan pertengkaran orangtuanya yang setiap hari tak ada ujungnya.

Gadis itu segera menghapus air matanya ,mengingiat perkataan seseorang . Ini satu satunya jalan untuk menyelamatkan keluarganya.
.
.
.
.
.
.
Bel tanda waktu istirahat telah bergema diseluruh penjuru sekolah, seperti gerombolan semuat yang keluar dari sarangnya setelah terkurung beberapa hari mencari makanan.

Al seperti biasa runitasnya yang selalu menyendiri dari pada bergaul dengan temannya tapi kali ini ia tak sendiri, ada sesorang yang menemaninya tidak seperti biasanya hanya ia sendiri.

Ia terpaksa mengijinkan orang itu mengikutinya jika tidak dia trus mengoceh dan membuat kepalanya rasanya ingin pecah mendengar ocehanya trus.

"Diem brisik!!" ucap Al tegas pada seseorang itu seketika orang itu mengikuti apa yang di ucapkan Al.

Menutup mulutnya seperti reseleting yang di tutup, Seseorang itu hanya bisa mengikuti Al dari belakang memandang punggung Al yang terus berjalan ke depan seketika perasaan senang  berhasil mendekatinya.

Walupun dia tidak boleh berbicara setidaknya lebih baik dari pada tidak dianggap sama sekali. Al menghentikan langkahnya ,begitu juga dengan sesorang itu yang trus mengikutinya menabrak punggung Al.

"Bisa gak lu jalanya gak dibelakang gue!" ucap Al kesal dengan tingkah feli

Feli tak menjawabnya hanya memandang Al dengan kerutan didahinya

"lu sekarang bisa ngomong!"hembusanya  kesal

Feli segera membuka reseleting mulutnya tetapi Al mencegahnya "Eh lu gak usah ngomong.!diem aja, lebih cocok!" seketika ucap Al tersebut membuat feli memanyunkan bibirnya.

Feli yang merasa kesal dengan Al segera meninggalkanya dan tak lupa merebut kotak yang dibawa Al. Baru saja ia merasa senang melihat feli cemberut begitu seketika  dibuat kesal lagi olehnya.

"Fel kembaliin kotak gue!" ucap Al sedikit teriak

Tapi tak digubris oleh feli malah feli semakin mempercepat langkahnya, dengan cepat juga Al mempercepat langkahnya mengikuti feli sambil meneriakinya agar segera berhenti

"Fel berhenti!"ucap Al tapi tetap saja feli berpura pura tuli dan menutup telinganya

Al yang sudah kesal segera berlari menyusulnya dikoridor kelas ,walupun agak sepi tapi banyak juga siswa siswa yang berjalan terburu buru dan juga berlarian disepanjang koridor seperti anak kecil yang baru bisa berjalan.

Feli tak memperdulikan Al yang terus meneriakinya suruh siap  dia ingin berbica malah suruh diam, ini balasanya agar tahu rasa dia grutunya selama berjalan menuju taman belakang sekolah.

"Feli Awas!" ucap Al

sontak membuat feli teriak ketakutan ketika sesorang siswa hampir menabraknya dengan cepat Al menarik tubuh feli kepelukanya, Feli sudah pasrah jika dia jatuh dan terluka tapi kenyataan dia berada dipelukan sesorang yang istimewa baginya, detak jatung yang tak karuan membuatnya tak bisa berkata kata.

Feli  juga bisa merasakan detak jantung Al yang berdekatan begitu cepat begitu juga harum parfum yang biasa Al pakai begitu terasa diindra penciuman feli. Andai waktu bisa berhenti dia ingin momen seperti ini tidak berlalu dengan cepat.

Mommy Boy [on Going ]Where stories live. Discover now