BAB EKSTRA 330 - TEMAN KENCAN XUE MENG YANG BANYAK TINGKAH (5)

1K 77 60
                                    

English translator: @ineluctablem on Twitter; danteriordan on Tumblr.



Taxian-Jun belum pernah merasa diperlakukan sangat tidak adil seperti ini sebelumnya. Bahkan perasaan ini tidak bisa disandingkan dengan perasaannya ketika pergi turun gunung untuk membantu orang-orang bercocoktanam dan memotong kayu bakar, serta menggembalakan babi dan mengasuh anak.

Dia melakukan sederet pekerjaan tersebut di luar Gunung Nanping demi mendapatkan uang sakunya sendiri, dan dilakukan dalam penyamaran. Taxian-Jun hanya memakai satu nama samaran, Gou-Zongshi.

(Gou: artinya 'tidak peduli' tapi pelafalannya juga sama seperti 'gou' yang berarti 'anjing')

Masih tidak jelas apakah nama ini membuatnya merasa senang atau malah cemas. Sebenarnya, kebanyakan penduduk desa akan mengatakan sesuatu yang baik ketika membicarakan Gou-Zongshi. Mereka memuji Gou-Zongshi yang kuat seperti penjahat. Selama kau membayarnya, dia akan bekerja. Ketika dia selesai, dia akan pergi tanpa mengeluh. Dia buruh harian yang cukup memuaskan.

Masalahnya hanya satu, orang ini suka menyombongkan diri, dan berkali-kali menyebutkan sesuatu seperti, "Ini mengingatkanku saat aku masih memiliki ribuan pelayan." Atau "Ini mengingatkanku saat aku masih bergelimang harta." Dan sebagainya.

Ketika amarahnya tersulut, dia selalu mengancam akan memenggal kepala orang-orang. Ketika sedang menjaga seorang anak, dia juga akan mengancam akan memenggal kepala anak itu. Akibatnya, ketika majikannya bilang upahnya akan dikurangi, dia hanya bisa memaksakan diri untuk tersenyum yang jelas-jelas kelihatan tidak tulus dan mengayun-ayun anak itu sampai menangis ketakutan.

Sambil mengertakkan gigi, Taxian-Jun menenangkan anak di dalam gendongannya, "Timang, timang, timang anakku sayang di Jembatan Naihe~ Nenek Meng bilang aku anak baik~"

Ketika anak itu tertawa dan majikannya pergi, tidak lagi memperhatikan mereka berdua, Taxian-Jun berbisik dengan gigi terkatup rapat, "Lihat saja kau nanti! Ketika Chu Wanning tidak melihatnya, yang mulia ini akan membawa lari semua harta para penduduk desamu! Bah!"

Kali ini berbeda. Kali ini Taxian-Jun tidak menyamar, juga tidak memakai nama samarannya.

Xue Meng mengotori seluruh jubah Kaisar Agung Taxian-Jun dengan muntahannya, jadi mau tidak mau dia harus membuang jubah itu. Sekarang, dia memakai jubah dalam biasa yang sederhana, terlihat seperti buruh miskin yang menyedihkan.

Lebih parah lagi, Taxian-Jun masih harus mengepel lantai. Saat semua orang tidur, dia menjadi satu-satunya orang yang masih terjaga.

Taxian-Jun, dengan ekspresi jijik, menggendong Xue Meng di punggungnya menuju kamar tamu, melemparnya ke ranjang, lalu melemparnya dengan selimut.

"Kau pemabuk payah sialan!"

Dia mengangkat tangan dan menampar wajah Xue Meng.

Xue Meng menanggapinya dengan lenguhan dan ringisan.

Taxian-Jun berdiri menatap Xue Meng sebentar, merasa semua yang dilakukan tidak terlalu berguna, kemudian pergi.

Tapi Taxian-Jun tidak menuju kamarnya, dia meminta penjaga toko untuk membelikan beberapa kendi anggur, dan menuju tangga penginapan, duduk di sana sendirian dan tenggelam dalam kesedihan.

Dia mabuk, dan menatap lekat-lekat pintu kamar Chu Wanning.

Dia sengaja membuat gaduh, bergerak dengan lebay hingga menimbulkan bunyi berisik, berharap Chu Wanning akan menanggapinya.

Sayangnya semua orang sudah sibuk bekerja seharian, dan orang yang akhirnya memberikan tanggapan malah seorang tamu lain di penginapan itu. Dia melongokkan kepala dan berteriak, "Kau gila?!"

HUSKY AND HIS WHITE CAT SHIZUN - EXTRA PARTS (Terjemahan Bahasa Indonesia)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن