02

949 45 1
                                    










"KAK BANGUN! INI BANG VARO UDAH NUNGGUIN DARI TADI!!" Tian _adik satu satunya Rayna_ menggedor pintu kamar Rayna kuat kuat.

Tak mendapat jawaban apapun, Tian dengan kesal meninggalkan kamar itu menuju sofa ruang keluarga, lagi.

"Dasar kebo. Harus disiram air comberan dulu kayaknya. Heran gue, kenapa bang varo mau mau aja sama yang model begituan." Gerutunya kembali bergabung dengan varo yang tengah duduk disana.

"Kak Aya tuh orangnya ceroboh, kamarnya aja udah kaya kandang bebek, naruh barang suka lupa sendiri. Apa lagi kalo disuruh bangun, susah banget, udah kayak mati suri." Tian terus menggerutu tapi tangannya dengan lincah memainkan stik ps digenggamannya.

"Kayak gitu juga dia kakak kamu." Varo yang juga fokus dengan layar di depannya menanggapi grutuan tian.

"Bukan kakak gue, gue nggak punya kakak yang modelnya kayak dia." Ucap Tian bergidik ngeri.

"Bang varo kok masih betah si sama kak aya." Tanya Tian tapi hanya mendapat senyuman dari Kaivaro.

"Hoooaaaamm....." kedua laki laki tadi menolehkan pandangannya ke kanan, menemukan Rayna yang tengah menguap sambil merenggangkan badan dengan penampilan acak acakan khas bangun tidur.

"Lo ngobrol sama sia_PAAAAA?!!" Rayna langsung menutupi wajahnya dengan kedua tangannya lalu berbalik memunggungi kedua laki laki yang tengah menatapnya.

"Tuh kan, liat tuh. Siapa yang nggak ilfiel sama perempuan kayak gitu." Tian mencibir kakaknya.

"Gue denger ya ian." Ucap Rayna. "Kamu ngapain kesini Kai? Kok nggak ngabarin dulu kalau mau kesini." Lanjutnya masih diposisi.

"Kamu mandi gih." Jawab varo singkat.

"Mau kemana?" Rayna membalikkan tubuhnya menghadap Kaivaro.

"Itu beleknya diilangin dulu napah. Jorok banget iuh." Tian kembali mencibir kakaknya. Rayna mendengus kesal lalu berbalik pergi menuju kamar.

✴✴✴

"Ian, pinjem charger." Tian ngangguk lalu pergi kekamarnya mengambil benda yang dimaksud Kaivaro.

Sudah hampir dua jam Kaivaro nunggu Rayna yang katanya mau mandi. Tapi mungkin dia luluran dulu. Bukan hal baru buat Kaivaro, dia selalu dihadapkan dengan hal seperti ini jika menunggu Rayna bersiap siap. Untung Tian bisa dijadikan teman menunggu, mereka selalu mabar video game disela kegiatan menunggunya. Varo sangat akrab dengan saudara pacarnya itu. Baginya Tian sudah seperti adiknya sendiri.

"Nih bang." Tian ngasih charger ke Kaivaro. "Kak Rayna lama banget sih, jangan jangan tidur lagi. Perlu gue panggilin bang?" Tian menawarkan.

"Nggak usah, biar aku aja." Jawab Kaivaro sambil mencharger ponselnya.

"Kalo tidur lagi, siram air aja bang." Varo cuma terkekeh menggelengkan kepalanya, lalu menuju kamar Rayna.


.

Tok tok tok

"Masuk aja." Ucap Rayna dari dalam kamar. Varo membuka pintunya lalu melangkah masuk.

"Udah?" Tanyanya membuat perempuan yang tengah duduk di meja rias menoleh padanya.

"Udah, tapi aku masih bingung." Ucap Rayna menatap berbagai benda tabung kecil dimeja riasnya.

Kaivaro mendekat. "Kenapa?" Tanya dia begitu berdiri disamping Rayna.

Rayna mendongak menatap kekasihnya lewat cermin. "Pake lipstick warna apa ya cocoknya?" Ia bertanya memilih lipstick dan mencobanya dilengan tangannya.

My One Coldness Boyfriend ( Kim Jong In )Where stories live. Discover now