.2 apes?

2 0 0
                                    

MOS hari ke 3 , Cila segera bersiap untuk berangkat sekolah. Ia anak ke dua dari dua bersaudara, yang sedang sendirian dirumahnya, eh ada asistennya. Jika kalian menanyakan orang tuanya maka jawaban nya ialah baru mengurus bisnis di luar kota.

"Non ini teh nya" ucap bi Sri , asisten rumah tangga yang sudah lama

"Iya bi makasi, langsung brangkat ya" pamit Cila dan keluar rumah langsung menghampiri supirnya "pak Karno ayo" ajak Cila dan Pak Karno segera masuk dalam mobil.

SMA Nasional Pratifca

Segeralah Cila masuk dalam aula untuk bersiap karena apel pagi ini dilaksanakan di dalam aula, di sebabkan rintikan hujan sudah mulai turun.

"Selamat pagi adik-adik" sapa KAOS

"SELAMAT PAGI KAK" jawab peserta MOS termasuk Cila

"Oke sebelum diadakannya MOS terakhir pada hari ini, kita akan apel pagi. Dan setelah apel pagi, kalian bisa menyiapkan formulir ekstra kalian yang akan di ambil oleh kakak pendamping" jelas KAOS yang membuat Cila gelagapan

"Anjir gue lupa" ucap Cila yang lupa akan formulir itu "duh gila gue bawa ga ya" bingung nya lalu mengecek tas nya, beruntung formulir itu masih stay dalam tas Cila

"DUDUK SIAP GRAK" komando KAOS membuat Cila meletakkan formulir yang kosong itu lagi

"Kenapa Cil?" tanya teman Cila, Ana

"Gue lupa ngisi salah satu formulir ekstra, wajib banget ya itu?" ucap Cila panik

"Iya wajib, yaudah nanti aja sewaktu kepala sekolahnya ngomong, lo ngisi"

"DUDUK SIAP GRAK" komando KAOS lagi

"PANDANGAN LURUS KEDEPAN"

"GAK TENGOK - TENGOK"

"APALAGI BICARA SAMA YANG LAINNYA"

Begitulah jika KAOS sekbid ini masuk dalam aula, suasana mencengkam bagi semuanya.

"DUDUK ISTIRAHAT GRAK"

"Oke apel akan segera dimulai"

Berderet runtutan apel dan kini waktunya amanat pembina dari kepala sekolah. Waktunya Cila melancarkan aksinya untuk menulis formulir nya. "Anjir gue harus milih yang mana. Ini deh, ta-tapi basket? Bodo amat penting ngisi" ucapnya lirih

"Dek" panggil kakak kelas idaman Cila dengan menepuk bahunya, kini membuat Cila menatapnya "nulisnya nanti aja ya, dimarahin seniornya nanti" ucapnya halus membuat Cila terbang. Jadi yang menjadi pendamping setiap kelompok adalah anak osis kelas 11 dan yang mengatur segalanya adalah osis kelas 12.

"Emm i- iya kak" jawab Cila

"Gila ganteng banget Cil" bisik Ana yang sepertinya juga mengidolakan kakak pendamping itu

"Nama nya siapa?" tanya Cila yang memang tak tau karena waktu itu ia tak mendengar kan saat para pendamping memperkenalkan namanya.

"Bintang" jawab Ana

Apel telah dilaksanakan dan formulir telah di kumpulkan maka waktunya para guru memberi beberapa materi untuk menambah wawasan para siswa siswi.

"DUDUK SIAP GRAK"

"TANGANNYA HARUS GIMANA"

"TEGAK"

"DUDUK SIAP GRAK"

BRUK suara semua sepatu bergemuruh dengan lantai

"tadi kakak liat waktu amanat ada yang nulis, nulis apa tu?" sindir kakak osis yang sekbid menyebalkan itu

"nulis buku diary kali kak" ucap kakak osis yang lain

"NGAKU TADI SIAPA?" tanya KAOS itu dengan suara tegas membuat Cila gelagapan.

"AYO NGAKU"

"ANGKAT TANGAN APA MAU DI TUNJUK?"

Pasrah lah Cila lalu mengangkat tangannya. Ia memang takut, tapi ia harus berani mengakuinya, daripada lebih mendapat hukuman nanti.

"Lho kamu yang kemaren, masih ingat siapa nama teman kamu itu?" tanya kakak osis

"Masih kak" jawab Cila menunduk

"Siapa?" tantang KAOS sekbid menyebalkan

'Sok banget muka lo, pengen gue cakar rasanya, beda banget sama kak bintang'  batin Cila membandingkan senior cowo ini dengan kak bintang, pendamping hidupnya, eh pendamping kelompoknya.

"Marcelo Alesandro Putarka" jawab Cila "maaf tadi saya nulis motivasi dari bapak kepala sekolah" tambah Cila dengan menunjukkan bukunya yang memang ia sempat menulis satu kalimat berjaga-jaga jika ia ketahuan nulis formulir, nah kan benar, wkkwk 'bahkan gue cerdas' itu batinnya

KAOS itu melirik buku Cila dan berakhir dia meninggalkan tempat duduk Cila.

"Oke baiklah, formulir kalian akan diambil oleh pendamping masing-masing" para pendamping mengambil dan memilah untuk tidak dicampur dengan ekstra yang lainnya

"Licik banget lo cil" puji Ana ,

"Cerdas kalau gue"
Cila tersenyum bangga

'Dasar, emang  ga pernah ada berubahnya' Bahkan orang itu merasakan , kelicikan masih nampak dalam diri Cila, kata Celo.

"Sudah semua, maka kegiatan selanjutnya adalah materi dari Bapak Joko, dipersilahkan"

Materi selesai dari pak Joko dilanjutkan berkumpul sesuai dengan club ekstra yang sudah diminati oleh para peserta MOS.

Cila berjalan ke ruangan basket, ia memang tak berminat tapi bagaimana lagi ga mungkin ia berdiam sendiri di aula. Ana teman Cila ikut club Dance berakhir mereka harus berpisah.

C.BASKET

Masuklah Cila dan semua duduk di bawah, ruangan ini dekat dengan lapangan. Banyak bola yang berjejer ditempatnya, bahkan seragam juga terpasang rapi .

Deg

Celo memasuki satu ruang yang sama dengan Cila. Mata itu juga menatap Cila sampai beberapa detik, lalu Cila mengalihkan pandangannya.

'Kenapa si malah se club sama dia' batin Cila kesal yang akan gampang bertemu dengan orang itu lagi.

Celo memang terlihat cuek, bahkan tak pernah mengatakan satu kata pun.

"Oke jadi latihan basket dilaksanakan setiap hari sabtu, cewe cowo bareng" ucap kak Bintang yang ternyata ia ketua basket saat ini

Cila memang berencana tak akan mengikuti ekstra ini karena ada Celo tapi disisi lain pendamping inilah yang membuatnya harus ikut serta untuk terus melihat nya.

"Cila" panggil Kak bintang

Deg 'dia tau nama gue?'

"I-iya kak" jawab Cila

"Ayo kembali ke aula" ajak Bintang dan Cila mengangguk

"Kenapa bengong aja dari tadi? Sampe ga tau kalau aku udah selesai ngomong?" tanya bintang

"Ehe maaf kak, aku emang ga paham soal basket" jawab Cila

"Gapapa sans, sama-sama belajar" jawab nya dengan senyuman

Orang itu melihat, melihat Cila dan Bintang jalan berdampingan. Celo yang berjalan dibelakangnya.

...

Ahaiiii cem mana , imajinasi ku bisanya gitu , tekan bintang jan lupa, ciahhh bintangggg😊 byeee, terimakasih

CeltaWhere stories live. Discover now