BERTEMU

26.2K 4.2K 41
                                    

Selamat membaca ya...

"Tidak salah lagi, Putra Mahkota memang sesuai apa yang orang-orang gambarkan"

"Rambutnya yang hitam, mata birunya seindah lautan, garis wajahnya yang tegas, pembawaannya yang berwibawa. Nona seharusnya tidak berdiri sangat jauh tadi agar dapat melihatnya"

"Bagaimana aku harus mengatakannya. Kata tampan saja tidak cukup" Lanjut Kate.

Sungguh rasanya kuping Recansa sangat sakit mendengar Kate yang setelah melihat iring-iringan Pangeran Zev beserta pasukannya, ia tak henti berceloteh tentang betapa 'luar biasa-nya' sang Pangeran.

Putri Recansa sangat mencintai Raja, namun Raja tak tertarik kepadanya. Raja lebih tertarik pada pelayan Putri Recansa yang bernama Monarin. Rambut merahnya yang langka, senyumnya yang terasa hangat, pembawaanya yang lembut membuat Raja jatuh hati.

Putri Recansa yang mengetahui itu marah dan merencanakan pembunuhan terhadap pelayannya, namun beruntung Raja segera tahu dan sesuai hukum keras di kerajaan Acran tentang menghilangkan nyawa seseorang yang tidak bersalah.

Akhirnya Raja menghukum Putri Recansa dengan memenjarakannya seorang diri disebuah kastil. Namun hal itu tidak membuat Putri Recansa berhenti melakukan berbagai cara untuk menyingkirkan Putri Monarin, hingga Raja mengeluarkan perintah untuk memenggal Putri Recansa.

Tiba-tiba tiap kata dibuku itu teringat. Rasanya ia ingin menangis saat ini juga jika tak ingat jika dirinya sudah ada di halaman sekolah.

"Recansa" Seorang wanita paruh baya dengan wajah nyaris menyerupai ibunya memanggil dirinya didekat pintu ruangannya.

"Bibi Domita" Recansa bersorak senang setelah lama tak bertemu sang Bibi.

"Sudah lebih baik?" Bibi Domita memperhatikan Recansa dari atas sampai bawah untuk memastikan keponakannya itu tidak terluka.

"Dua minggu ini hidupku baik dan damai. Tapi semua itu sudah hilang tadi pagi" Jawabnya merujuk pada ibunya, yang dimengerti oleh sang Bibi.

"Tidak salah lagi, Recansa memang seperti yang orang-orang gambarkan" Recansa tersentak ketika mendengar kata-kata yang mirip dengan yang Kate ucapkan untuk Pangeran Zev.

Seorang wanita, bagaimana cara menggambarkannya, cantik saja tidak cukup. Wanita itu berjalan dari arah ruangan Bibi Domita disertai senyuman menghiasi wajah 'sangat' cantiknya.

"Putri Lyrica, Putri dari Yang Mulia Agung" Bisik Bibinya.

Recansa tak kuasa menahan rasa kagetnya. Beruntung ia segera menguasai diri. "Yang Mulia, Hormat saya. Kebahagiaan menyertai anda" Recansa mengangkat gaunnya dan sedikit membungkuk memberikan hormat.

"Salam kenal Recansa. Senang bertemu denganmu" Putri Lyrica tersenyum sangat lebar dan memandang Recansa penuh ketertarikan.

Recansa tersenyum kemudian menunduk "Begitupun saya Yang Mulia"

Putri Lyrica memperhatikan Recansa sekali lagi. Membuat Recansa berpikir ada yang salah dari penampilannya.

Hari ini ia menggunakan gaun berlengan panjang sederhana berwarna peach dengan hiasan pita dibagian depan. Rambut panjangnya ia urai sebagaian serta sebagian lainnya terikat dihiasi hiasan rambut berbentuk bunga berwarna putih.

Recansa melirik Kate seolah bertanya 'Apakah ada yang salah dari penampilanku?' dan dijawab sebuah gelengan dari Kate.

Mata Recansa sedikit membesar ketika mengingat bahwa Putri Lyrica adalah adik dari Pangeran Zev. Mungkinkah kedatangan Putri Lyrica berkaitan dengan kuda kesayangan sang Pangeran?

Fight For My Life (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now