11. Second Chance?

Mulai dari awal
                                    

"Mommy no no!!" Kata Hana dengan suara lantangnya.

Sontak kedua orang tuanya menengok ke arah gadis mungil itu.

Merasa mendapat pembelaan dari putrinya, Loey menunjukkan senyum tengil pada Rosie. "Kau dengar itu? Mommy no no." Pria itu menirukan persis cara Hana berbicara.

Seketika rasa kesal dalam diri Rosie menguap entah kemana. Dan berganti menjadi tawa renyah yang mengalun bebas di udara.

Demi Tuhan, melihat Rosie tertawa seperti ini membuat hati Loey benar-benar merasa tertimpa ribuan bahkan jutaan kebahagiaan di muka bumi.

Senyum dan tawanya yang lama tak dapat Loey lihat itu kini tetap sama dan tak ada ubahnya. Melihat Rosie bahagia seperti ini, masih menjadi hal terfavorit bagi Loey. Dari dulu sampai kapanpun. Istri dan anaknya adalah kebahagiaan sejati untuk pria itu dari Tuhan.

Tatapan Loey masih enggan lepas dari Rosie yang terlihat ceria seperti ini. Dia begitu mengagumi kecantikan istrinya. Dengan wajah natural tanpa polesan make up sedikitpun sudah mampu membuatnya jatuh cinta tiap menit.

Mungkin definisi cinta tulus seperti ini.

Satu permintaan Loey pada Tuhan adalah agar tidak ada kata pisah lagi diantara mereka bertiga.

"Kenapa menatapku seperti itu?" Tanya Rosie menyadari kala dirinya terus ditatap oleh Loey.

Senyuman khas terpancar dari bibir pria itu. Lalu Loey mencondongkan wajahnya ke arah Rosie, namun wanita itu malah menghindar dari Loey. "Sudah kukatakan berhenti bertingkah seperti ini di hadapan Hana."

2 detik... Loey menoleh ke arah Hana dan Rosie secara bergantian.

Lalu tanpa menjawab apapun Loey memutuskan untuk tidak menggubris kalimat sang istri. Pria itu dengan sempurna mendaratkan bibirnya di permukaan kenyal milik bibir Rosie.

Loey mulai mengulumnya dengan lembut. Tak peduli istrinya itu belum memberikan respon apapun. Loey masih terus melumat dengan sangat hati-hati.

Lama-lama Loey merasa seseorang yang diciumnya itu memberikan respon yang baik. Rosie membalas lumatan itu dengan mata tertutup. Merasakan sensasi lucu dan menggelikan di dalam perutnya. Bagai ribuan kupu-kupu beterbangan di dalam sana.

Seringaian bahagia Loey tertahan diantara aktifitas ciuman mereka. Bagaimana pun dalam kesibukannya itu, Loey masih setia menjaga keseimbangan untuk tidak melepas Hana dari penjagaannya. Entahlah apa yang sedang dilakukan putri kecil mereka saat kedua orang tuanya melepas jutaan rindu dan memutus kecanggungan dalam komunikasi. Loey hanya berharap Hana tidak melihat dirinya dan Rosie yang tengah sibuk seperti ini.

Keduanya saling melepas pagutan mereka. Senyuman tipis terpoles di bibir Loey yang tampak semakin memerah. "Kau tidak khawatir Hana melihat kita tadi?"

"Aku berdoa sepanjang kita berciuman. Agar Hana tidak menolehkan pandangannya ke arah kita." Sahut Rosie dengan cengiran menggemaskan di mata Loey.

"Doamu itu terdengar konyol, sayang."

"Baiklah. Aku mengakuinya." Ujar Rosie terkekeh kecil.

"Ayo, mau ikut mengajari Hana berenang bersamaku?" Tawar Loey pada sang istri. Dan langsung dibalas dengan anggukan bersemangat.

Keluarga kecil itu benar-benar menghabiskan waktu bersamanya sore hari ini dengan bersenang-senang. Jika saja orang-orang melihat keharmonisan mereka pasti banyak diantara orang-orang itu yang akan merasa iri pada Loey dan Rosie.

🍁🍁🍁

"Biarkan aku bicara dengannya, Rosie." Pinta Alice pada adiknya. Gadis itu memutuskan untuk membicarakan hal ini secara empat mata dengan Loey.

(No) WAY BACK HOME 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang