Regina !

6.9K 519 17
                                    


Aku sampai diruangan pak dylan, aku melihat nya sedang berkutat dengan laptopnya sesekali ia membalas pesan di ponselnya, membaca beberapa berkas dan telepon kantornya sering berdering..
Apa pak dylan sedang sibuk?
Mengapa dia mengijinkan ku menemuinya?

"Selamat pagi pak dylan .." sapaku pelan.

"Hei sar.. silahkan duduk." Jawabnya, ia sempat menoleh ke arahku namun lanjut dengan kesibukannya, aku pun duduk didepannya..

"Maaf pak dylan.. saya baru denger.. kalau 2 tahun yang lalu pak dylan sempet kecelakaan saat  membawa mobil ingin menemuiku .. kalau tahu pak dylan saat itu kecelakaan saya tak mungkin membiarkan pak dylan..saya akan datang menjenguk bapak..
Saya minta maaf baru datang sekarang setelah 2 tahun berlalu..."

Ucapku memulai percakapan dengan segala keberanian yang sudah kukumpulkan untuk akhirnya meminta maaf duluan, pak dylan langsung menatapku dengan tatapan aneh..

"Kecelakaan? Saya? Kapan saya kecelakaan?."
Tanya pak dylan bingung..

Aku bingung, mengapa aku mendapat tanggapan seperti itu dari pak dylan.

"Iya kecelakaan ! .. regina udah cerita semua ke aku kemarin.. saat pak dylan marah karena aku tidak ijin untuk liat Poto pak dylan dan almarhumah istri... aku pulang meninggalkan pak dylan di apartemen .
Regina bilang.. pak dylan langsung mengejar aku untuk minta maaf karena telah marah.. tapi sayangnya pak dylan malah kecelakaan.."

Jawabku menegaskan lagi, sambil terus berharap pak dylan bukan amnesia..

"Saya serius sar.. saya ga kecelakaan saat itu.. saya baik-baik saja.." jawab pak dylan..

Wajahku memerah, antara malu atau bingung. Aku sendiri heran..
Tak berapa lama pak dylan menelepon seseorang dengan telepon kantornya..

"Hallo regina.. kamu bisa keruangan saya sekarang?." Ucap pak dylan. Tak lama pak dylan pun menutup teleponnya, duh apalagi ini ....

Sekitar 2 menit, pintu kantor pak dylan diketuk..

"Masuk!." Ucap pak dylan, lalu sahabatku yang bernama regina itu masuk ke kantornya dengan wajah tertunduk dan berdiri diseberang meja pak dylan, ia berdiri di sampingku...

"Ada apa pak?." Tanya regina..

"Bisa kamu jelasin, sejak kapan kamu pandai membuat skenario seperti ini?." Tanya pak dylan..
Astaga ...aku benar-benar terkejut dengan pertanyaan pak dylan pada regina..
Apa yang terjadi?
Aku mulai mengerti..
Apa benar regina mengarang semua cerita ini tentang kecelakaan pak dylan?
Wajahku kali ini benar-benar merah..
Aku malu ..
100 persen malu...

"Iya pak.. saya minta maaf.. saya emang ngarang cerita itu... Saya cuma mau bantu kalian.. saya ga mau kalian berlama-lama menjauh seperti ini.. saya ngarang cerita itu tanpa direncakan kok pak.. saya mendadak buat cerita itu kemarin..."
Jawab regina .. wajahnya masih tertunduk..

Ya Tuhan.. ada apa denganmu regina.. kamu ngarang cerita sampai sefatal ini..
Lalu.. aku jadi seperti kambing bodoh ada disini...
Aku menyesal datang kesini..
Aku sadar berapa tahun lamanya pun pak dylan memang takkan datang untuk meminta maaf...
Bodohnya diriku..
Ternyata aku terlalu percaya diri dan berharap lebih dari pak dylan..

"Ya sudah.. sekarang kamu kembali ke ruanganmu dan mulai menyusun beberapa kalimat pengunduran diri ya.." ucap pak dylan pada regina..

"Tapi pak..." Keluh regina dengan wajahnya yang sedih..

"Sekarang..." Jawab pak dylan lagi.. regina pun menganggukan kepalanya, ia tertunduk lesu dan meninggalkan ruangan pak dylan..

***

Setelah kepergian regina dari ruangannya.. pak dylan beranjak dari kursinya dan membelakangi ku.. ia berdiri menatap pemandangan dari jendela diruangan ya...

" 2 tahun yang lalu, saya memang menyesal membuat kamu marah karena soal photo itu..tapi saya rasa, saya tidak perlu meminta maaf..
Anggap saja kita impas soal itu..
Kamu menatap photo itu tanpa ijin.. dan saya memarahi kamu soal photo itu..
Kita impas dan tak perlu saling maaf memaafkan... Kita berdua salah..
Tapi.. dihari itu.. dimalam pada hari itu.. saya memutuskan untuk membuang semua photo-photo itu.. saya mencopot photo itu dari tempatnya dan dimalam yang sama..saya membakar photo itu..
Kamu menyadarkanku soal rasa berlebihan ini pada istri saya..

Saya mencintai istri saya begitu dalam bukan tanpa alasan..
Pada hari kecelakaan.. sebenarnya istri saya sedang hamil.. di jalur Pantura itu.. saya pertama kali membawa mobil impian saya..
Saya membawa mobil itu terlalu cepat.. istri saya sudah memperingatkan saya untuk pelan-pelan.. namun saya hanya beberapa kali mendengarkannya.. sisanya saya kembali kebut-kebutan..
Namun sayang karena kecerobohan saya.. kami kecelakaan...  Dia pergi dengan anak saya.. anak yang menjadi impian dan tujuan hidup saya..
Saya punya penyesalan yang sangat dalam setiap kali mengingat kejadian itu...sungguh saya sangat menyesal..
Saya merasa sakit sampai ketulang dan jiwa raga saya.. sakit sekali..

Hari itu istri saya meninggal dirumah sakit dan saya berjanji tidak akan ada yang menggantikannya...
Sesaat sebelum istri saya meninggal.. dia sempat menangis dan bilang..bahwa kalau dia pergi duluan.. dia meminta saya untuk bahagia dan mencari penggantinya...

Dihari 2 tahun yang lalu.. saya melihat kamu menangis karena saya.. saya jadi teringat tangisan istri saya dihari kematiannya.. entah mengapa hari itu hati saya sangat sakit...
Saya tidak mau membuat wanita yang saya sayangi menangis lagi...karena saya..."

Ucap pak dylan, suaranya terdengar bergetar.. ia seperti menahan tangisnya..
Hari itu pak dylan memarahiku.. sudahlah . Aku akan memakluminya..
Pak dylan punya luka yang dalam..
Pasti bukanlah hal mudah menyimpan photo itu di apartemen nya . Namun mencopot nya pun akan menjadi luka yang sama...

Tapi tunggu !!
Mengapa pak dylan mengatakan bahwa ia tidak mau membuat wanita yang dia sayangi menangis lagi karena nya?.
Apa maksudnya?
Atau aku salah paham dengan kata-katanya?
Tak mungkin aku bertanya soal itu..
Suasananya tidak memungkinkan untuk ku bertanya soal perasaanya padaku sekarang ..

Ya Tuhan.. aku pun tahu diri.apalahku ini..aku janda 4 anak..
Pak dylan takkan melirikku .. ada wanita muda yang mengantri nya...

"Sar..saya minta maaf.. jika saat itu saya melukai hati kamu.." ucap pak dylan lagi..

"Saya juga minta maaf pak bila hari bapak merasa saya telah mengganggu privasi bapak... "  Jawabku..
Pak dylan pun mulai membalikan badannya dan menatapku..jarak kami agak jauh terhalang oleh meja kerjanya yang cukup besar..

"Sar maaf ya.. hari ini saya banyak sekali pekerjaan, besok kalau saya tidak sibuk saya akan kerumahmu.. boleh kan?."

Tanya pak dylan, aku menganggukan kepalaku setuju.. aku juga ingin memperlihatkan toko kecilku pada pak dylan dan memberitahunya semua ini juga berkat dirinya..

"Iya pak.." jawabku . Aku pun bergegas dari kursi bersiap untuk kembali pulang..

"Oh iya sar sebelum kamu pulang tolong sampaikan sama regina.. soal surat pengunduran dirinya saya hanya bercanda.. tapi saya mohon.. jangan sampai dia mengulangi nya lagi.." ucap pak dylan lagi, aku tersenyum dan lega.. akhirnya regina tak jadi dipecat dengan cara pengunduran diri itu..
Tapi tunggu saja..
Aku tetap akan membuat perhitungan kepada sahabatku itu... Hihi...

"Saya pamit pak.."

"Iya sar hati-hati.."

Aku pun meninggalkan ruangan pak dylan...

Ijinkan aku bersamamu di "5 Kota" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang