𝐌𝐈𝐒𝐒 𝐘𝐎𝐔

8.1K 915 95
                                    

🍏

Narcissa menepuk pundak Draco pelan lalu berjalan meninggalkan putranya dengan pemuda yang baru saja datang.

"Mau apa kau kesini?" Tanya Draco dingin.

"Aku hanya merindukannya" katanya sambil menatap (Y/n) yang terbaring di ranjang.

"Pantaskah kau merindukan seseorang yang sudah memiliki kekasih Partridge!" sarkas Draco.

"Sebagai sahabat" Louis pemuda itu baru kali ini bisa menjenguk (Y/n), bisa Louis lihat kalau penampilan Draco tidak ada kata rapih bahkan lebih terkesan dengan kata frustasi.

Draco kembali duduk dan menggengam tangan gadisnya yang masih terpejam.

"Ku fikir kau akan meninggalkannya" kata Louis sambil duduk kursi yang berada di samping Draco.

"Lalu kau akan bersama gadisku? Lebih baik aku membunuhmu" kata Draco sengit.

Louis akui dirinya kalah dengan pemuda disampingnya, seberapa keras pun dia berusaha untuk mengambil hati (Y/n) ia tetap kalah telak jika bersaing dengan Malfoy.

"Pergilah" perintah Draco.

Louis beranjak dari duduknya dan menyimpan bunga di meja.

"Sampaikan salam ku pada (Y/n), katakan aku mencintainya" Louis berjalan keluar.

"Cihh" Draco menatap sinis.

Draco menghela nafasnya kasar, Draco merebahkan dirinya disamping (Y/n), menggengam tangan gadisnya erat dan sesekali mengecup punggung tangan gadisnya.

"I miss you" Draco mengecup bibir (Y/n) singkat.

Draco menangis diam, jika saja seluruh dunia tahu seorang Draco Malfoy menangis hanya karena seorang gadis entah apa yang akan Draco dengar.

......

Tidur Draco terusik karena seseorang mengusap rambutnya pelan dengan kelembutan tentunya.

"Love 5 menit lagi" guman Draco.

Draco yang menyadari perkataannya sontak membuka matanya.

"Bodoh, gadismu saja masih belum sadar"

Draco duduk di atas ranjang, mengusap rambutnya kasar.

"Draco"

"Bagaimana bisa aku mendengar suaranya" Draco mengusap wajahnya kasar.

"Draco"

"Ferret"

Seketika Draco menoleh kebelakang dan bola matanya bergetar menatap tak percaya apa yang dia lihat.

"Love" Draco langsung membantu gadisnya duduk, dan langsung memeluknya gadisnya.

"Kau baik-baik saja?" Tanya (Y/n) sambil mengusap surai platina milik Draco.

"Harusnya aku yang bertanya, kau tahu seberapa aku paniknya melihat tangan mu yang mengeluarkan darah setiap harinya itu membuatku gila bah...."

Draco terkejut ketika (Y/n) melumat bibirnya tapi ia tak menyangkalnya karena ia juga menginginkannya, tangan Draco menahan tengkuk gadisnya untuk memperdalam ciuman mereka.

Kedua tangan (Y/n) melingkar di leher Draco, permainan yang Draco buat sangatlah lembut bahkan kelewat lembut membuat (Y/n) memejamkan matanya,sangat merindukan Draco-nya.

Draco terus menyesap bibir gadisnya lembut dengan tempo yang pelan, Draco menyalurkan setiap kerinduannya pada gadisnya. Jika saja waktu sadar (Y/n) adalah beberapa jam yang lalu ia ingin melakukan ini didepan Louis Partridge untuk menegaskan kalau (Y/n) adalah miliknya.

Draco melepas pagutannya dan menempelkan keningnya dengan kening gadisnya, mereka berdua tersenyum. Draco mengusap bibir ranum (Y/n).

" I miss you" Draco mengusap punggung tangan (Y/n).

"Me to"

"No, say I miss you" pinta Draco.

"Me to"

"Lovee" pringat Draco.

(Y/n) terkekeh sudah lama ia tidak membuat Draco kesal.

"Iya iya.. I miss you"

Bisa (Y/n) lihat kalau penampilan Draco begitu kusut, surai platina yang biasa ia lihat selalu tersusun rapih kini bagaikan semak belukar, mata Draco yang memperlihatkan kalau pemuda didepannya sangat kurang dalam tidur.

"Kau menginap?" Tanya (Y/n).

"Iya..aku khawatir kau takkan bangun lagi, jadi aku tak tidur beberapa hari" jelas Draco.

"Tadi kau tidur" (Y/n) terkekeh.

"Aku tidur tanpa sadar"

Ngilu mendengarnya, (Y/n) mengusap surai platina Draco dan tak lupa mengusap rahang Draco.

"sering tidur tanpa sadar?"

Draco mengangguk sambil memejamkan matanya , menikmati sentuhan lembut gadisnya. itu cukup menenangkan bagi Draco.

"Bagimana bisa kau nekat menyelematkan orang yang sudah mati" Draco masih memejamkan matanya.

"Cedric tidak mati, jantungnya hanya melemah"

Draco menghela nafas.

"Jangan membuatku khawatir lagi" Draco mengusap pelan tangan (Y/n) yang berada di rahangnya.

"Aku bisa gila jika kehilanganmu love"

.....

Sejak (Y/n) sadar Draco jauh lebih protective bahkan saat (Y/n) tersedak saja ia langsung panik, lucu memang jarang-jarang ia melihat Draco yang begitu.

Tidak hanya itu bahkan Draco tak ingin pulang walau kondisi tubuhnya sudah membaik, bahkan Draco sampai memohon kepada kedua orang tuanya agar waktu menginapnya diperpanjang tapi Edmud menolaknya karena Draco sudah cukup lelah selama ini.

"Kau tak perlu mengantarku sampai pintu depan love" kata Draco.

"Tak apa, aku sudah jauh lebih baik Draco"

"Yasudah kalau begitu"

Draco menggenggam tangan gadisnya sepanjang menuju pintu depan rumah keluarga Rosier.

"Boleh aku memelukmu?" tanya Draco.

"Kenapa meminta izin? padahal kau biasanya langsung memelukku" (Y/n) terkekeh.

Draco terseyum dan langsung memeluk (Y/n), rasanya ia sedikit tak rela harus berpisah dengan gadisnya.

"Sudah sana pulang" (Y/n) melepas pelukkan Draco.

"Sungguh aku tak boleh menginap lagi?"

"Jika kau berani meminta izin lagi pada ayahku silahkan" (Y/n) mengecup pipi Draco.

Draco menghela nafas lalu beranjak pergi, tapi baru saja beberapa langkah ia menoleh kebelakang dan melihat gadisnya yang melambai dengan senyum manisnya.

Draco tak tahan lagi, ia langsung melangkah kembali menuju gadisnya dengan langkah lebar.

"Kenapa balik lagi?" tanya (Y/n) menatap bingung Draco.

"Aku tak bisa pergi jika energiku belum full" Draco langsung melumat bibir ranum (Y/n), menyesap lembut agar ia puas ralat ia mana puas.

"Aku pergi, jaga kesehatanmu aku tak ingin kau sakit lagi" Draco mengecup singkat kening (Y/n) dan langsung pergi.

(Y/n) bisa melihat kalau Draco ber-apparete ketika tangan Draco menyentuh pagar rumahnya.

"Dasar"

🍏


Ini lebay gak sih?😐

😶😶😶😶

Malfoy Fiance : 𝐃.𝐌 Où les histoires vivent. Découvrez maintenant