.4 Kapten

0 0 0
                                    

Pagi hari harus memaksa Cila untuk bangun, meski hari ini libur, tapi hari ini adalah jadwalnya ia ekstrakulikuler

Setelah semua beres, ia keluar dari kamar dan turun ke bawah. Ia di kejutkan dengan hadirnya Tyas , mama nya yang mungkin malam tadi sudah berada dirumah.

"Mau kemana dek? Bukannya libur?" tanya Tyas

"Mau ekstra Mam" jawabku setelah meminum teh

"Ga sarapan dulu? Masih jam 6 kurang tuh"

"Gak, langsung aja yaa" pamit Cila dengan mencium tangan Tyas dan pipi kanan nya

"Hati hati"

Cila naik motor sendiri kali ini karena pak Karno supir Cila belum datang jika masih pagi seperti ini.

Vespa kesangannya berwarna abu-abu, entah kenapa ia sangat suka, jika diperbolehkan maka ia akan naik vespa ini setiap berangkat sekolah. Tapi papanya yang tak memperbolehkan, katanya 'ga usah, enak kan naik mobil' maka Cila hanya nurut.

Sesampainya di sekolah ia langsung memparkirkan vespa nya di halaman, tidak masuk basement, karena hari ini hanya ada ekstra jadi tidak akan mengganggu yang berlalulalang di halaman.

"La"

"Eh kak Bintang" jawab ku menengok ke arahnya

"Yuk masuk" ajaknya dan aku mengangguk

Disisi lain masuk lah beberapa motor ninja, dengan salah satu orang yang menaikinya mengarah ke Cila bersama Bintang. Hingga ia memarkirkan motornya lalu membuka helm nya.

"Cel" panggil Nando

Celo mengarahkan kepalanya ke Nando. "Pacarnya Bintang tu itu?" tanya Nando

Celo diam dan meninggalkan temannya. "Weh Cel" panggil Adam

''Udah-udah ayo" ajak Brima

Cila sudah berada di lapangan outdoor, menunggu lainnya yang belum hadir. Cila melihat dia yang baru saja datang, pandangan lurus kedepan tanpa menengok kanan kiri. Hingga dia duduk pun Cila masih memperhatikan dengan pandangan yang tak suka karena sifat sombongnya.

"Pacar Bintang ngeliatin lo Cel" ucap Adam dengan menepuk-menepuk kaki Celo.

Deg

Celo melihat Cila yang juga melihatnya, hingga Bintang menghampiri nya dan berbicara dengan Cila. Celo melihat. Lalu ia mengalihkan tatapannya.

"Selamat pagi" sapa Bintang

"SELAMAT PAGI" jawab mereka kecuali Celo tentunya
'basa basi segala' batinnya

"Oke jadi rencananya hari ini adalah kita pemilihan ketua dulu buat kelas 10, jadi ada cokapten untuk cowo dan cekapten untuk cewe, silahkan siapa yang sanggup? Kalau ga ntar gue yang milih"

"Kak" panggil Adam hingga ialah menjadi pusat perhatiannya

"Celo" tunjuk nya membuat Celo mengarahkan mata tajamnya kearah Adam.

"Oke, Celo kapten untuk cowo, terus cewenya?" keputusan Bintang lalu bertanya kearah anak kelas 10 cewe.

"Cillia"

POV Cila

"Cillia"

Seketika pandangan gue mengarah ke tu orang. Gila apa? Gue aja baru ikut gabung basket mana bisa gue mengkoordinasi permainan nantinya. Motivasi milih gue tu apa coba, gue bener-bener panik dan gue cuma bisa geleng ke arah kak Bintang. Karena harapan gue adalah engga, jangan sampe gue jadi cekapten.

"Oke"
"Cokapten untuk Celo dan Cekapten untuk Cila, berdiri coba biar semua tau"

Off

Celo dan Cila berdiri ditempat masing- masing. Celo menampakan muka yang biasa, seoalah tak terjadi apa apa, setelah membuat Cila lah yang menjadi kapten selain dia. Merasa puas lah dia.

"Oke yang cowo disebalah sana, cewe sebelah sini, kalian masih dibimbing sama kelas 11 dulu, nanti kalau udah lancar langsung main sendiri juga bisa" ucap Bintang dengan senyumnya 'kalau bukan karna lo kak, ga akan gue tadi berangkat ke sini' batin Cila

Latihan selesai, Cila segera mengambil tasnya yang ada ditempat duduk. Tiga langkah darinya ada Celo yang barusan duduk, meneguk minumnya. 'Pengen gue gampar tu muka songongnya'

Cila langsung pergi dari situ hingga ia berhenti karena "woe cekapten" panggil seorang

"bilangin temen lo jangan panggil gue kak lagi, apalagi pakek rendang" yaaa Adam lahh yang membuat teman-temannya ngakak

"HAHHAHAA"
"Bangsat lo Dam, gue pikir lo mau ngapain" ngakak Brima dengan menepuk bahunya

Halaman yang nampak sepi karena hanya beberapa orang saja disini. Cila yang terus mendumel karena terpilih menjadi kapten rasanya ingin budek aja biar ga denger kalau nama nya dinobatkan buat jadi kapten.

"Kenapa si, tu orang milih gue? Salah gue apa? Dia pinter kan. Taulah kalau gue ga bisa mainin tu bola" itu gerutunya sambil mengambil jaketnya di dalam jok

"Kalau ga bisa ya belajar"

Deg

"Bukannya malah ngedumel"

Inilah Celo, Celo yang nampaknya dingin tapi untuk Cila tidak , inilah sifatnya yang asli. Menyebalkan.

Brummm Celo meninggalkan halaman sekolah tanpa menunggu tanggapan Cila.

"Bangsat, tai, aaarrrggggg, kenapa bisa gue ketemu tu orang lagiiii? Gue mau denger dia ilangggggg" tambah ancurlah mood Cila

Hingga sampai rumah yang sudah disambut oleh Herman, papanya yang sedang menonton televisi. "Kenapa dek?" tanyanya

"Abis makan angin" jawab Cila malas lalu duduk dimeja makan

"Salah siapa ga mingkem waktu di atas motor" kini Tyas lah yang menyaut

"Apaan si Mam" ucap Cila dengan muka kesal dan cengonya.

"Hahaha napa si dek, biasa aja kali mukanya" Herman lah yang kini mendekati Cila

"Cila jadi kapten cewe basket" jawab cepat Cila

"Lah, kamu sejak kapan suka basket?" tanya Herman

"Aarrgggg"
"Gimana ni pa? Mana bisa Cila jadi contoh kalau Cila aja ga bisa" gerutunya lalu mengambil gelas yang baru saja diletakkan Tyas untuk papanya

"HEH! Buat papa itu!"

"Hahhaha, abisin" perintah Herman, ia adalah sosok yang penyabar dan selalu mengalah.

"Papa punya si kenalan yang anaknya tu pinter main basket, sampe dia juga sering dapet juara gitu ngewakilin sekolahnya" jelas Herman

"Cewe pah?"

"Cowo" jawab Herman "ntar deh papa bilang minta ngajarin kamu" lanjutnya membuat Cila memunculkan senyum sumringahnya.

"Makasi ya pah, hari nya terserah dia, aku kosong terus setelah jam 3 pulang sekolah" ucap Cila "Cila ke atas dulu" pamitnya

"Anak nya satu se-"

"IYA" jawab Cila dari atas

...

Asekkk, bintang ? Pencet lah masa engga😂 thx ❤ bye

CeltaWhere stories live. Discover now