WANITA YANG TERPILIH

22.6K 3.6K 230
                                    

Selamat membaca...

Kereta kuda itu terus bergerak menembus jalanan yang tampak ramai, banyak orang berlalu lalang melakukan aktivitasnya, begitupun dengan kereta kuda para bangsawan yang melintasi jalanan.

Manik cokelat itu memandang heran gadis muda yang duduk disampingnya sambil memejamkan mata, terlihat sangat tenang. Bahkan terlalu tenang untuk ukuran orang yang akan menemui pemimpin dari Kerajaan Acran. Terlebih ini bukan sekedar kunjungan biasa, hari ini Recansa akan memberikan jawabannya terkait permintaan sang Raja.

"Kau menyembunyikan sesuatu?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Duchess Divalin seketika membuat Recansa membuka matanya dan mendapati sang Ibu yang memandang kearahnya dengan penuh selidik.

"Berprasangka buruk terhadap orang lain itu tidak baik bu." Ujar Recansa yang dibalas delikan oleh sang Ibu.

Recansa menghembuskan napasnya sebal, ia sering melakukan hal serupa seperti yang Ibunya lakukan pada Pangeran Zev. Dan kini ia mengerti kenapa Pangeran Zev tak menyukainya.

"Jadi apa jawabannya? Kau akan menyetujuinya kan?" Tanya Duchess Divalin penasaran.

Ia memang belum mengetahui jawaban apa  yang akan diberikan Recansa. Sejak kediamannya didatangi utusan Kerajaan yang membawa undangan jamuan untuk keluarga Duke Divalin serta membawa kabar jika Recansa harus memberikan jawabannya diacara tersebut, Duchess Divalin sudah sering bertanya terkait jawaban yang akan Recansa berikan, namun Recansa selalu menolak memberitahu apa jawabannya. Ia sampai ditegur suaminya karena terus mengekori Recansa kemanapun.

"Apapun jawaban Recansa, hormati, itu pilihannya" Begitu ujar Duke Divalin.

Mengingat itu Duchess Divalin merasa kesal sendiri, pikirannya tak pernah salah, kelakuan Recansa dengan Duke Divalin yang memanjakannya adalah kombinasi yang menyebalkan.

"Bersabarlah bu, tak lama lagi Ibu akan segera mengetahui jawabannya." Jawab Recansa disertai senyuman anggun, tanda bahwa ia tak ingin membahasnya.

Recansa membuka tirai disebelahnya, dimana terdapat sang Kakak yang menunggangi kudanya. Sedangkan sang Ayah yang juga menunggangi kudanya, berada disisi sebelah sang Ibu.

"Kakak, akhir musim panas nanti aku berencana mengunjungi pantai yang Kakak ceritakan tempo hari."

"Lebih baik kau mengunjunginya setelah selesai melakukan upacara pernikahan." Ujar Duchess Divalin yang seketika membuat Recansa segera memutarkan kepalanya.

"Dengan Suamimu. Sebagai bulan madu, mungkin." Penjelasan Duchess Divalin sontak saja membuat Duke Divalin yang mendengarnya terkekeh.

Recansa tersenyum canggung ketika sang Ayah membuka tirai. Mendadak ia merasa bersalah ketika menyadari bahwa pernikahannya dengan Pangeran Zev akan membuat kedua orangtuanya bahagia.

***

Pengumuman penjaga pintu istana utama Kerajaan Acran yang mengumumkan kedatangan keluarga Duke Divalin, menjadi pertanda bahwa mereka telah sampai tujuan. Duchess Divalin dan Recansa turun dari kereta kuda, yang masing-masing dibantu Duke Divalin dan Gionix.

Hari ini Recansa datang dengan mengenakan gaun yang terbuat dari bahan tulle berwarna kuning tanpa lengan yang memamerkan bahunya. Rambutnya dibuat satu kepangan dibelakang dengan menyisakan anak rambut dibagian depan.

Setelah mendengar kedatangan keluarga Duke Divalin, Raja dan Permaisuri, serta Pangeran Zev dan Putri Lyrica secara langsung menyambut kedatangan mereka sejak turun dari kereta kuda.

Fight For My Life (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now