RANDOM

24.3K 4.1K 52
                                    

Selamat membaca...

Hari ini tepat sepuluh hari setelah acara jamuan teh di istana. Tidak ada hal istimewa yang terjadi. Recansa tidak banyak berinteraksi dengan para Putri Bangsawan. Ia terlalu malas untuk masuk dalam obrolan yang isinya saling memuji penampilan, membahas pria-pria potensial, sindir menyindir dengan nada halus. Ia akan sesekali menanggapi jika ada yang mengajaknya bicara, kemudian segera mencari celah untuk mengakhiri obrolan tersebut.

Satu hal yang Recansa syukuri, Putri Lyrica dan Monarin terlihat sangat akrab di jamuan tersebut. Monarin cukup pintar untuk menjadi teman bicara Putri Lyrica. Hal itu membuat para Putri Bangsawan tak bisa berkutit hanya sekedar untuk menolak kehadiran Monarin. Meskipun Recansa menangkap tatapan merendahkan dari para Putri Bangsawan pada Monarin.

Namun, tentu saja hal itu terasa kurang mengingat rencana yang ia susun untuk mempertemukan Pangeran Zev dan Monarin gagal. Meskipun begitu, Recansa mencoba untuk menikmati hidupnya yang tenang dan damai selama sepuluh hari ini, sembari menyusun rencana untuk segala kemungkinan yang akan terjadi. Ia merasa hidup kedepannya tidak akan mudah untuk di lalui, oleh karena itu ia sekarang banyak menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang ia suka.

Seperti saat ini, ia sedang berada di perpustakaan nasional yang berada di pusat kota Acran, ditemani Kate dan Monarin. Monarin yang memang antusias saat ia menyuarakan rencananya mengunjungi perpustakaan, saat ini tampak antusias membaca buku. Sementara Kate, meskipun tangannya sibuk membalik halaman buku. Percayalah, Kate tidak sedang membacanya.

"Nona, apa tidak sebaiknya buku itu dipinjam dan Nona membacanya dirumah?" Tanya Kate.

"Aku merasa bosan membaca dirumah. Aku butuh suasana baru" Jawab Recansa sambil terkekeh mengetahui Kate mulai bosan.

Kate hanya bisa menghembuskan napasnya 'Sabar' Batinnya.

"Nona, saya izin ke toilet sebentar" Ucap Monarin

"Ah iya silahkan" Recansa berucap tanpa mengalihkan tatapannya dari buku dihadapannya.

Kate berdehem "Bukankah pesta kemenangan Acran akan digelar sebentar lagi. Keluarga petinggi Acran akan diundang ke istana" Kate menjeda ucapannya untuk melihat reaksi sang Nona. Melihat Recansa yang diam, sudah menjadi tanda bahwa Recansa mengizinkan Kate melanjutkan perkataannya.

"Apa tidak sebaiknya Nona pergi ke butik madam Rose. Seingatku Nona belum memiliki gaun untuk ke pesta nanti" Lanjutnya.

"Aku akan menggunakan gaun yang ada saja. Kurasa aku memiliki beberapa gaun yang baru sekali ku pakai"

"Duchess tidak akan menyukainya." Protes Kate.

Recansa menghembuskan napasnya "Aku bahkan berencana tidak akan menghadirinya."

"Kenapa?" Suara itu berasal dari arah belakang Recansa, membuatnya segera menolehkan kepalanya.

"Yang Mulia. Hormat Saya. Kebahagiaan menyertai Anda" Penghormatan Kate menyadarkan Recansa dari rasa terkejutnya. Membuat ia segera bangkit dari duduknya dan memberikan penghormatan.

Saat ini dihadapannya telah berdiri Pangeran Zev beserta Madrox. Recansa mengedarkan pandangnya.

Sepi.

Sepertinya perpustakaan sengaja dikosongkan saat kedatangan sang Putra Mahkota. Namun bagaimana mungkin ia tak mendengar pengumuman kedatangan Pangeran Zev?

Ia mengumpat dalam hati, menyadari Pangeran Zev tak kunjung beranjak dari hadapannya juga tak mengeluarkan satu patah katapun. Jika sudah seperti ini ia harus apa?

Kemudian senyumnya terbit ketika sosok Monarin berjalan kearahnya.

'Cinta pandangan pertama rupanya' Batin Recansa saat melihat Monarin memandang Pangeran Zev penuh kekaguman, namun segera menunduk berusaha menutupi ketertarikannya.

Fight For My Life (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang