Gimana sih ngadepin adik yang julidnya minta ampun?!
Haruto dan Lisa ditakdirkan untuk menjadi sepasang kakak beradik. Tapi kenyataannya mereka tidak menginginkan. Karena jika mereka di satukan akan terjadi percekcokkan, adu bacot, saling nggas gak...
Padahal aing lagi sakit! tetep aja bund laknatin aing! Jeongwoo yang berusaha sabar.
"Ya gue lupa, maap." kata Haruto memilih rebahan. Mengambil hp nya untuk bermain game.
Hyunsuk mencomot jajanan yang tadi mereka bawa untuk Jeongwoo. "Lo kok bisa lupa sih??" tanyanya heran.
Haruto membuka aplikasi gamenya. Menunggu permainan dimulai. "Gue udah lama netap dijepang, lupa kalo tuh anak kalo pake masker harus ditaburi minyak telon dulu maskernya." perjelasnya. Kedua temannya menggangguk. Tak habis fikir dengan keanehan Jeongwoo.
"Buruk sikut, holkay!!" seru Jeongwoo merebut ciki ditangan Hyunsuk. Cowok itu hanya menganga.
"Kenapa gak sekalian ditaburi kembang tujuh rupa aja." tambah Hyunsuk jahil.
"Harusnya iya, gue juga lupa, kalo nih anak masih idup. Kira gue udah netep di neraka." Jahil Haruto terkikik. Hyunsuk terbahak sambil melempar bantal kearah Haruto. "Si goblok!" membuat Jeongwoo tak segan-segan mengusir mereka.
"Balik sana lo pada!!"
"Kuy mabar!!" serunya. Hyunsuk ikut tengkurap diatas kasur. Membuka aplikasi game untuk join bersama Haruto. Jeongwoo dengan senang hati mencomot berbagai jajanan.
Eh bentar, perasaan kalau orang sakit itu gak nafsu makan deh. lah kok ini anak kaya gak makan lima windu ya??
Diem deh bund! gue lagi sebahagia-bahaginya orang bahagia jadi jan mulai deh. Bund kagak tau nih, kalau orang sakit harus banyak makan biar sembuh. Gitu kata dokter. Ah si bund kudet!
Bener juga kamu nak. Harus sakit dulu biar pinter ya.
Junkyu yang sedang mengerjakan soal kimia di meja belajar Jeongwoo berjalan kearah kasur. "Eh woi, Yedam telpon gue." Ujar Junkyu was-was. Mengingat mereka bolos sepagi ini.
"Angkat aja," suruh Hyunsuk masih bermain. "Eh.eh Naruto lo jangan kesebelah sini ege!" umpatnya ketika ia hendak kalah.
"Lo yang jangan kesitu tai!" balas Haruto sengit. Mereka heboh bermain.
Sedangkan Junkyu menarik nafas. Berusaha untuk tenang. Lalu ia mengangkat panggilan.
"Iya dengan saya Junkyu, anda siapa ya??" jawabnya. Jeongwoo yang sedang minum tersedak. Baru tahu orang kalem plus pinter modelan Junkyu bisa bloon juga.
"Siapa, siapa. Woi Junkyu kalem lo ama rakyat lo ditanyain pak Guguk noh!!" seru Yedam tak santai dikursinya. Karena cowok itu yang malah diintrogasi pak Guk Doo.
"Huh? Anjing diburu rakyat???" alibinya pura-pura budeg. Yang lain terbahak puas melihat cowok kalem itu cengengesan.
"Haish! Bangke lo ya!" alhasil Yedam, ketu kelas murka di kursinya membuat anak kelas pada keluar ketakutan. Mereka fikir Yedam sikalem kerasukan.
"Maaf pulsa anda habis. Hubungi nomor ini setelah anda wafat." kata Junkyu menirukan suara opelator.
"Haish bangke!! tut--" sambungan dimatikan oleh Junkyu.
"Si pinter bisa bego juga..." gumam Jeongwoo menganga dengan mulut penuh makanan.
Cowok itu menghela nafas panjang. Melentangkan tubuhnya diatas kasur. Menaruh kedua tanganya didepan dada. Yang lain masih terbahak.
"Gue kerasukan apa???"
💎💎💎
"Mah, masa Haruto tadi pulang duluan," adu Lisa didapur sore itu. Membuka kulkas untuk mengambil minum.
"Kamu tinggal kali," balas Mama yang sedang memotong buah Apel.
Lisa hampir saja tersedak. "Kan dia yang pulang duluan, aturan Lisa lah yang ditinggal." perjelas Lisa mengambil satu potong apel lalu mencomotnya.
"Mah, curiga gak?" tanya Lisa berjalan mengikuti mama keluar dari dapur.
"Curiga apanya?" tanya mama balik. Menaruh piring berisi potongan apel di meja. Lalu setelahnya duduk meraih remote tv.
Lisa ikut duduk disofa, lalu menopang satu kakinya. "Jangan-jangan Haruto bolos, mah aww" berdecak setelah mendapat jitakan dari belakang.
"Wah suka ngadi-ngadi nih kakak geblek!" seru Haruto ikut duduk disebelah Lisa. Mengambil minum ditangan Lisa. "Hause orang ganteng." katanya. Lisa berdecih geli.
Mama menatap Haruto. "Awas aja sampe bolos sekolah--"
"Gak ada yang bolos, mah." elak Haruto. "Ada juga yang bucin, tuh." gumam Haruto melirik sang kakak.
"Pokonya awas aja kalo diantara kalian ada yang bolos." ancam mama lalu kembali menonton acaranya.
Sekarang mama mereka sedang demam tanaman hias. Setiap pulang kerja pasti Araya membawa pot bunga. Membuat kedua anaknya cemburu karena harganya gak main-main.
"Apaan lo??" tanya Lisa sewot.
"Biasa aja kali, orang cuma ngomong doang, ada yang bucin!" sergah sang adik menyandarkan tubuhnya disofa. Lisa mencibir lalu beralih pada layar ponsel.
Haruto bergeser sedikit ketika Lisa membuka roomchat. Mengingat ia harus tau siapa pacar kakaknya ini.
Lisa tidak menyadari jika Haruto sedang melihatnya. Cowok itu tersenyum miring. Betapa tertegunnya ia ketika melihat layar ponsel Lisa ada foto Lisa yang tengah dirangkul oleh cowok.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Wah itukan, siterang benderang??
"Apaan lo??" tanya Lisa curiga setelah membalikkan hp-nya.
Haruto mencibir. "Dih, apaan coba." balasnya. Lisa mengambil tiduran diatas sofa. Membuat Haruto pindah duduk karena kaki sang kakak yang titumpangkan diatas pahanya.
Haruto membuka aplikasi whatsApp. Berinisiatif memberi tahu berita ini pada teman-temanya.
"Ru, mamah mau minta tolong," kata mama menoleh. Membuat Haruto menunda memberitahu tentang berita terbaru itu.
"Apaan mah?" sahutnya mengarah pada mama. Lisa tengah asyik senyum-senyum didepan hp-nya.
"Tolong siram semua tanaman mamah ditaman, ya." pinta Mama membuat Haruto menautkan alisnya tak habis fikir.
"Huh?"
"Siram tanaman mama ditaman,"
"Kan diluar lagi hujan, mah." balas Haruto tersenyum tipis menaikkan kedua alisnya.
"Kamu jangan misikin deh Ru, payung punya jas hujan punya. Pakai alesan ujan segala, udah sana." balas Mama gemas lalu kembali menonton sambil mencomot potongan apel. Membuat sepasang kakak beradik itu menganga ditempatnya.
