𝐑𝐀𝐈𝐍

6.4K 809 79
                                    

🍏

Susana tegang menyelimuti rumah keluarga Rosier, Edmud dan Felix sedang bertatap muka dengan Corban Yaxley di ruang tamu keluarga Rosier.

"Jadi kalian masih menempuh jalan tengah?" Corban tertawa sinis.

"Kepala keluarga Rosier adalah aku bukan Evan lagi, tentunya kami berbeda" Tegas Edmud.

"Felix" bisik seorang wanita tepat di telinga Felix.

"Aku tahu kau sepupu ku yang paling terbaik dari kedua kakak mu" bisiknya lagi pada Felix.

Felix masih tak bergeming.

"Jadi bergabunglah dengan the dark lord" katanya.

"Bellatrix sekali lagi kami tidak tertarik" Tegas Felix.

"Apa Dumbledore meminta kalian bergabung?" Corban menatap tajam kedua Rosier bersaudara.

"Kami menolaknya" Edmud mengehela nafas kasar.

"Dimana putri mu?" Tanya Bellatrix Lestrange.

"Jangan macam-macam Bella" Edmud menatap tajam sepupunya itu.

"Aku hanya ingin memeluknya, memberitahunya kalau Draco tunangannya adalah keponakkan ku" Bellatrix berjalan menaikki tangga menuju lantai atas mencari gadis yang bisa disebut keponakkan nya?.

Edmud segera berdiri menyusul Bellatrix dengan langkah lebarnya.

Bellatrix terseyum ketika melihat pintu dengan ukiran nama gadis yang menjadi tunangan keponakkan nya -Draco.

"Siapa?" Tanya (Y/n) saat melihat sosok Bellatrix yang berdiri diambang pintu kamar gadis itu.

"Bella" Edmud datang dengan raut wajahnya yang sangat khawatir.

"Aku bibimu" Bellatrix terseyum dan menghampiri (Y/n).

"Bella" peringat Edmud.

"Father dia siapa?"

Bellatrix mengelus pipi gadis yang ada didepannya.

"Aku bibimu, kakek mu adik ibuku" Bellatrix terseyum miring.

"Oh senang bertemu dengan mu bibi" (Y/n) terseyum.

"Kau mau bergabung dengan kami? Seperti Draco" Bellatrix terseyum lagi.

"BELLA!" suara Edmud meninggi.

Edmud menarik Bellatrix keluar dari kamar putrinya.

"Bergabung? Seperti Draco?" (Y/n) tak tahu apa maksud dari wanita tadi.

.......

Hujan yang sangat deras suara petir menggelegar, angin kencang ikut turut andil dalam suasana gelap di malam hari ini.

(Y/n) menarik selimut tebalnya agar tetap melilit di tubuhnya, jamari mungil (Y/n) sesekali membalik halaman buku yang sedari tadi ia baca.

"Apa benar wanita yang bernama Bellatrix adalah bibi kita Noah?" Tanya (Y/n) pada kakak nya.

"Yah" Noah tahu kebenaran ini sangat lucu.

"Bisa kau ceritakan silsilah keluarga Rosier?" Tanya (Y/n).

"Pergilah tidur (Y/n)" Perintah Noah.

"Apa susahnya hanya menceritakan Noah" Kesal (Y/n).

"Baca saja buku di perpustakaan tentang pohon keluarga" Noah beranjak meninggalkan adiknya di ruang tengah sendirian.

(Y/n) sangat tidak tahu menahu tentang keluarganya sendiri, ia cukup malas dengan kelurga Rosier yang memiliki hubungan dengan banyak keluarga darah murni lainnya.

Suara ketukkan pintu depan membuat (Y/n) menoleh kearah pintu, (Y/n) mengambil tongkatnya dan berjalan menuju pintu depan.

"Siapa?" Tanya (Y/n) dari balik pintu.

"Aku"

(Y/n) sangat mengenal suara itu, itu Draco.

Langsung saja (Y/n) membuka pintu rumahnya dan ia nampak terkejut dengan keadaan Draco yang basah kuyup.

"Kau gila? Ini hujan deras Drake" (Y/n) menarik tangan Draco masuk kedalam rumahnya.

Draco menatap punggung gadisnya yang bisa dibilang (Y/n) bertambah tinggi dan semakin cantik.

"Masuk" Perintah (Y/n) pada Draco.

Draco melangkah masuk kedalam kamar (Y/n), ia merasakan jauh lebih hangat dengan kamar yang didominasi warna kuning persis mencerminkan seorang Hufflepuff.

"Sini jasmu" (Y/n) melepas jas hitam Draco.

Draco mengecup bibir gadisnya singkat.

"Mandilah, Aku takut Kau sakit Drake" (Y/n) mendorong Draco masuk kedalam kamar mandi yang ada di kamarnya.

"Kau tak rindu pada ku love?"

"Rindu, tapi mandilah dulu" (Y/n) mendorong paksa Draco masuk kedalam kamar mandi.

......

(Y/n) menghela nafas ketika ia lupa kalau Draco tidak membawa baju ganti, ia langsung mengambil baju yang ada di lemari nya.

(Y/n) perlahan membuka pintu kamar mandi, ia sedikit melirik bayangan Draco dari kaca kamar mandi shower nya.

"Ddraco bajumu ku letakkan di sini" (Y/n) meneguk salivanya, ia buru-buru keluar dari kamar mandi dan mengatur nafasnya.

"Bodoh" (Y/n) meruntukki dirinya, ia sudah pernah melihat tubuh Draco tanpa busana tapi kenapa masih malu.

"Love" panggil Draco saat keluar dari kamar mandi, ia menghampiri gadisnya yang duduk di tepi ranjang.

(Y/n) meneguk salivanya lagi, Draco dihadapan nya sangat berbeda dari hari ia terakhir bertemu, Draco-nya bertambah tinggi dan jauh lebih tampan.

Draco mengecup bibir (Y/n) singkat, baru saja Draco akan melepaskannya tapi tangan (Y/n) menahan tengkuknya hingga ciuman biasa menjadi lumattan.

(Y/n) menarik Draco hingga Draco berada di atasnya, sungguh ia sangat rindu dengan bibir manis tunangannya.

"Agresif" bisik Draco.

Malu dengan tindakan nya (Y/n) menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Draco terkekeh, ia menarik tangan (Y/n) agar gadis itu memperlihatkan wajahnya.

"Ini baju siapa love? Jangan bilang ini baju Diggory"

(Y/n) mengusap rahang Draco dengan ujung jarinya, sweater rajut berwarna hitam itu terlihat pas di tubuh Draco.

"Itu aku yang merajutnya"

Draco mencium (Y/n) beruntun di bibir gadisnya, yang membuat (Y/n) sukses tersipu.

"Keinginan ku melakukan itu di kereta gagal karena Gryffindor sialan membuka pintu kompartemen" bisik Draco.

Wajah (Y/n) kembali merona kala mengingat dimana Draco menggendong tubuhnya didepan, lalu mereka berciuman sangat panas tapi aksi mereka terhenti karena pintu kompartemen tiba-tiba dibuka oleh Neville Longbattom.

"Mesum"

Draco mengangkat tubuh (Y/n) lalu mendudukkan tubuh gadisnya di atas tubuhnya.

"Kenapa malam-malam kesini?" (Y/n) tahu pasti tidak ada yang beres dengan Draco.

"Merindukan mu"

"Tapi bisa siang hari Draco"

"Aku sudah tak kuat dengan rindu ini love"

"Kau kenal Bellatrix Lestrange?"

🍏


Haiiiii

Gatel banget mau Up.

See you on next chapter 👋👋👋

Good Luck buat kalian 👍

Malfoy Fiance : 𝐃.𝐌 Where stories live. Discover now