𝐌𝐔𝐅𝐅𝐋𝐈𝐀𝐓𝐎

6.3K 838 77
                                    

🍏

Suasana di great hall tentunya seperti biasa penuh dengan cengkrama para murid, dentingan sendok yang beradu dengan piring tentunya sudah sangat biasa ketika acara makan.

"Kau tak bersemangat sekali?" Justin menyodorkan satu cheesecake pada (Y/n) yang duduk disampingnya.

"Thanks" (Y/n)" memakan cheesecake yang di berikan Justin.

"Apa kau sedih karena tak ada Cedric?" Tanya Hanna.

"Yah pastinya, Princess Hufflepuff ini kehilangan Prince Huffelpuff nya" Ernie terseyum mengejek.

(Y/n) mendengus, andai pemuda itu duduk disampingnya pasti ia akan langsung memukul nya sampai habis.

"Sudah umur berapa kau ini Ernie" Hanna menarik daun telinga Ernie, Ernie meringis dan terus meminta agar Hanna melepaskannya.

(Y/n) terkekeh, melihat kedua sahabatnya yang selalu bisa membuatnya tertawa.

"Malam terbaik bagi kalian semua. Terimakasih" pembukaan kata dari Prof. Dumbledore membuat seluruh perhatian great hall mengarah padanya tak terkecuali (Y/n).

"Pertama-tama, ku perkenalkan anggota baru staf kami... Horace Slughron"

Tepuk tangan mengiringi sejalan dengan berdirinya Prof. Slughron.

"Profesor Slughron, dengan bahagia ku katakan telah setuju menempati tempat lamanya untuk mengajar ramuan. Sementara itu, posisi pertahanan terhadap ilmu hitam akan di pegang oleh profesor snape" Jelas Prof. Dumbledore.

"Snape meraih kemerdekaan nya" kata Ernie sambil bertepuk tangan.

(Y/n) setuju, memang benar Prof. Snape sangat menginginkan mengajar dalam pertahanan terhadap ilmu hitam.

Dan bisa (Y/n) Lihat kalau meja Slytherin bertepuk tangan senang, tapi manik hitam (Y/n) tertuju pada Draco yang sedang melamun.

Entah apa yang menjadi penyebab tunangannya itu melamun namun Draco selalu saja akan mengatakan tak apa-apa.

......

(Y/n) dan Ernie berpisah dengan Hanna dan Justin di ujung koridor karna mereka berdua mengambil kelas yang berbeda.

"Ku fikir kau takkan mengambil ramuan" kata (Y/n) pada Ernie.

Mereka berjalan menuju ruang bawah tanah dimana tempat kelas ramuan berada.

Ernie terkekeh dan merangkul bahu (Y/n).

"Jika aku ikut dengan Justin dan Hanna lalu kau dengan siapa?"

"Dengan Draco"

Ernie memutar bola matanya malas, percuma ia mengambil kelas ramuan.

(Y/n) menarik pipi Ernie, ia tahu pemuda disampingnya itu selalu menjaganya seperti Cedric.

"Iya..iya"

Ernie membuka pintu kelas ramuan dan disana sudah ada beberapa murid yang tentunya diantara mereka ada yang (Y/n) kenal.

"Aku akan bersama Corner" Ernie menepuk bahu (Y/n).

(Y/n) segera berjalan menuju Draco.

Draco yang sedari tadi melamun terkejut karena tangan nya tiba-tiba di genggam, Draco terseyum pada gadisnya.

"Ekhm ekhm" Pansy terbatuk, tapi itu suara batuk yang dibuat-buat.

"Sebaiknya keluar jika kau sakit" kata Blaise.

Pansy menginjak kaki Blaise hingga membuat Blaise sedikit meringis.

(Y/n) terkekeh, bibirnya ia dekat kan pada daun telinga Draco.

"Aku ingin berbicara dengan mu nanti"

Tak lama kemudian Prof. Slughron datang dan mulai mengajar dengan menjelaskan beberapa hal mengenai apa saja yang ada di kepalanya.

Pintu kelas tiba-tiba terbuka dan menampakkan Harry dan Ron.

"Sungguh kau baik-baik saja?" Tanya (Y/n) pelan pada Draco.

Draco mengangguk dan mengusap tangan (Y/n) lembut, seolah memberitahukan bahwa gadisnya tak perlu khawatir.

.......

Sesuai dengan apa yang di katakan (Y/n) tadi pagi dikelas ramuan bahwa ia ingin berbicara dengan Draco, (Y/n) berjalan menaikki tangga menara Astronomi.

(Y/n) tersenyum melihat Draco yang sedang memandang langit sore.

"Hari ini kau tak bersemangat sekali di kelas ramuan" (Y/n) mengusap tengkuk Draco.

"Entahlah, mungkin kau tak memberiku energi lagi love" Draco terseyum tipis.

"Mau pelukkan?" Tanya (Y/n).

Draco menarik tangan (Y/n) dan membawa gadis itu kedalam pelukkannya, entah kenapa rasanya tubuh (Y/n) semakin kecil saja dan itu membuat Draco semakin nyaman memeluk gadisnya.

"Kemana Draco ku" lirih (Y/n) yang masih bisa didengar Draco.

"Dihatimu" bisik Draco.

"Draco ku selalu bersemangat ketika di kelas ramuan, ketika berlatih Quidditch, bahkan saat dia memakan apel hijau" tanpa sadar perkataan (Y/n) membuat Draco menetes kan air matanya.

(Y/n) melepaskan pelukkannya dan mengusap air mata Draco.

"Apa yang sebenarnya membuat mu harus bergabung dengan mereka?"

"Muffliato"

Draco menarik nafasnya dalam-dalam ia berusaha menguatkan dirinya untuk menjelaskan nya pada (Y/n).

"Father tidak bisa menjalakan tugasnya, oleh karena itu aku menggantikannya"

"Lalu?"

Draco menangkup kedua pipi (Y/n), mengecup sebentar bibir ranum gadisnya yang selama ini menjadi candunya.

"Sebagai gantinya aku ditugaskan untuk...."

(Y/n) mengusap tangan Draco yang masih setia menangkup wajahnya.

"Untuk membunuh Dumbledore"

Hati (Y/n) mencelos mendengarnya, itu tugas yang sangat tidak masuk akal.

"Love please don't cry" Draco mengecup kedua kelopak mata (Y/n).

Draco memeluk (Y/n) lagi, ia sangat tahu bagaimana hancurnya gadisnya ketika mendengar perkataannya dan itu sama seperti ibunya ketika mendengar tugas yang diberikan voldemort padanya.

"Masih ada lagi yang kau sembunyikan dariku" lirih (Y/n).

"Tidak ada"

"Sungguh? Lalu bagaimana dengan Fhater yang meminta mu untuk meninggalkan ku?"

Draco mengeratkan pelukkannya.

"Aku hanya mencintaimu dan menginginkan mu... bagaimana bisa aku meninggalkan mu love"

🍏

Malfoy Fiance : 𝐃.𝐌 Where stories live. Discover now