7. Nicholas Flamel

410 45 0
                                    

"Lihat, kan, Dumbledore benar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lihat, kan, Dumbledore benar. Cermin itu bisa membuatmu gila," kata Emily, ketika Harry bercerita tentang mimpi buruknya.


Hermione, yang kembali sehari sebelum semester baru dimulai, punya pandangan lain tentang kejadian itu. Dia setengahnya merasa ngeri membayangkan Harry meninggalkan kamar, berkeliaran di sekolah selama tiga malam berturut-turut ("Bagaimana kalau Filch menangkapmu!") dan setengahnya merasa kecewa karena dia tidak berhasil menemukan siapa Nicolas Flamel.

Mereka sudah nyaris kehilangan harapan menemukan Flamel dalam buku perpustakaan, meskipun Harry masih yakin dia pernah membaca nama itu entah di mana. Begitu semester baru mulai, mereka kembali membuka-buka buku selama sepuluh menit dalam waktu istirahat mereka.

Waktu Harry bahkan lebih sedikit dari ketiga temannya, karena masa latihan Quidditch sudah mulai lagi. Oliver melatih timnya lebih keras dari sebelumnya. Bahkan hujan yang turun terus menggantikan salju tidak mematahkan semangatnya. Si kembar Weasley mmengeluh Oliver telah menjadi fanatik, tetapi Harry memihak Oliver. Jika mereka memenangkan pertandingan berikutnya, melawan Hufflepuff, mereka akan menyusul Slytherin dalam Kejuaraan Antar-Asrama untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun.

Seusai latihan, Harry langsung kembali ke ruang rekreasi Gryffindor. Ron dan Hermione sedang bermain
catur di situ dengan Emily sebagai penonton.

"Jangan dulu bicara padaku," kata Ron ketika Harry duduk di sebelahnya. "Aku perlu konsen..." Terlihat olehnya wajah Harry.

"Kenapa kau? Kau kelihatan sakit."

Bicara pelan-pelan supaya tak ada yang mendengar, Harry memberitahu ketiga temannya tentang keinginan mendadak Snape untuk menjadi wasit Quidditch.

"Jangan main," kata Hermione segera.

"Bilang saja kau sakit," kata Ron.

"Pura-pura kakimu patah," Hermione mengusulkan.

"Patahkan benar-benar saja," kata Ron.

Harry baru saja mau menjawab, Emily langsung bicara, "Tidak bisa," katanya. "Tak ada Seeker cadangan. Kalau dia mundur, Gryffindor sama sekali tak bisa main."

Saat itu Neville terguling masuk ke ruang rekreasi. Bagaimana dia bisa memanjat lubang lukisan tak bisa ditebak, karena kakinya saling menempel. Penyebabnya langsung mereka kenali, Kutukan Kaki Terkunci.

Dia pastilah harus melompat-lompat naik ke Menara Gryffindor. Semua tertawa, kecuali Emily dan Hermione. Hermione langsung melompat bangun dan mengucapkan mantra kontra kutukan. Kaki Neville terpisah dan dia berdiri, gemetar.

"Apa yang terjadi?" Hermione bertanya kepadanya, mengajaknya duduk di dekat Emily, Harry, dan Ron.

"Malfoy," kata Neville gemetar. "Aku bertemu dia di depan perpustakaan. Dia bilang dia sedang mencari-cari anak yang bisa dipakainya melatih kutukan itu."

𝐃𝐄𝐋𝐈𝐂𝐀𝐓𝐄 ☽︎Where stories live. Discover now